UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengobatan  herbal  masih  menjadi  pilihan  utama  oleh  sekitar  75-80 populasi dunia sebagai kebutuhan primer kesehatan mereka, karena mudah diterima
tubuh dan efek samping yang rendah Kamboj, 2000. Penggunaan obat bahan alam terus  meningkat  dari  tahun  ke  tahun,  baik  yang  digunakan  untuk  menjaga  dan
meningkatkan kesehatan, maupun untuk pengobatan penyakit. Hal ini terjadi pada negara-negara  berkembang  seperti  Indonesia  dan  juga  pada  negara-negara  maju
BPOM,  2011.  Salah  satu  obat  bahan  alam  yang  sering  digunakan  dalam pengobatan  alternatif  adalah  habbatussauda  atau  jinten  hitam  Nigella  sativa  L.
Yulianti dan Junaedi, 2006. Jinten  hitam  Nigella  sativa  L.  merupakan  salah  satu  tanaman  yang
tumbuh subur di wilayah tropis. Tanaman ini termasuk famili Ranunculaceae, yang merupakan  tanaman  berbiji.  Jinten  hitam  juga  tergolong  tanaman  gulma  yang
tumbuh  semusim  dengan  tinggi  20-50  cm.  Penyebaran  tanaman  ini  meliputi wilayah Mediterania Timur hingga ke wilayah India dan Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Jinten hitam telah lama dimanfaatkan sebagai tanaman obat khususnya pada bagian biji. Selain telah lama digunakan sebagai obat tradisional, tanaman ini
juga banyak digunakan sebagai bumbu masakan di daerah Timur Tengah. Menurut sejarah, jinten hitam ini telah digunakan sebagai obat tradisional sejak 2000-3000
tahun sebelum Masehi di daerah Timur Tengah Gilani, et al., 2004. Sebagian besar aktivitas farmakologis jinten hitam dihasilkan dari minyak
atsiri dan minyak statis  fixed oils  Nickaver, et al., 2003. Minyak atsiri jinten hitam terbukti memiliki efek antihelmintik Agarwal et al., 1979, antinematodal
Akhtar  dan  Riffat,  1991,  antimikroba  Hanafy  dan  Hatem,  1991  dan  antivirus Salem  dan  Hossain,  2000.  Selain  itu,  minyak  yang  diekstraksi  dari  biji
menghasilkan berbagai aktivitas farmakologis seperti antihistamin El-Dakhakhny, 1965, diuretik, antihipertensi Zaoui et al, 2000, hipoglikemik Al-Hader, et al.,
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1993,  hepatoprotektif  Daba  dan  Abdel-Rahman,  1998,  sakit  kepala,  perut kembung, pembekuan darah, rematik dan radang  Boulos, 1983.
Senyawa utama dari tanaman jinten hitam adalah timokuinon TQ yang terkandung dalam  essential oil nya volatile oil, atau minyak atsiri. Timokuinon
adalah  senyawa  yang  terbukti  bertanggung  jawab  terhadap  berbagai  aktivitas farmakologis  yang  dimiliki  oleh  Nigella  sativa.  Sifat  terapeutik  dari  timokuinon
meliputi anti-oksidan Mansoor, et al., 2002, anti-inflamasi Umar, et al., 2012, anti-diabetes Pari, 2009, hepatoprotektif Abdel-Wahab, 2013 , saraf Al-Majed,
et al., 2006, anti-kanker Gali-Muhtasib et al., 2006, anti-ulseratif Arslan, et al., 2005,  antimikroba  Harzallah,  et  al.,  2011,  imunomodulator  El-Mahmoudy,  et
al., 2002. Produk minyak jinten hitam sangat populer di Indonesia, sehingga banyak
produsen obat herbal yang memproduksi minyak jinten hitam dengan harga yang bervariasi.  Klaim  khasiat  jinten  hitam  yang  disetujui  oleh  BPOM  adalah  untuk
memelihara kesehatan BPOM, 2009. Burits dan Bucar 2000 menemukan adanya perbedaan kadar timokuinon  minyak jinten hitam yang telah dipasarkan. Perbedaan
kadar timokuinon dapat berpengaruh pada aksi farmakologinya karena timokuinon telah  diketahui  sebagai  senyawa  marker  aktif  sehingga  penting  untuk  diketahui
kadar  timokuinon  dalam  minyak  jinten  hitam  karena  belum  adanya  standarisasi kadar timokuinon pada setiap produk minyak jinten yang beredar. Oleh karena itu,
penting untuk dilakukan analisis kadar timokuinon dalam  minyak jinten hitam. Dalam  analisis  kadar  senyawa  timokuinon,  adanya  komponen  atau
senyawa lain dalam minyak jinten hitam membutuhkan suatu metode analisis yang mempunyai  selektivitas  dan  sensitivitas  tinggi.  Metode  analisis  dengan
Kromatografi  Cair  Kinerja  Tinggi  merupakan  perkembangan  teknik  pemisahan menggunakan  teknologi  kolom,  sistem  pompa  tekanan  tinggi,  dan  detektor  yang
sensitif, sehingga menjadi suatu sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi Gandjar dan Rohman, 2007.
