Teknik dan Instrumen Observasi

Gambar 3.4 Data yang Dibutuhkan No. Dokumen yang dibutuhkan Sumber 1. Data Monografi Kecamatan Pamijahan Kantor Kecamatan Pamijahan 2. Data Kejadian Longsor Kecamatan Pamijahan BPBD Kabupaten Bogor Dalam penelitian ini, data-data diatas bertujuan untuk mengetahui gambaran umum keadaan daerah Kecamatan Pamijahan.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Masri Singarimbun, “Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan”. 8 Berikut teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Overlay Tumpang Susun Metode overlay yaitu menganalisis dan mengintegrasikan dua atau lebih data spasial yang berbeda. 9 Proses ini menggabungkan beberapa peta yang menjadi parameter rawan longsor dengan SIG software ArcGIS 10.1. 2. Skoring Metode skoring adalah suatu metode pemberian skor atau nilai terhadap masing-masing nilai parameter untuk menentukan tingkat kemampuannya. 10 Berdasarkan metode Skoring, Parameter-parameter yang digunakan untuk potensi kerawanan longsor adalah jenis tanah, 8 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei,Jakarta: LP3ES, 2006, Cet. Ke-XVI, h.263 9 Sodikin, Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh, Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 h. 204. 10 M. Sholahudin, “SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Scoring dan Pembobotan Studi Kasus Kabupaten Jepara”, Jurnal Udinus:2013, h. 2 kemiringan lereng, penggunaan lahan, ketinggian dan curah hujan. Analisis kerawanan longsor dilakukan pada peta unit lahan. Dalam setiap jenis peta di input data atribut yaitu skor berdasarkan klasifikasi berikut. Tabel 3.5 Parameter Rawan Longsor dan Nilai No Variable Kriteria Nilai 1 Kelerengan  Datar, kemiringan 0-8.  Landai, berombak sampai bergelombang, kemiirngan 8- 15.  Agak curam, berbukit, kemiringan 15-25.  Curam sd sangat curam, kemiringan 25-40.  Sangat curam sd terjal, kemiringan 40. 1 2 3 4 5 2 Ketinggian  Dataran rendah 0-1000 mdpl  Dataran tinggi 1000-2000 mdpl  Pegunungan 2000 mdpl 1 2 3 3 Curah Hujan  Curah Hujan 1000 mmthn  Curah Hujan 1000-1500 mmthn  Curah Hujan 1500-2000 mmthn  Curah Hujan 2000-2500 mmthn  Curah Hujan 2500 mmthn 1 2 3 4 5 No Variable Kriteria Nilai 4 Jenis Tanah  Aluvial  Mediteran, Brown Forest, Non calcic brown  Andosol  Litosol 1 2 3 4 5 Penggunaan lahan  Tubuh Air  Hutan  Kebun  Tegalan,Sawah, Pemukiman 1 2 3 4 Sumber: Jefri Ardian Nugroho 2008 3. Pembobotan Metode pembobotan juga sering disebut weighting, ialah metode yang digunakan apabila setiap karakter memiliki peranan berbeda atau jika memiliki beberapa parameter untuk menentukan kemampuan lahan atau sejenisnya. 11 Selain dengan metode skoring, penentuan tingkat kerawanan longsor dilakukan dengan cara memberi bobot. Porsi untuk pembobotan tiap parameter berbeda, tergantung kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG, curah hujan merupakan parameter yang paling tinggi pengaruhnya terhadap longsor, sehingga bobot untuk curah hujan lebih tinggi dibandingkan dengan parameter lainnya. Dari semua parameter kerawanan longsor, maka didapatkan suatu persamaan untuk menghitung nilai kerawanan longsor disuatu wilayah sebagai berikut. 11 M. Sholahudin, “SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Scoring dan Pembobotan Studi Kasus Kabupaten Jepara”, Jurnal Udinus:2013, h.2. Skor = 30 x parameter curah hujan + 25 x parameter kemiringan lereng + 10 x parameter ketinggian + 15 x parameter jenis tanah + 20 x parameter penggunaan lahan Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 2005 Hasil skoring dan pembobotan pada peta yang sudah di overlay akan menunjukkan kondisi lahan di Kecamatan Pamijahan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan nilai skor yang sudah diberikan. Nilai skor tersebut memiliki arti pada tingkat kerawanan longsornya. Tingkat kerawanan longsor mengacu pada ketetapan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tahun 2005 dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.6 Skor Kumulatif Tingkat Kerawanan Longsor No. Skor Kumulatif StatusKlasifikasi Bencana 1 ≤ 2,5 Kurang Rawan 2 ≥ 2,6 - ≤ 3,6 Rawan 3 ≥3,7 Sangat Rawan Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 2005 4. Analisis Deskripsi Pada tahap analisis deskripsi, penulis melakukan penjelasan atau mendeskripsikan potensi terjadinya longsor. Hasil dari overlay peta, akan terlihat sebaran daerah rawan longsor di Kecamatan Pamijahan. Peta tingkat kerawanan longsor selanjutnya dihubungkan dengan kondisi fisik dan sosial masyarakat Kecamatan Pamijahan. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang deskripsi luas dan kondisi fisik serta kependudukan daerah penelitian, data-data hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan peta, dan hasil analisis deskriptif hasil penelitian tersebut.

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Letak dan Luas Daerah Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Menurut data monografi, Kecamatan Pamijahan meliputi areal seluas 12.532,36 h a, terbentang antara 106°38’00” sampai 106°42’00” BT dan 6°3 8’00” sampai 6°44’00” LS dengan batas-batas geografis sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Cibungbulang Sebelah Selatan : Kecamatan Parung Kuda Kabupaten Sukabumi Sebelah Timur : Kecamatan Tenjolaya Sebelah Barat : Kecamatan Leuwiliang Secara administratif Kecamatan Pamijahan meliputi 15 desa yaitu Desa Gunung Menyan, Gunung Sari, Gunung Picung, Gunung Bunder I, Gunung Bunder II, Ciasihan, Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, Cibitung Wetan, Cibitung Kulon, Pamijahan, Cimayang, Cibening, dan Pasarean. Lokasi daerah penelitian dan wilayah administrasi yang tercakup dapat dilihat pada gambar 4.1