dan urat nadi. Ayam diyakini sudah mati sebelum diproses lebih lanjut. Para pekerja menggunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang bersih
dan bebas dari najis dan dapat melindungi dirinya dari darah ayam ataupun kotoran yang lain. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 14.
Gambar 14 Perlengkapan Killerman dalam melakukan penyembelihan
.
4. Penirisan darah bleeding
Proses penirisan darah dilksanakan pada PT. Sierad Produce Tbk
maupun PT. Charoen Pokphand Indonesia. Penirisan darah dilakukan selama ± 185 detik dengan cara menggantungkan ayam pada shackle.
Petugas QC selalu memeriksa lamanya bleeding untuk memastikan darah dapat keluar sempurna. Apabila darah dapat keluar sempurna,
maka berat karkas yang dihasilkan dari pemotongan dan pengolahan sekitar 64 dari berat ayam hidup dengan berat darah sekitar 4 dari
berat tubuh. Ayam yang tidak sempurna proses pengeluaran darahnya ayam merah dianggap sebagai ayam bangkai karena masih terdapat
darah di dalam tubuhnya, selanjutnya dimusnahkan atau dibawa ke rendering
untuk diolah menjadi tepung bulu. Darah yang merupakan limbah dari proses penyembelihan dikumpulkan dan dibekukan dengan
proses perebusan dan dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak. Dapat dikatakan bahwa darah tidak digunakan untuk keperluan makanan
manusia. Ketentuan ini sesuai dengan pernyataan bahwa “ Diharamkan
bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas; kecuali yang sempat kamu menyembelihnya; dan diharamkan bagimu yang
disembelih untuk berhala QS. Al Maidah 5 : 3.
6. Perebusan scalding dan pencabutan bulu plucker Selanjutnya ayam bergerak ke scalder, dilakukan perebusan ayam
selama ± 120 detik. Pengendalian terhadap alat ini dengan memeriksa suhu air pada scalder, yaitu untuk ayam broiler sekitar 58
C. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada karkas ayam.
Perebusan dimaksudkan untuk mengendorkan pori-pori kulit sehingga bulu-bulu mudah dicabut dan keseragaman warna kulit cukup baik.
Setelah perebusan, dilakukan pembersihan bulu kasar dan bulu halus pada plucker, lalu dilakukan pemotongan kepala leher sesuai pesanan.
Pemotongan leher berikut kepala dilakukan secara manual dengan cara menarik leher dan memotong tepat pada pangkal pertemuan pangkal
tulang punggung dengan tulang leher. Hal ini dimaksudkan agar karkas tidak tercemari oleh cairan dari tembolok pada saat pengeluaran jerohan.
Kepala ayam tersebut kemudian dicuci dengan air bersih yang mengandung desinfektan. Proses perebusan ini juga telah dilaksanakan
oleh PT. Sierad Produce Tbk dan PT. Charoen Pokphand Indonesia.
5. Pengeluaran jeroan Internal pulling