xxix
P E N D A H U L U A N
I. L atar B elakang
A l Q ur’an telah m enuntut setiap M uslim untuk m engkonsum si m akanan dan m inum an yang halal serta baik
Q S. 2 : 168. M akanan dan m inum an tersebut harus berasal dari bahan yang halal, diperoleh dengan cara yang halal dan
diproses dengan proses yang dapat m enjam in kehalalannya. Penduduk Indonesia pada tahun 2000 berjum lah
201.241.999 orang dan 177.528.777 orang atau sebanyak 88 adalah M uslim BPS , 2000, karena itu um at Islam perlu
dilindungi untuk m em peroleh produk pangan yang halal. Berkaitan dengan daging dan produk-produk dari daging,
um at Islam hanya dapat m engkonsum si daging yang berasal dari hewan yang halal dan disem belih dengan cara yang benar
sesuai dengan syari’at Islam . M enurut U ndang-undang RI N o. 81999 tentang
perlindungan konsum en, pelaku usaha dilarang m em produksi danatau m em perdagangkan barang danatau jasa yang tidak
m engikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaim ana pernyataan halal yang dicantum kan dalam label. D alam
Peraturan Pem erintah N o. 691999 tentang label dan iklan pangan, pada pasal 10 ayat 1 dinyatakan bahwa setiap orang
yang m em produksi atau m em asukkan pangan yang dikem as ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan
m enyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi um at Islam , bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan
wajib m encantum kan keterangan atau tulisan halal pada label. Persoalan yang dihadapi adalah apakah hewan yang
digunakan di Rum ah Potong A yam RPA disem belih m enurut tata cara syariat Islam , karena bagi um at Islam kejelasan
asal bahan pangan dan bagaim ana cara penyem belihannya m erupakan hal yang sangat penting, karena berkaitan dengan
penentuan kehalalan suatu produk daging ayam . Perm asalahan lain yang ditem ui pada daging ayam ini
adalah m asih banyak rum ah potong ayam yang belum
xxx m em punyai sertifikat halal, baru sedikit saja RPA yang telah
m endapatkan sertifikat halal dari Lem baga Pengkajian Pangan, O bat-obatan dan Kosm etika M ajelis U lam a Indonesia
LP PO M M U I, sedangkan yang lainnya tidak ada pihak yang berwenang yang m enjam in kehalalan daging ayam yang
dipotongnya. RPA diharapkan dapat menghasilkan produk daging ayam yang
berkualitas sesuai dengan selera konsumen dan benar-benar halal. Untuk mendukung hal ini, jaminan mutu dengan sertifikat Internasional Organization
for Standarization ISO series dan Hazard Analysis Critical Control Point
HACCP belum cukup untuk menjamin rasa aman, perlindungan, dan kesehatan dalam jangka panjang di dunia dan akhirat, karena itu syarat halal adalah sesuatu
yang mutlak, sesuai dengan ketentuan syari’at Islam. Kenyataan ini mengharuskan produsen, untuk merebut pasar di negara yang mayoritas
penduduknya muslim, perhatian terhadap aspek kehalalan produk daging ayam merupakan hal yang sangat penting dalam suatu proses baik dari proses
penyembelihan sampai proses distribusinya, akan menentukan kehalalan produk yang dihasilkan. Sementara ini belum adanya konsep standar baku sistem
jaminan halal dalam merencanakan dan melaksanakan produksi halal untuk industri daging ayam. Masalah yang dihadapi pada konsep ini adalah sulit
menentukan bahwa produk daging ayam yang dihasilkan tersebut benar-benar halal. Analisa laboratorium yang ada, belum bisa mendeteksi apakah daging
tersebut disembelih secara halal atau tidak. Dengan adanya keterbatasan ini maka untuk menjamin kehalalan produk daging ayam harus dilakukan sesuai dengan
manual halal, Standard Operating Procedure SOP halal, Guideline halal, Work Instruction
WI Halal. A nalisis kem ungkinan terjadinya keharam an sebagai satu
rangkaian proses produksi sangat kritis perlu diperhatikan, m engingat daging ayam m erupakan salah satu produk yang
rawan kehalalannya, m aka perlu adanya penelitian pengem bangan konsep m odel sistem jam inan halal untuk
produk daging ayam di RPA . Selain itu, untuk masalah yang dihadapi untuk mendapatkan produk yang
halal sesuai tuntutan konsumen adalah belum adanya suatu konsep sistem jaminan halal untuk akreditasi dan sertifikasi halal yang setara dengan sistem manajemen
xxxi mutu ISO 9000. Dalam mekanisme kerja sistem jaminan mutu ISO ada
keterkaitan ketiga unsur seperti akreditator, konsultan dan auditor triangle ISO yang independen antara satu dan lainnya, dan perusahaan sebagai tempat
penerapan sistem jaminan halal, sehingga menjamin suatu sistem manajemen mutu yang baik, oleh karena itu pembuatan konsep model sistem jaminan halal
akreditasi dan sertifikasi dengan mengadopsi Sistem Triangle ISO mutu 9000 merupakan suatu kebutuhan dan sangat menarik untuk diteliti.
T u ju a n P e n e litia n
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mempelajari penerapan sistem jaminan halal yang dilaksanakan di RPA. 2.
Mengembangkan konsep model sistem jaminan halal dalam bentuk manual halal, SOP halal, Guideline halal, WI halal di RPA.
3. Merancang model deskriptif Sistem Jaminan Halal SJH dan Haram Analysis
Critical Control Point HrACCP di Rumah Potong Ayam RPA
4. Mengembangkan konsep model sistem jaminan halal untuk akreditasi dan
sertifikasi halal.
M a n fa a t P e n e litia n Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Membantu pengusaha RPA menyiapkan sistem jaminan halal yang merupakan
salah satu syarat dalam mengajukan dan memperpanjang sertifikat halal. 2.
Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah tentang konsep model sistem jaminan halal untuk akreditasi dan sertifikasi halal.
3. Sebagai bahan rujukan dan tambahan informasi, serta literatur bagi penelitian
selanjutnya atau kegiatan lain yang terkait.
xxxii
T IN J A U A N P U S T A K A
II. D efinisi M utu