Berdasarkan Gambar 22 dapat dilihat bahwa SJH 4 atap mempunyai 4 lembaga dasar yaitu a Lembaga Kebijakan MUI, b Lembaga Teknis
Akreditasi Halal, c Lembaga Sertifikasi Halal Auditor halal dan d Lembaga Konsultasi Halal. Masing-masing lembaga tidak saling memandatori antara satu
lembaga dengan lembaga lainnya, sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan tugas, wewenang, hak dan kewajiban untuk tiap lembaga. Pelaksanaan tugas,
wewenang, hak dan kewajiban yang dilakukan dengan jelas akan menghasilkan suatu penilaian tentang kehalalan suatu produk pangan yang obyektif. Berbeda
halnya dengan SJH 1 atap semua kegiatan seperti akreditasi sertifikasi halal hanya dilaksanakan oleh satu lembaga saja, sehingga hasil penilaian yang
dilakukan terkadang menjadi tidak obyektif.
1. Lembaga Kebijakan MUI
MUI bertugas untuk membuat kebjakan-kebijakan yang berkaitan dengan kehalalan produk seperti menentukan atau menetapkan fatwa halal
untuk suatu produk pangan. Dengan harapan, ketetapan dan keputusan tentang
suatu fatwa halal akan memberikan ketentraman ruhani masyarakat Muslim Indonesia.
2. Lembaga Teknik Akreditasi Halal Akreditator.
Menurut Hadiwiardjo 1996 akreditasi dalam standardisasi adalah suatu proses, yaitu badan yang berwenang memberikan pengakuan resmi
kepada suatu institusi bahwa yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk melakukan standardisasi tertentu. Badan yang berwenang tersebut adalah
badan akreditasi. Berkaitan dengan penerapan SJH, Lembaga teknik akreditasi halal yang disarankan dapat berupa Komite Akreditasi Nasional Halal
KAN Halal yang dibentuk oleh Dewan Standardisasi Nasional Halal yang beranggotakan unsur-unsur ulamaahliagama, pemerintahan dan dunia usaha.
KAN Halal ini bertugas memberikan akreditasi kepada badan-badaninstansi- instansi baik pemerintah maupun swasta yang mampu melaksanakan
sertifikasi untuk sistem jaminan halal. KAN Halal ini yang akan menerima permohonan, memproses, dan mengevaluasi permohonan akreditasi dari
berbagai institusi sertifikasi halal. Dalam melaksanakan tugas akreditasi,
lembaga ini mempunyai tim penilaiasesor dan tim teknis penilaian yang tidak hanya memberikan penilaian akreditasi saja, akan tetapi juga untuk
kepentingan pembinaan, penundaan, atau pencabutan akreditasi instansi- instansi yang telah memperoleh akreditasi dari KAN-DSN Halal. KAN- DSN
Halal ini berwenang untuk mengeluarkan sertifikat halal.
3. Lembaga Sertifikasi Halal Sertifikasi adalah kegiatan pemberian sertifikat kepada perusahaan