Hasil Analisis Data Tes

Berdasarkan pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai t hitung pada data posttest lebih besar dibandingkan dengan nilai t tab. Hal itu menunjukkan bahwa hipotesis nol H o ditolak sedangkan hipotesis alternatif H a diterima. Artinya terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Team Quiz dengan Learning Cell yang cukup signifikan dalam penelitian ini. Perhitungan yang telah dilakukan yaitu t hit t tab 2,055 1,994. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat terdapat perbedaan antara hasil belajar Biologi pada konsep Sistem Gerak kelas XI semester 1 SMAN 5 Tangerang Selatan yang menggunakan metode pembelajaran Team Quiz dengan Learning Cell. Hasil analisis data tes dalam penelitian ini, untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada konsep sistem gerak manusia maka dilakukan pretest terlebih dahulu pada awal pembelajaran. Perhitungan uji normalitas pada data pretest dilakukan dengan Uji Lilifors. Diperoleh hasil untuk kelas Team Quiz dengan nilai 0,13558 0,14766 L tab . Lalu untuk kelas Learning Cell dengan nilai 0,13474 0,14766 L tab . Karena kedua kelas tersebut L hit L tab maka kedua kelas eskperimen tersebut berdistribusi normal. Setelah itu dilakukan juga uji homogenitas pada data pretest. Perhitungan uji homogenitas pada data pretest dilakukan dengan uji fishers. Diperoleh hasil dengan nilai F hit = 1,498 dan F tab = 1,757 pada taraf signifikasi yaitu  = 0,05. Karena F hit F tab hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kedua kelas ekperimen tersebut. Kondisi ini dapat diasumsikan bahwa sebelum diberikannya perlakuan, kedua kelas eksperimen tersebut bersifat homogen atau sampel berasal dari populasi yang homogen berdasarkan uji statistika. Pada pencapaian persentase indikator di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 didapatkan hasil yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.5 Pencapaian Indikator Siswa 6 Team Quiz Learning Cell Rata-rata Persentase Rata-rata Persentase Indikator 1 33,83 93,98 31,167 86,57 Indikator 2 33 91,67 29 80,56 Indikator 3 29 80,56 29 80,56 Indikator 4 24,5 68,056 26,5 73,61 Indikator 5 30,67 85,18 29,67 82,40 Indikator 6 33,5 93,056 22,5 62,5 Indikator 7 29,2 81,11 28,8 80 Indikator 8 29,33 81,48 25,33 70,37 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pencapaian indikator siswa pada indikator 1 kelas Team Quiz mendapatkan hasil 93,98 dan kelas Learning Cell mendapatkan hasil 86,57. Pada indikator 2 kelas Team Quiz mendapatkan hasil 91,67 dan kelas Learning Cell mendapatkan hasil 80,56. Pada indikator 3 kelas Team Quiz dan Learning Cell mendapatkan hasil 80,56. Pada indikator 4 kelas Team Quiz mendapatkan hasil 68,05 dan kelas Learning Cell mendapatkan hasil 73,61. Pada indikator 5 kelas Team Quiz mendapatkan hasil 85,18 dan kelas Learning Cell mendapatkan hasil 82,40. Pada indikator 6 kelas Team Quiz mendapatkan hasil 93,05 dan kelas Learning Cell mendapatkan hasil 62,5. Pada indikator 7 kelas Team Quiz mendapatkan hasil 81,11 dan kelas Learning Cell mendapatkan hasil 80. Dan pada indikator 8 kelas Team Quiz mendapatkan hasil 81,48 dan kelas Learning Cell mendapatkan hasil 70,37. Dari hasil data tersebut rata-rata untuk kelas Team Quiz dari 8 indikator mendapatkan hasil persentase lebih tinggi dari kelas Learning Cell. Persentase pencapaian indikator siswa untuk hasil posttest pada kelas Team Quiz tertinggi terdapat pada indikator 1 dengan 93,98. Hal ini 6 Lampiran 7, h. 197. Lampiran 8, h. 201. dipengaruhi antara lain oleh aktivitas siswa dalam memperoleh atau menerima