No. Lokasi Kejadian
Longsor Titik Koordinat
Tingkat Kerawanan
Longsor 14 Cibunian RW 07
06
o
40’50,7” LS 106
o
38’04,3”BT Rawan
15 Gunung PicungKp.
Pasar Kemis RT 0203
06
o
39’03,3” LS 106
o
40’10,9”BT Rawan
16 Cibitung KulonKp.
Kaung Gading RT 0102
06
o
39’36,5” LS 106
o
38’38,9”BT Rawan
17 CibunianKp. Muara II RT 0201
06
o
42’36,5” LS 106
o
38’00,8”BT Sangat rawan
Pada tabel diatas, dapat ditemukan bahwa terdapat 17 titik kejadian longsor tahun 2011-2015 dengan tingkat kerawanannya. Untuk tingkat
kerawanan yang kurang rawan longsor ditemukan hanya 1 lokasi saja, yaitu berada di desa Gunung Menyan. Untuk daerah rawan longsor ditemukan
sebanyak 13 titik dan menjadi daerah dominasi rawan longsor. Sedangkan tingkat sangat rawan terdapat 3 titik, yaitu desa Cibunian, Ciasmara, dan desa
Ciasihan. Berikut akan di deskripsikan masing-masing tingkat kerawanannya berdasarkan PVMBG.
a. Daerah Kurang Rawan Longsor
Daerah kurang rawan longsor adalah daerah yang memiliki potensi longsor yang kecil. Sebab, dari hasil pengolahan data menunjukkan nilai
≤2,5. Daerah yang termasuk kategori kurang rawan longsor seluas 256,82 ha atau sekitar 2,05. Desa yang termasuk kategori kurang rawan hanya
sebagian kecil saja, yaitu desa Cimayang, Gunung Menyan, Cibunian, Pasarean, Gunung Sari, dan desa Gunung Bunder 2. Kejadian longsor yang
memiliki tingkat kerawanan rendah umumnya terjadi di kemiringan lereng datar 0-8 landai 8-15 hingga agak curam 15-25 dengan bentang
lahan dataran rendah hingga berombak. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis tanah Mediteran dan Aluvial. Jenis alluvial merupakan
jenis tanah yang cukup peka terhadap erosi. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan ialah perkebunan dan sawah. Berdasarkan hasil survei lapangan,
perkebunan banyak ditumbuhi pohon singkong dan pisang. Meskipun pada daerah kurang rawan longsor terdapat dataran rendah, longsor akan tetap
berpotensi terjadi apabila terdapat tanah tidak kedap air dan hujan dengan intensitas tinggi.
b. Daerah Rawan Longsor
Daerah rawan longsor merupakan daerah yang memiliki potensi longsor sedang. Dari hasil penghitungan scoring parameter longsor sebesar
≥2,6 – ≤3,6. Daerah yang termasuk kategori rawan longsor seluas 10.215,28 ha atau
81,51. Desa yang termasuk kategori rawan tersebar di desa Cimayang, Gunung Menyan, Cibening, Pasarean, Pamijahan, Cibitung Wetan, Cibitung
Kulon, Gunung Bunder 1, Gunung Picung, Cibunian, Purwabakti, sebagian wilayah Gunung Sari, dan sebagian wilayah Gunung Bunder 2. Kejadian
longsor tersebut umumnya terjadi pada kemiringan lereng landai hingga curam pada bentang lahan berbukit hingga bergunung dengan tipe iklim
sedang.Jenis tanah yang paling banyak ditemukan adalah jenis tanah Aluvial dan Andosol. Kedua jenis tanah ini cukup peka terhadap erosi, karena tekstur
tanah alluvial umumnya lempung liat berpasir halus. Jenis penggunaan lahan yang ditemukan berupa persawahan, pemukiman, dan perkebunan.
c. Daerah Sangat Rawan Longsor
Daerah sangat rawan longsor merupakan daerah yang paling berpotensi mengalami longsor. Hal ini dikarenakan hasil dari penghitungan pada nilai-
nilai parameter yang diatas nilai rata-rata dengan total skor mencapai angka ≥3,7. Daerah sangat rawan longsor memiliki luas 2.060,26 ha atau 16,44
tersebar di wilayah sebagian Purwabakti, sebagian Cibunian, Ciasmara, Ciasihan, Gunung Sari, dan desa Gunung Bunder 2. Faktor utama terjadinya
longsor di daerah tersebut disebabkan berada di kemiringan lereng yang curam hingga sangat curam 25-40 dengan bentang lahan perbukitan
bergunung. Jenis tanah yang ditemukan berupa jenis Litosol yang banyak ditemukan di daerah lereng gunung dan pegunungan. Penggunaan lahan yang