Sebelumnya,  telah  dilakukan  penelitian  oleh  Hadad  2012  tentang pengembangan metode analisis timokuinon dalam minyak biji jinten hitam dengan
menggunakan  instumen  Kromatografi  Cair  Kinerja  Tinggi.  Kondisi  analisis menggunakan fase terbalik dengan sistem elusi isokratik, laju alir 1,5 mlmenit, fase
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
gerak  air  :  metanol  40  :  60,  kolom  C18  250 × 4,6 mm, panjang  gelombang
deteksi uv pada 254 nm, menghasilkan waktu retensi sekitar 10 menit. Suatu  metode  analisis  baru  dapat  dipakai  atau  digunakan  bila  telah
dilakukan validasi yang kondisinya disesuaikan dengan laboratorium dan peralatan yang  tersedia,  meskipun  metode  yang  akan  dipakai  tersebut  telah  dipublikasikan
pada  jurnal,  buku  teks  atau  buku  resmi  seperti  farmakope.  Hal  ini  dikarenakan adanya  perbedaan  dan  keterbatasan  alat,  bahan  kimia  atau  kondisi  lain  yang
menyebabkan metode tersebut tidak dapat diterapkan secara keseluruhan, sehingga sering dilakukan modifikasi, penyederhanaan maupun perbaikan metode, akibatnya
metode tersebut harus divalidasi dengan cara yang benar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum dan metode analisis timokuinon
dalam  minyak  jinten  hitam  Nigella  sativa  L.  secara  Kromatografi  Cair  kinerja Tinggi dengan nilai validitas yang baik, sehingga dapat digunakan untuk penetapan
kadar timokuinon dalam minyak biji jinten hitam.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimanakah kondisi optimum dan metode yang valid untuk menganalisis kadar  timokuinon  dalam    minyak  biji  jinten  hitam  Nigella  sativa  L.  secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan kondisi yang optimum dan  metode  yang  valid  dalam  menganalisis  kadar  timokuinon  pada  minyak  biji
jinten hitam Nigella sativa L.  secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kondisi yang optimum  dan  metode  yang  valid  dalam  menganalisis  kadar  timokuinon  pada
minyak  biji  jinten  hitam  Nigella  sativa  L.    secara  Kromatografi  Cair  Kinerja
Tinggi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jinten Hitam
Nigella sativa L. 2.11
Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ranunculales
Famili : Ranunculaceae
Marga : Nigella
Spesies : Nigella sativa Hutapea, 1994.
2.1.2  Sejarah Tumbuhan
Tumbuhan ini telah digunakan sebagai pengobatan herbal selama lebih dari 2000  tahun  Hawsawi,  et  al.,  2001.  Bagian  tumbuhan  yang  digunakan  untuk
pengobatan  adalah  bijinya.  Biji  Nigella  sativa  memiliki  peran  medis  dan  telah diaplikasikan  dalam  sistem  pengobatan  herbal  tradisional  di  Arab  dan  Yunani.
Akhir-akhir ini, biji Nigella sativa dilaporkan telah menunjukkan efek farmakologis yang  meliputi  antihelmintik,  anticestoda,  dan  antischistosoma,  antibakterial,
antifungi,  antiviral,  antioksidan,  memiliki  aktivitas  antiinflamasi,  serta  dapat meningkatkan respon imun yang dimediasi sel T Abdulelah dan Abidin, 2007.
2.1.3 Deskripsi Tumbuhan
Nama  lainnya  adalah  Black  Seed  Inggris  atau  Habattusauda  Arab. Nigella sativa merupakan tumbuhan berbunga yang berasal dari Asia Barat Daya.
Meskipun Nigella sativa merupakan tumbuhan asli daerah mediterania, namun juga
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telah banyak tumbuh di belahan dunia lain, yang meliputi Arab Saudi, Afrika Utara, dan sebagian Asia Hosseinzadeh, et al., 2007.
Tumbuhan ini tumbuh hingga mencapai tinggi 20-30 cm, dengan daun hijau lonjong,  ujung  dan  pangkal  runcing,  tepi  beringgit,  dan  pertulangan  menyirip.
Bunganya  majemuk,  bentuk  karang,  kepala  sari  berwarna  kuning,  mahkota berbentuk corong berwarna antara biru sampai putih, dengan 5-10 kelopak bunga
dalam  satu  batang  pohon  Hutapea,  1994.  Tanaman  jinten  hitam  juga  memiliki mahkota bunga pada umumnya delapan dan bentuk agak memanjang namun lebih
kecil  dari  kelopak  bunga.  Memiliki  bibir  bunga  dua,  bibir  bagian  atas  pendek, lanset,  ujung  memanjang  berbentuk  benang  dan  bibir  bagian  bawah  bawah
memiliki  ujung  tumpul.  Benang  sari  banyak  dan  gundul,  kepala  sari  jorong, berwarna kuning, dan sedikit tajam. Memiliki buah dengan bentuk bulat telur atau
agak  bulat.  Biji  hitam,  jorong  bersundut  tiga  dan  tidak  beraturan  yang  sedikit membentuk kerucut, panjang 3 mm, berkelenjar Materia Medika Jilid III, 1979.
Biji  jinten  hitam  agak  berbentuk  limas  ganda  dengan  kedua  ujunganya meruncing,  limas  yang  satu  lebih  pendek  dari  yang  lain,  bersudut  3  sampai  4,
panjang  1,5  mm  sampai  2  mm.  Lebih  kurang  lebih  1  mm.  Permukaan  luar  biji berwarna hitam kecoklatan, berbintik-bintik, kasar dan berkerut, terkadang dengan
beberapa  rusuk  membujur  atau  melintang.  Pada  penampang  melintang  biji  akan terlihat kulit biji berwarna coklat kehitaman sampai hitam Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1979
Gambar 2 .1 Biji Jinten Hitam Nigella sativa L.
Sumber : Katzer, 2004