Pembuatan Larutan Induk Timokuinon Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Analisis Timokuinon Penentuan Komposisi Fase Gerak Analisis Timokuinon

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Analisis Timokuinon

Sebelum memasuki tahap analisis, perlu dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum analisis timokuinon. Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet, diperoleh serapan maksimum timokuinon yaitu pada panjang gelombang 252 nm. Berdasarkan penelitian Hadad 2012 panjang gelombang timokuinon berada pada kisaran 250-260 nm. Penentuan panjang gelombang analisis ini guna meningkatkan selektivitas dan sensitivitas senyawa yang dianalisa. Spektrum serapan timokuinon dapat dilihat pada lampiran 2.

4.2 Penentuan Komposisi Fase Gerak Analisis Timokuinon

Untuk menghasilkan kromatogram yang baik maka dilakukan pemilihan fase gerak dengan kondisi optimum KCKT. Pada percobaan pertama, fase gerak yang digunakan adalah metanol : air 60 : 40 vv dengan detektor UV-Vis, panjang gelombang 252 nm, laju alir 1,5 mL menit dengan volume injeksi 20 μL. Pada percobaan kedua, fase gerak yang digunakan adalah metanol : air 65 : 35 vv dengan detektor UV-Vis, panjang gelombang 252 nm, laju alir 1,5 mL menit dengan volume injek si 20 μL. Pada percobaan ketiga, fase gerak yang dicobakan adalah metanol : air 70 : 30 vv dengan detektor UV-Vis, panjang gelombang 252 nm, laju alir 1,5 mL me nit dengan volume injeksi 20 μL. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, komposisi fase gerak yang dipilih adalah percobaan yang ketiga, yaitu pada komposisi fase gerak metanol : air 70 :30. Komposisi fase gerak ini dipilih karena menghasilkan nilai asimetrisitas yang memenuhi syarat jika dibandingkan dengan komposisi fase gerak lainnya dan memiliki waktu retensi paling cepat dibanding dengan komposisi fase gerak lainnya sehingga waktu analisis lebih cepat dan efisien. Gambar masing-masing kromatogram tercantum pada lampiran 3. Data mengenai komposisi fase gerak tercantum pada tabel 4.1. 26