Prasarana Lingkungan kerja L abel H alal

xliv dan proses-prosesnya, b perbaikan pada produk berkaitan dengan persyaratan halal dan c sum ber daya yang diperlukan. Pengelolaan Sumber Daya 1. Penyediaan sumber daya Klausul ini m enetapkan bahwa pelaku usaha harus m enetapkan dan m enyediakan sum ber daya yang diperlukan untuk m enerapkan dan m em elihara sistem jam inan halal.

2. Sumber daya manusia

a. Umum

Personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi kehalalan produk harus memiliki pengetahuan mengenai halal, diberi pelatihan dan keterampilan yang sesuai. Khusus untuk koordinator halal, auditor halal internal dan penyembelihan hewan harus beragama Islam.

b. Kompetensi, kesadaran dan pelatihan

Pelaku usaha harus : a menetapkan kompetensi yang diperlukanbagi personel pelaksana pekerjaan yang mempengaruhi kehalalan produk, b mengusahakan pelatihan atau usaha lain untuk memenuhi kebutuhan kompetensi yang telah ditetapkan, c memastikan bahwa personelnya sadar akan relevansi dan pentingnya kegiatan mereka bagi pencapaian sasaran halal, dan d memelihara rekaman yang sesuai tentang pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.

3. Prasarana

Klausul ini m enyatakan bahwa pelaku usaha m enetapkan, m enyediakan dan m em elihara prasarana yang diperlukan untuk m enjam in terlaksananya sistem jam inan halal. Prasarana ini m encakup : gedung, ruang kerja, peralatan xlv proses, dan jasa pendukung seperti angkutan atau inform asi.

