liv pengendalian mutu, produksi dan pemasaran serta auditor internal halal yang
dikoordinasi oleh koordinator halal. 6.
Koordinator halal adalah orang yang bertanggung jawab atas seluruh proses yang diperlukan untuk sistem produksi halal agar dapat dilaksanakan dan
dipelihara dengan baik. 7.
Auditor halal internal adalah orang yang merencanakan dan melaksanakan tanggung jawab audit penyembelihan dan produksi halal dan melaporkan hasil
internal audit kepada koordinator halal. 8.
Diagram alir adalah suatu gambaran yang sistematis dari urutan tahapan pekerjaan yang dipergunakan dalam produksi atau dalam menghasilkan
pangan tertentu.
E lem en S istem J a m in a n H a la l
Elemen yang dibuat dalam sistem jaminan halal yang dikembangkan dari
elemen ISO 9000 versi 2000 dan Panduan Penyusunan Rencana Sistem Analisa bahaya dan pengendalian titik kritis HACCP menurut BSN 2002.
1. Kebijakan Halal.
Kebijakan halal adalah pernyataan tertulis dari pimpinan puncak pelaku usaha yang berupa komitmen, sebagai upaya untuk memproduksi
produk halal LP POM MUI, 2004. Penyusunan sistem jaminan produk halal ini merupakan hal yang paling utama yaitu komitmen atau janji pihak
produsen untuk berproduksi secara halal. Kebijakan halal yang dibuat singkat dan jelas sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh seluruh karyawan.
Menurut Apriyantono et al. 2003 hal yang perlu dicakup dalam kebijakan halal adalah : tujuan, sumber daya yang digunakan, dan komitmen untuk
menerapkan sistem jaminan halal secara terus menerus.
2. Sasaran Halal.
Sasaran halal pada RPA harus konsisten dengan kebijakan halal. Sasaran halal adalah hasil produk yang memenuhi persyaratan halal. Menurut
Apriyantono et al. 2003 sasaran halal yang dimaksud mencakup produk yang tidak mengandung unsur haram, disembelih sesuai dengan syari’at Islam,
lv diproses, disimpan, diangkut dan disajikan dengan tidak terkontaminasi oleh
unsur haram.
3. Deskripsi Produk.
Deskripsi produk adalah sebuah daftar yang berisikan seluruh jenis produk akhir yang dicakup dalam sistern produksi halal. Isi deskripsi produk
dirancang mernenuhi pedoman BSN No. 1004-1999, Undang-Undang Pangan No. 7 tahun 1996 khususnya mengenai label dan kemasan. Menurut
Apriyantono et al. 2003 beberapa hal yang perlu dideskripsikan meliputi : nama jenis produknama dagang, komposisi produk, cara produksi, cara
penyimpanan, cara pengemasan, ukuran dan jenis pengemasan, cara pengangkutan, daya awet, label, cara penyajian, dan cara distribusi. RPA
sebaiknya kewajib untuk menginformasikan produk yang dihasilkan dalam bentuk deskripsi produk dari daging ayam yang dihasilkannya.
4. Organisasi Halal.
Dalam menyusun elemen organisasi halal perlu dijelaskan identitas unit usaha, struktur organisasi dan tim jaminan halal. Dalam Identitasprofil unit
usaha perlu diinformasikan nama dan alamat, nomor registrasi halal atau lainnya, penanggung jawab produksi dan informasi lain yang diperlukan untuk
mengenali unit usaha tersebut. Struktur organisasi manajemen halal disajikan dalam bentuk bagan
organisasi, yang menunjukkan garis wewenang dan penetapan fungsi serta uraian tugas personil yang bertanggung jawab terhadap pengembangan,
penerapan dan berjalannya sistem manajemen halal dalam unit usaha tersebut yang berkoordinasi dengan koordinator halal.
Menurut Apriyantono et al. 2003 pimpinan puncak menetapkan seorang pejabat khusus koordinator halal dan internal auditor halal yang
beragama Islam dan taat serta memahami persyaratan sistem produksi halal, jika kondisi RPA tidak memungkinkan jabatan koordinator halal dapat
dirangkap oleh petugas yang mempunyai tanggung jawab di bidang produksi atau jaminan mutu atau bidang riset dan pengembangan yang beragama Islam.
Daftar nama koordinator dan tim internal auditor halal perlu dicantumkan
lvi dalam dokumen yang dilengkapi dengan kualifikasi anggota serta posisi
dalarn organisasi manajemen halal. Kewenangan dan tugas koordinator halal, serta tugas dan tanggung jawab internal auditor halal juga perlu disertakan
agar pembagian dan tugas tidak tertumpu pada satu orang.
5. Persyaratan Dasar Kehalalan.