UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4.1 Validasi Metode Analisis Timokuinon 4.4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Uji Linieritas
Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan melihat respon KCKT terhadap analit timokuinon dengan tujuh seri konsentrasi standar, yaitu 0,5 , 10 , 20
, 30 , 50 , 100 , 500 μgmL Hadad , et al ., 2012. Mula- mula dibuat larutan induk
500 μgmL pada labu ukur 25 mL, kemudian dilakukan pengenceran hingga
mendapatkan 7 seri konsentrasi standar. Dari hasil analisis deret standar tersebut didapat luas puncak kromatogram yang berbeda-beda. Nilai dari luas puncak
diplotkan ke dalam sumbu-y, sedangkan deret konsentrasi standar diplotkan ke dalam sumbu-x, sehingga terbentuklah kurva kalibrasi dengan persamaan y
=1,278x + 1,7567.
Gambar 4.1 Kurva kalibrasi timokuinon
Linieritas merupakan kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel.
Berdasarkan hasil kurva kalibrasi, diperoleh persamaan y =1,278x + 1,7567. Dari persamaan tersebut diperoleh nilai intersep yang dilambangkan dengan a =1,7567
yang berarti kurva tersebut memotong sumbu-y di titik + 1,7567. Sedangkan nilai b = 1,278. Nilai b mempresentasikan nilai slope atau kemiringan atau gradien dari
kurva tersebut, sedangkan untuk nilai r = 0,9997. Nilai r merupakan koefisien korelasi. Syarat diterimanya nilai koefisien korelasi adalah jika nilai r 0,9990
FDA, 2001 . Jika ditinjau dari hasil nilai r pada percobaan ini yaitu 0,9997, maka kurva kalibrasi tersebut telah memenuhi syarat.
y = 1,278x + 1,7567 R² = 0,9997
100 200
300 400
500 600
700
100 200
300 400
500 600
Konsentrasi μgmL
L ua
s Punc
ak mAU
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4.3 Pengukuran Batas Deteksi LOD dan Batas Kuantitasi LOQ
Dengan menggunakan data kurva kalibrasi, kemudian dihitung nilai LOD dan LOQ. Hasil uji LOD dan LOQ dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 . Hasil uji batas deteksi, batas kuantitasi dan koefisien fungsi
Parameter Nilai
Simpangan Baku Residual S yx 3,69
Batas deteksi LOD 8,67
μgmL Batas Kuantitasi LOQ
28,9 μgmL
Di antara keunggulan teknik analisis menggunakan instrumen adalah kemampuannya mendeteksi dan menentukan kadar analit yang sangat kecil
dibandingkan dengan metode analisis klasik
.
Batas deteksi dan batas kuantitasi metode perlu ditentukan kalau metode tersebut digunakan untuk menganalisis
sampel yang mengandung analit berkadar rendah, seperti pada analisis obat dalam cairan tubuh, analisis metabolit sekunder dalam kultur jaringan, atau analisis pada
uji disolusi obat, sedangkan untuk sampel dengan konsentrasi analit tinggi tidak mutlak diperlukan pengujian LOD dan LOQ, hanya saja dalam penelitian ini uji
LOQ tetap dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria akurasi dan presisi yang baik,
sehingga dari hasil pengujian LOQ ini akan menjadi acuan dalam pemilihan sampel mana yang akan diuji presisi dan akurasinya. Dari hasil uji LOD dan LOQ ini
didapat konsentrasi terendah yang dapat memenuhi kriteria presisi dan akurasi yang baik adalah 8,67
μgmL dan 28,9 μgmL.
4.4.4 Selektivitas
Pada percobaan ini selektivitas dinilai dari ketiadaan peak-peak senyawa lain yang berhimpit atau bersinggungan dengan peak TQ dan persamaan waktu
retensi peak TQ pada kromatogram standar dengan waktu retensi peak TQ pada kromatogram sampel .