4. Lingkungan kerja

Pelaku usaha harus m enetapkan dan m engelola lingkungan kerja yang higienis dan kondusif untuk m enjam in terlaksananya sistem jam inan halal, juga diperlukan untuk m encapai kesesuaian pada persyaratan produk halal, higienis dan sanitasi. xlvi M E T O D O L O G I P E N E L IT IA N Kerangka Pemikiran Persaingan produk yang sem akin terbuka m erupakan tantangan bagi industri pangan untuk m em enuhi harapan konsum en akan produk yang halal, am an dan berm utu. S etiap perusahaan m elakukan berbagai upaya untuk m enghasilkan produk yang baik sesuai harapan konsum en. S alah satu upaya yang dilakukan adalah dengan m enerapkan sistem jam inan halal secara efektif. Persoalan yang dihadapi pada RPA adalah daging ayam merupakan produk yang rawan halal dan belum semua RPA mempunyai sertifikat halal. Selain itu persoalan yag dihadapi adalah belum adanya konsep standar baku proses produksi daging ayam halal di RPA, sehingga bila masalah ini belum terpecahkan sangat sulit untuk menentukan daging ayam yang halal di industri daging ayam atau RPA. Sistem jaminan halal memiliki elemen-elemen yang harus diterapkan dengan baik dan diikuti dengan kegiatan perbaikan terus menerus untuk menjamin efektifitas sistem yang diterapkan. Analisis kemungkinan adanya bahan haram dengan mengadopsi sistem ISO mutu 9000 dan HACCP merupakan hal yang sangat diperlukan. Hipotesa dalam memecahkan masalah ini adalah sistem ISO mutu 9000 dapat diimplementasikan pada sistem halal dan sistem HACCP dapat diimplementasikan pada sistem HrACCP. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis penerapan sistem jaminan halal yang sudah dilaksanakan melalui pengamatan langsung di RPA untuk mengetahui kondisi obyektif sistem dalam menghasilkan produk daging ayam yang halal, sehingga memiliki daya saing dengan produk sejenisnya. Analisis dilakukan dengan menilai penerapan sistem jaminan halal pada industri daging ayam yaitu sistem jaminan halal pada penyembelihan dan proses produksi di RPA. Setelah itu dibuat pengembangan konsep model sistem jaminan halal dengan mengadopsi sistem ISO mutu 9000 dan HACCP Plan untuk menghasilkan produk daging ayam potong yang halal. xlvii Pengembangan konsep model sistem jaminan halal ini lebih diarahkan pada dokumen yang belum diterapkan di RPA, tetapi sebagai suatu sistem secara menyeluruh tetap dibuat konsep model dokumen sistem jaminan halal yang lengkap secara umum sehingga dapat diadopsi oleh industri daging ayam untuk menerapkan sistem jaminan halal. Selain itu untuk masalah yang dihadapi untuk menjamin produk yang halal sesuai tuntutan konsumen adalah belum adanya suatu konsep model sistem jaminan halal untuk akreditasi dan sertifikasi halal setara ISO mutu 9000, oleh karena itu pembuatan pengembangan konsep model sistem jaminan halal merupakan suatu kebutuhan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. Daging ayam merupakan produk rawan halal Bagaimana menentukan daging ayam yang halal di RPA industri daging ayam? Belum semua RPA mempunyai sertifikat halal Analisis kemungkinan keharaman Adopsi sistem ISO mutu 9000 dan HACCP Hipotesa : 1. Sistem ISO mutu 9000 dan triangel ISO dapat diimplementasikan pada sistem jaminan halal 2. Sistem HACCP dapat diimplementasikan pada sistem HrACCP Belum ada konsep standar baku produksi daging ayam halal di RPA Pengembangan konsep model sistem jaminan halal di RPA Manual halal SOP Halal Guideline halal WI halal Belum ada konsep standar sistem sertifikasi dan sistem akreditasi Halal yang setara ISO mutu 9000 Bagaimana konsep standar sertifikasi dan akreditasi halal yang setara ISO mutu 9000? Kajian literatur dan wawancara dgn pakar Adopsi Sistem Triangel ISO Pengembangan konsep model sistem sertifikasi dan akreditasi Rekomendasi bagi pemerintah Rekomendasi bagi industri daging ayam RPA Gambar 4 Kerangka pemikiran penelitian. xlviii T em p a t d a n W a k tu P en elitia n Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan yang bergerak di bidang usaha pemotongan ayam. Kriteria industri tempat penelitian adalah : 1. Industri daging ayam yang mempunyai peternakan dan RPA 2. Industri yang telah mempunyai sertifikat halal dari LP POM MUI Perusahaan yang dijadikan