UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioavailibilitas dan Bioekivalensi PBB serta laboratorium-laboratorium penunjang lainnya di Program Studi
Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak bulan Maret hingga bulan Juni 2016.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Penelitian ini menggunakan alat-alat berupa Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dionex UltiMate
®
3000 yang terdiri dari; pompa, autosampler, kolom Acclaim
®
Polar Advantage II C18; 3 μm; 4,6 x 150 mm, detektor UV, program
komputer PC Chromeleon
®
. Spektrofotometer Ultraviolet-Visibel Hitachi U- 2910, ultrasonik Branson 5510, dry vacuum pump Welch, labu ukur,
erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk, spatula, mikropipet, pipet tetes, aluminium foil, neraca analitik, vortex, syringe.
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah, timokuinon standar 99,0 Sigma Aldrich, minyak biji jinten hitam diperoleh dari perusahaan
lokal, aquadest, metanol HPLC Grade Merck, air HPLC Grade.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Timokuinon
Ditimbang sebanyak 12,5 mg timokuinon. Dilarutkan dalam metanol hingga volume akhir 25 ml. Diperoleh konsentrasi sebesar 500
μgmL. Konsentrasi 500 μgmL digunakan sebagai larutan induk. Dilakukan pengenceran untuk
mendapatkan larutan dengan konsentrasi tertentu.
3.3.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Analisis Timokuinon
Dibuat spektrum serapan ultraviolet larutan timokuinon dengan konsentrasi 2
μgmL. Dipipet 0,1 mL larutan induk timokuinon dalam labu ukur 25 mL kemudian dilarutkan dalam metanol hingga volume akhir 25 mL. Diukur pada
panjang gelombang 200 – 400 nm menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel,
ditentukan panjang gelombang maksimumnya Hadad et al ., 2012.
3.3.3 Penentuan Komposisi Fase Gerak Analisis Timokuinon
Dibuat larutan standar timokuinon pada konsentrasi 50 μgmL. Dipipet 2,5
mL larutan induk timokuinon dalam labu ukur 25 mL kemudian dilarutkan dalam metanol hingga volume akhir 25 mL. D
iinjeksikan sebanyak 20 μL pada komposisi fase gerak metanol : air pada perbandingan 60:40, 65:35, dan 70:30 dengan
kecepatan alir 1,5 mLmenit dan dideteksi pada panjang gelombang terpilih, kemudian dicatat waktu retensi, luas puncak, jumlah plat teoritis, HETP Height
Equivalent Theoritical Plate, asimetrisitas, dan RSD Relative Standard Deviation Gandjar Rohman, 2007.
3.3.4 Uji Kesesuaian Sistem
Larutan standar timokuinon pada konsentrasi 50 μgmL diinjeksikan
sebanyak 20 μL ke alat KCKT dengan fase gerak terpilih, diulangi sebanyak lima
kali. Kemudian dihitung jumlah plat teoritis, HETP Height Equivalent Theoritical Plate, asimetrisitas, dan RSD Relative Standard Deviation dari waktu retensi
dan luas puncak Gandjar Rohman, 2007.