materi yang sudah dijelaskan. Karena pada dasarnya siswa memiliki daya tangkap yang berbeda-beda. Pada indikator 1 yaitu menjelaskan struktur dan fungsi tulang sebagai penyusun sistem gerak pada manusia, memiliki beberapa soal dengan tingkatan kognitif yang berbeda-beda yaitu C1, C2, C3 dan C4 dan lebih banyak soal yang termasuk dalam C1 dengan jumlah 3 buah soal. Sehingga dapat dikatakan siswa pada kelas tersebut memiliki kemampuan mengingat yang baik untuk menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Tidak hanya itu untuk kelas ini untuk indikator 2 yaitu menjelaskan proses pembentukan tulang osifikasi dan indikator 6 yaitu mendeskripsikan jenis jaringan dan sifat kerja otot juga persentase hasil posttest nya mencapai di atas 90. Dimana pada indikator tersebut terdapat soal dengan tingkatan kognitif C2, C3, C4 dan C5. Soal-soal yang diberikan dibatasi pada tingkatan kognitif C1 sampai C5. Hal ini dikarenakan siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas XI dan diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang tingkatannya lebih tinggi atau sulit. Jadi, siswa pada kelas Team Quiz ini juga memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memahami yaitu mengkonstruk makna atau pengetahuan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, kemampuan mengaplikasikan yaitu kemampuan menggunakan suatu posedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas, kemampuan menganalisis yaitu kemampuan dalam menguraikan permasalahan dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut, dan kemampuan dalam mengevaluasi yaitu kemampuan dalam membuat pertimbangan berdasarkan kriteria. 7 Selain itu hal tersebut juga dipengaruhi dengan diterapkan metode Team Quiz dalam proses kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen 1. Dalam proses kegiatan pembelajaran siswa ikut berpatisipasi aktif dalam metode tersebut dengan siswa dalam masing-masing kelompok memiliki tugas untuk 7 Nuryani Y Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang, 2005, h. 156. membuat soal, menjawab soal, dan melengkapi jawaban. Dengan begitu menyebabkan proses diskusi menjadi lebih interaktif sehingga ide atau gagasan yang dikeluarkan lebih banyak. Namun, di kelas Team Quiz memiliki pencapaian indikator siswa untuk hasil posttest terendah terdapat pada indikator 4 yaitu mendeskripsikan susunan tulang pada manusia dengan soal tingkatan kognitif C1 dan C2. Hal ini mungkin dikarenakan siswa belum dapat memahami materi tersebut dengan baik. Sedangkan persentase pencapaian indikator siswa untuk hasil posttest pada kelas Learning Cell tertinggi terdapat pada indikator 1 dengan 86,57 lebih rendah dari kelas Team Quiz. Namun, siswa pada kelas tersebut juga memiliki kemampuan mengingat yang baik mengingat banyak soal yang termasuk dalam C1 pada indikator 1. Tidak hanya itu untuk kelas ini untuk indikator 5 yaitu menjelaskan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem gerak pada manusia juga persentase hasil posttestnya mencapai di atas 80. Jadi, siswa pada kelas Learning Cell ini juga memiliki kemampuan yang baik dalam aspek memahami dan mengaplikasikan. Namun, di kelas Learning Cell memiliki pencapaian indikator siswa untuk hasil posttest terendah terdapat pada indikator 6 yaitu mendeskripsikan jenis jaringan dan sifat kerja otot dengan soal tingkatan kognitif C4 menganalisis dan C5 mengevaluasi. Hal ini mungkin dikarenakan siswa pada kelas tersebut belum dapat memahami materi tersebut dengan baik dan juga kemampuannya dalam menyelesaikan jenis soal yang bersifat analisis masih kurang.