tempat penelitian studi kasus adalah : PT. Sierad Produce Tbk, Parung, Bogor dan PT.Charoen Pokphand Indonesia, Serang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai September 2004. L a n g k a h -L a n g k a h P en elitia n Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 5. P ro sed u r P en elitia n V I. Pengum pulan data Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan koordinator halal tentang tentang penerapan sistem jaminan halal serta pengamatan di RPA untuk membuktikan kesesuaian data hasil wawancara dengan keadaan di lapang on-site verification. Selain itu melakukan penilaian kesesuaian dengan persyaratan yang ada sebagai landasan pengembangan yang akan dilakukan, penilaian ini menggunakan alat bantu 4 kuesioner berupa : a. Kuesioner 1 kelengkapan dokumen sistem jaminan halal untuk RPA Lampiran 1. b. Kuesioner 2 pelaksanaan sistem jaminan halal untuk RPA Lampiran 2. c. Kuesioner 3 kepada pihak auditor LP POM MUI Lampiran 3 dan kuesioner 4 Lampiran 4 diberikan kepada akreditator Badan Standardisasi Nasional BSN yang digunakan untuk panduan wawancara. d. Kuesioner untuk pengumpulan data diberikan kepada pihak-pihak yang mengetahui permasalahan yang ditanyakan. Sedangkan data sekunder yang xlix diperoleh dari wawancara dengan instansi terkait, dokumen perusahaan dan pustaka lain yang terkait, digunakan sebagai penunjang penelitian. Perumusan tujuan dengan studi pustaka Pembuatan kuesioner 1. Kuesioner kelengkapan dokumen SJH 2. Kuesioner pelaksanaan SJH 3. Kuesiner untuk auditor dan akreditator Pengumpulan data 1. Pengamatan, On -site verification SJH pada industri daging ayam data primer 2. Dokumen perusahaan, dokumen instansi terkait, pustaka terkait data sekunder Pengembangan model sistem jaminan halal Rancangan konsep model SJH di RPA Manual Halal, SOP Halal, Guideline Halal WI, dan Sistem HrACCP Penerapan pengembangan konsep model SJH Efektifitas model SJH Gambar 5 Tahap-tahap penelitian. Konsep model sistem akreditasi dan sertifikasi jaminan halal Analogikan dengan sistem Triangle ISO mutu 9000 Perumusan hipotesa Analisa data secara deskriptif Adopsi sistem ISO mutu 9000 dan HACCP Rekomendasi bagi industri dan pemerintah Perumusan masalah dan penentuan judul l Pada penelitian ini juga dilakukan analisis penerapan prinsip-prinsip HrACCP di RPA. Analisis dilakukan dengan pengamatan langsung pada proses pemotongan ayam sampai dengan distribusi daging ayamnya. V II. Pengem bangan konsep m odel SJH Pengembangan konsep model SJH untuk RPA dilakukan dengan membuat pedoman dalam merencanakan sistem jaminan halal yang memenuhi ketentuan yang ada dalam ISO mutu 9000, Pedoman Jaminan Halal menurut Apriyantono et al. 2003 dan Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal menurut LP POM MUI 2004. Pembuatan konsep model SJH ini didasarkan pada konsep Total Quality Management yang terdiri dari 4 unsur utama, yaitu komitmen, kebutuhan konsumen, peningkatan tanpa penambahan biaya, dan menghasilkan barang dengan zero limit, zero defect dan zero risk tree zero concept dan disesuaikan dengan kebutuhan dari tiap RPA yang meliputi : a. Manual halal b. SOP halal c. Guideline halal d. Work Instruction halal Pengembangan konsep model ini juga membuat Sistem HrACCP Plan untuk RPA dan dengan mengacu pada metodologi penyusunan HACCP Plan menurut BSN pedoman 1004 - 2002. Pengembangan sistem HrACCP ini dilakukan 2 tahap : Tahap I : Formulasi HrACCP Plan survey Pada tahap I, melakukan wawancara dengan koordinator halal untuk mendapatkan diagram alir pada proses pemotongan ayam dan sistem HrACCP yang diterapkan pada RPA tersebut. Dari diagram alir yang telah didapatkan, dibuat HrACCP plan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : - Pengembangan diagram alir pemotongan daging ayam berdasarkan tahapan-tahapan proses yang umum terdapat di RPA. li - Pembuatan lembar analisis halal haram Halal-Haram Analysis Work sheet untuk mengidentifikasikan resiko halal haram yang potensial terdapat pada bahan baku daging ayam dan air yang digunakan. - Identifikasi dan penetapan titik kritis keharaman dengan menggunakan diagram alir pengambilan keputusan titik kritis keharaman. Tahap II : Validasi komponen CCP pada HrACCP Plan