45 sampai diperoleh berat konstan. Kadar air dihitung dengan menggunakan rumus
berikut: Kadar air g100 g bahan basah
100 2
1 x
W W
W W
− −
= dimana : W = bobot contoh sebelum dikeringkan g
W1 = bobot contoh + cawan sesudah dikeringkan g W2 = bobot cawan kosong g
g. Analisis Kandungan Pati SNI 01-2891-1992
Timbang sebanyak 5 g sampel ke dalam erlenymeyer 500 ml. Sebanyak 200 ml larutan HCl 3 ditambahkan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer dididihkan
selama 3 jam dengan pendingin tegak. Larutan dalam erlenmeyer dinetralkan dengan larutan NaOH 30 dilihat dengan lakmus atau fenolftalein dan
ditambahkan sedikit CH
3
COOH 3 agar suasana larutan menjadi sedikit asam. Larutan dipindahkan ke dalam labu ukur 500 ml dan ditepatkan hingga tanda tera
kemudian disaring. Sebanyak 10 ml filtrat dipipet ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambah dengan 25 ml larutan luff, batu didih dan 15 ml aquadest.
Erlenmeyer dipanaskan dengan nyala api tetap. Setelah mendidih selama 10 menit, erlenmeyer didinginkan di dalam bak berisi es. Setelah campuran dingin,
dilakukan penambahan 15 ml larutan KI 20 dan 25 ml H
2
SO
4
25 secara perlahan-lahan. Campuran dititrasi dengan menggunakan larutan Na
2
S
2
O
3
0.1 N. Titik akhir titrasi ditentukan dengan indikator pati 0.5. Prosedur analisis yang
sama dilakukan terhadap blanko. Perhitungan kadar pati sampel ditentukan berdasaran kadar glukosa yang
terkuantifikasi pada titrasi sampel. Kadar glukosa dihitung berdasarkan volume dan normalitas larutan Na
2
S
2
O
3
yang digunakan, sebagai berikut:
Na
2
S
2
O
3
yang dipergunakan = 10
x O
S xNNa
Vs Vb
3 2
2
− dimana:
Vb = volume Na
2
S
2
O
3
yang digunakan untuk titrasi blanko Vs = volume Na
2
S
2
O
3
yang digunakan untuk titrasi sampel N Na
2
S
2
O
3
= Konsentrasi Na
2
S
2
O
3
yang digunakan untuk titrasi
46 Jumlah mg gula yang terkandung untuk ml Na
2
S
2
O
3
yang digunakan ditentukan dengan daftar Luff Schrool Tabel 7. Dari tabel tersebut dapat
diketahui hubungan antara volume Na
2
S
2
O
3
0.1N yang dipergunakan dengan jumlah glukosa yang ada pada sampel yang dititrasi. Selanjutnya, kadar glukosa
dan kadar pati dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
dimana: G
= kadar glukosa sampel w
= glukosa yang terkandung untuk ml Na
2
S
2
O
3
yang dipergunakan mg dari tabel
w1 = bobot sampel mg fp
= faktor pengenceran P
= kadar pati
Tabel 7 Penetapan Gula menurut Luff Schoorl Na
2
S
2
O
3
0.1N ml Glukosa, Fruktosa
dan Gula inversi mg Na
2
S
2
O
3
0.1N ml Glukosa, Fruktosa
dan Gula inversi mg 1 2.4 13
33.0 2 4.8 14
35.7 3 7.2 15
38.5 4 9.7 16
41.3 5 12.2 17 44.2
6 14.7 18 47.1 7 17.2 19 50.0
8 19.8 20 53.0 9 22.4 21 56.0
10 25.0 22 59.1 11 27.6 23 62.2
12 30.3
h. Analisis Kandungan Amilosa dan Amilopektin Apriyantono et al. 1989;