C. Hasil Analisis Data Observasi

1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Observasi terhadap aktivitas mengajar dilihat pada proses kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Penilaian observasi terhadap aktivitas mengajar dan aktivitas siswa berdasarkan rata-rata hasil perhitungan persentase yang dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran. Tabel 4.6 Kategori Aktivitas Mengajar dan Aktivitas Siswa Kategori Persentase A baik sekali 76 - 100 B baik 51 - 75 C cukup 26 - 50 D kurang 0 - 25 Hasil observasi aktivitas mengajar dengan penerapan metode Team Quiz dan Learning Cell dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru 8 Pertemuan ke- Team Quiz Learning Cell 1 72,61 72,50 2 73,80 73,75 3 75,59 75 4 76,19 76,87 Rata-rata 74,54 74,53 Berdasarkan tabel di atas persentase aktivitas mengajar pada pembelajaran Team Quiz dengan rata-rata yaitu 74,54 . Hal ini termasuk dalam kategori baik. Setiap pertemuannya persentase aktivitas mengajar semakin meningkat. Tetapi dalam pelaksanaanya masih memiliki beberapa kendala dan kekurangan yang dilakukan walaupun secara keseluruhan sudah baik. Seperti masih sulitnya dalam mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran pada petemuan pertama. Namun untuk pertemuan selanjutnya hal tersebut sudah mampu diselesaikan oleh guru dengan memberikan aturan dalam proses pembelajaran sedang berlangsung. Lalu, untuk pertemuan- pertemuan selanjutnya kegiatan pembelajaran sudah dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. Seperti dalam hal melakukan apersepsi mengenai materi, 8 Lampiran 21, h. 233. Lampiran 22, h. 265. mengenali gambar video, menjelaskan secara singkat materi pembelajaran, dan melakukan evaluasi hasil kerja pada setiap kelompok. Sedangkan persentase aktivitas mengajar pada pembelajaran Learning Cell juga diperoleh rata-rata hasil persentase yaitu 74,53 . Hal ini termasuk dalam kategori baik dan setiap pertemuannya persentase aktivitas guru juga semakin meningkat. Sama halnya dengan kelas Team Quiz dalam pelaksanaanya masih memiliki beberapa keterbatasan dan kekurangan yang dilakukan yaitu masih sulitnya dalam mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran pada petemuan pertama. Dan untuk pertemuan selanjutnya hal tersebut sudah mampu diselesaikan. Lalu, untuk pertemuan- pertemuan selanjutnya kegiatan pembelajaran sudah dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Observasi terhadap aktivitas siswa dilihat pada proses kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Hasil observasi aktivitas siswa dengan penerapan metode Team Quiz dan Learning Cell dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan ke- Team Quiz Learning Cell 1 71, 70 67,96 2 74,34 71,09 3 75 75 4 78,28 76,56 Rata-rata 74,83 72,65 Berdasarkan tabel di atas persentase aktivitas siswa pada pembelajaran Team Quiz dengan rata-rata yaitu 74,83 . Hal ini termasuk dalam kategori baik. Setiap pertemuannya persentase aktivitas siswa semakin meningkat. Tetapi dalam pelaksanaanya masih memiliki beberapa kendala, dimana siswa masih sulit dalam mempersiapkan diri untuk belajar. Namun untuk pertemuan- pertemuan selanjutnya hal tersebut sudah mampu diselesaikan. Dan untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. Seperti siswa memperhatikan dan merespon apa yang sedang dijelaskan, dapat melakukan presentasi dengan baik, dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan jawaban dengan baik dan menyimpulkan materi pembelajaran dengan baik dan jelas. Sedangkan persentase aktivitas siswa pada pembelajaran Learning Cell juga diperoleh rata-rata hasil persentase yaitu 72,65 . Hal ini termasuk dalam kategori baik dan setiap pertemuannya persentase aktivitas siswa juga semakin meningkat. Sama halnya dengan kelas Team Quiz dalam pelaksanaanya masih memiliki beberapa kendala, dimana siswa masih sulit dalam mempersiapkan diri untuk belajar. Lalu dalam pelaksaanaannya di awal-awal pertemuan penerapan metode Learning Cell tersebut ternyata siswa masih terdapat siswa yang pasif dan belum memahami penggunaan metode yang diterapkan. Sehingga kegiatan pembelajaran siswa masih banyak membutuhkan tuntunan. Dan juga masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. Seperti siswa sudah mampu mempersiapkan diri untuk belajar, memperhatikan dan merespon apa yang sedang dijelaskan, memperhatikan dan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran, mampu membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan baik, dan siswa memperhatikan evaluasi pembelajaran yang disampaikan. Observasi pada penelitian ini dilakukan oleh dua observer yaitu guru pamong atau guru mata pelajaran Biologi di sekolah dan juga mahasiswi UIN dari jurusan Pendidikan IPA.

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Make A-Match Dan Metode Team Quiz Di SMP Swasta Se-Kecamatan Pamulang

0 6 30

Perbedaan hasil belajar IPS terpadu dengan menggunakan metode pembelajaran make A-Match dan metode team quiz di SMP Islamiyah Ciputat

0 5 90

Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Darul Ma'arif Jakarta Selatan

2 18 139

Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team Pada Siswa Kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014

0 13 0

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TEAM QUIZ DAN LEARNING CELL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 4 5

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TEAM QUIZ DAN LEARNING CELL DITINJAU AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 8

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYAMENINGAKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Penerapan Strategi Pembelajaran Team Quiz Sebagai Upaya Meningakatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak Tumbuhan Pada

0 1 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DAN METODE INVESTIGASI

0 0 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN BLENDED LEARNING DAN E-LEARNING PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

0 0 7