Validasi merupakan langkah untuk membuktikan apakah komponen CCP cukup efektif untuk mengontrol bahaya keharaman. Komponen CCP keharaman meliputi monitoring, tindakan koreksi, pencatatan dan prosedur verifikasi. Obyek validasi ini adalah melakukan pembuatan lembar kerja status preventif dan tindakan koreksi control measure. Kemudian pada tahap ini juga dilakukan penerapan HrACCP Plan yaitu melakukan proses pemotongan ayam sesuai dengan konsep HrACCP Plan. Setelah dilakukan pembuatan konsep model SJH dan HrACCP Plan, kemudian dirancang model deskriptif SJH dan HrACCP di RPA dengan menggunakan pendekatan proses menurut BSN 2000. Studi literatur dan benchmarking sistem triangle ISO Selain itu juga dilakukan studi literatur dan bench marking dengan sistem triangle ISO mutu 9000 untuk mengetahui informasi dalam membuat konsep model sistem jaminan halal untuk akreditasi dan sertifikasi halal. K e efe k tifa n k o n se p m o d el S J H Keefektifan konsep model SJH yang dikembangkan dilihat dari hasil kesesuaian pada tahap aplikasi di RPA. Penilaian dilakukan dengan menggunakan alat bantu kuesioner metode audit check list dan membandingkan hasilnya dengan ketentuan yang dipersyaratkan dalam ISO mutu 9000, Sistem Jaminan Halal menurut Apriyantono et al. 2003, Panduan HACCP BSN, 2002 dan Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal menurut LP POM MUI 2004. Selain itu juga lii akan dilihat apakah konsep model sistem jaminan halal yang dibuat sesuai untuk RPA yang dimaksud. liii HASIL DAN PEMBAHASAN P e n g e m b a n g a n K o n se p S iste m J a m in a n H a la l d i R P A Upaya pengembangan untuk membuat konsep sistem jaminan halal di RPA adalah untuk memudahkan dalam merencanakan produk daging ayam yang halal pada kegiatan penyembelihan dan produksi keseluruhannya. Sistem yang telah dibuat ini meliputi : pendahuluan, definisi, elemen halal untuk RPA. P en d a h u lu a n Sistem jaminan halal RPA ini dibuat untuk memudahkan produsen atau pelaku usaha yang bergerak dalam usaha potong ayam dalam menjalankan sistem penyembelihan ayam yang memenuhi syariat agama Islam. Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam menyembelih ayam adalah : 1 orang yang menyembelih adalah orang yang berakal sehat dan beragama Islam, 2 alat yang dipergunakan harus tajam sehingga memungkinkan mengalirnya darah dan terputusnya tenggorokan serta saluran makanan dan minuman, dan 3 menyebut nama Allah. D efin isi Dalam sistem ini dituangkan beberapa definisi istilah yang mengacu pada Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Jaminan Produk Halal Tahun 2003 dan Pedoman Produksi Halal Apriyantono et al. 2003 seperti : 1. Halal merupakan sesuatu yang diperkenankan dan diizinkan oleh Allah SWT. 2. Jaminan halal adalah kepastian hukum yang menjamin bahwa produk makanan, minuman, obat, kosmetika dan produk halal lainnya untuk dikonsumsi dan digunakan oleh masyarakat. 3. Kebijakan halal adalah pernyataan tertulis dari pimpinan puncak pelaku usaha yang berupa komitmen atau janji untuk melaksanakan dan menegakkan serta memelihara sistem jaminan halal. 4. Sasaran halal adalah hasil produksi yang memenuhi persyaratan halal. 5. Organisasi halal adalah pelaksanaan sistem produksi halal yang terdiri dari perwakilan masing-masing bagiandivisi seperti bagian pembelian, liv pengendalian mutu, produksi dan pemasaran serta auditor internal halal yang dikoordinasi oleh koordinator halal. 6. Koordinator halal adalah orang yang bertanggung jawab atas seluruh proses yang diperlukan untuk sistem produksi halal agar dapat dilaksanakan dan dipelihara dengan baik. 7. Auditor halal internal adalah orang yang merencanakan dan melaksanakan tanggung jawab audit penyembelihan dan produksi halal dan melaporkan hasil internal audit kepada koordinator halal. 8. Diagram alir adalah suatu gambaran yang sistematis dari urutan tahapan pekerjaan yang dipergunakan dalam produksi atau dalam menghasilkan pangan tertentu. E lem en S istem J a m in a n H a la l Elemen yang dibuat dalam sistem jaminan halal yang dikembangkan dari elemen ISO 9000 versi 2000 dan Panduan Penyusunan Rencana Sistem Analisa bahaya dan pengendalian titik kritis HACCP menurut BSN 2002.

1. Kebijakan Halal.