Sistem Gerak Deskripsi Teoritis

antara tulangnya tidak dihubungkan oleh jaringan. Diartrosis lazim disebut persendian yang seringkali kita dengar. Sementara itu, sesuai arah pergerakan, persendian dikelompokkan menjadi beberapa sendi, meliputi sendi peluru, sendi putar, sendi luncur, sendi pelana, sendi engsel, dan sendi kondiloid. 43 b. Sistem Otot Otot berfungsi sebagai alat gerak penyokong tubuh dan membantu homeostatis. Sebagai alat gerak aktif, otot mempunyai tiga kemampuan, yaitu kontraktibilitas kemampuan untuk memendek dan berkontraksi, ekstensibilitas kemampuan untuk memanjangrelaksasi, dan elastisitas kemampuan untuk kembali ke keadaan semula. Struktur otot, unit dasar otot disebut serabut otot atau myofibril. Myofibril terdiri atas sejumlah besar protein miofilamen yang terdiri atas filamen tebal myosin dan filament tipis aktin. Sesama filament tipis saling berhubungan membentuk pita terang pita I. Sesama filament tebal saling berhubungan dengan membentuk pita berwarna gelap pita A. sebagian filamen tebal saling tumpang tindih sehingga terbentuk bagian yang lebih padat dan bagian yang kurang padat pada pita A, disebut zona H. Tempat bertautnya filament tipis atau garis Z akan menyebrangi myofibril pada pusat pita I. bagian myofibril yang terletak dianatar dua garis Z disebut sarkomer. 44 Terdapat tiga jenis jaringan otot: otot halus, otot jantung, dan otot rangka memiliki struktur yang berbeda. Otot polos berisi lembaran panjang, sel berbentuk gelendong, masing-masing dengan satu inti. Sel-sel otot jantung berbentuk cabang rantai sel yang interkoneksi, membentuk pola jaringan. Sel otot rangka, disebut serat otot, yang memanjang dan menjalankan panjangnya dari otot rangka. Serat otot rangka timbul selama 43 Siti Nur Rochmah, Sri Widayati, Meirina Arif P., Biologi-SMAMA Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 103-106, diakses dari http:ftp.unpad.ac.idbse11_SMAkelas11_biologi_siti_nur_rochmah.pdf , pada 23 Oktober 2015. 44 Arif Piadi, Op. Cit., h. 102. perkembangan ketika beberapa sel bergabung, menghasilkan satu panjang, sel multinukleatid. 45 Saat otot berkontraksi, sarkomer lebih pendek mereduksi, sehingga jarak garis Z yang satu ke garis Z yang lain makin berdekatan. Kontraksi otot ini tidak membuat panjang pita A berubah, namun justru pita I yang menjadi pendek dan zona H menjadi hilang. Filamen aktin dan miosin tidak mengalami perubahan panjang, namun bergabung membentuk aktomiosin. Kejadian ini dinamakan teori pergeseran luncuran filamen kontraksi otot. Supaya sel otot dapat berkontraksi, tentu dibutuhkan makanan khusus. Makanan itu berupa energi dan ion Ca2+. Energi kontraksi otot berupa ATP adenin trifosfat, yang diperoleh secara aerob dan anaerob. Saat anaerob, dalam sel otot terjadi dua proses yaitu pengu- raian fosfat kreatin dan fermentasi. Sedangkan saat aerob, dalam sel otot terjadi proses respirasi seluler. Saat otot berelaksasiistirahat, kreatin mengikat fosfat sehingga terbentuklah fosfat kreatin yang banyak mengandung energi. Pelepasan fosfat disertai dengan pelepasan energi kerapkali terjadi pada pertenga- han pergeseran fi lamen. Karena itu, proses ini merupakan cara tercepat dalam pemenuhan kebutuhan energi untuk kontraksi otot. Energi yang diperoleh ini tidak bisa digunakan secara langsung, namun harus diubah terlebih dahulu. 46 Kontraksi otot menghasilkan dua kemungkinan, yaitu bersifat antagonis menimbulkan gerak yang berlawanan atau bersifat sinergismenimbulkan gerak searah. Contoh yang termasuk sinergis terjadi antara otot pronator teres dan pronator kuadratus yang sama-sama berfungsi untuk menelungkupkan lengan ke bawah. Contoh otot yang bersifat antagonis adalah a. otot ekstensor dan otot fleksor, yaitu gerak meluruskan gerak ekstensi dan membengkokan gerak fleksi otot trisep dan bisep; 47 Kita menggerakkkan lengan kita, misalnya dengan cara mengkontraksikan bisep, 45 Sylvia S. Mader, Essentials Of Biology, New York: McGraw-Hill Companies, 2007, p. 505. 46 Siti Nur Rochmah, Sri Widayati, Meirina Arif P., Op. Cit., h. 113-114. 47 Arif Piadi, Op. Cit., h. 108. dengan persendian bergantung pada siku yang bertindak sebagai titik tumpu fulkrum suatu pengungkit. Untuk memnajangkan dan merenggangkan lengan kita, kita merelaksasikan otot bisep sementara trisep pada sisi yang berlawanan berkontraksi. 48 b. otot abduktor dan aduktor, yaitu gerak menjauhi badan gerak abduksi dan mendekati badan gerak aduksi saat merentangkan tangan kesamping dan mengembaikannya semula; c. otot inversor dan otot evensor, yaitu gerak meiringkan telapak kaki ke dalam inversi dan ke luar eversi; d. otot supinator dan otot pronator, yaitu gerak menengadah gerak supinasi dan menelungkup gerak pronasi telapak tangan. c. Gangguan kelainan pada sistem rangka dan otot Gangguan pada tulang antara lain : 1 fraktura yaitu patah tulang, dapat timbul karena terjadi benturan yang keras; 2 rakitis yaitu gangguan pada pembentukan tulang karena kekurangan vitamin D; 3 osteoporosis yaitu keroposnya tulang akibat kekurangan kalsium dll. Gangguan pada persendian antara lain : 1 rematik yaitu radang sendi yang disebabkan perbanyakan diri sel darah putih dalam selaput sinovial; 2 asam urat yaitu radang pembengkakkan sendi yang disebabkan penimbunan asam urat di persendian, terurtama ruas-ruas jari dll. Gangguan pada otot antara lain : 1 distrofi yaitu penyakit otot bersifat menurun yang ditandai dengan tidak adanya selaput pembungkus otot; 2 tetanus yaitu pengejangan otot karena berkontraksi secara terus-menerus sehingga organ terkena menjadi tidak dapat berfungsi; 3 atrofi yaitu tidak dapat digerakkan karena terjadi penyusutan ukuran otot akibat lama tidak digunakan, misalnya pada kasus kelumpuhan. 49 48 Neil A. Campbell, Jane B. Reece, and Lawrence G. Mitchell, Biologi Edisi Kelima Jilid 3 , Terjemahan dari Biology Fifth Edition oleh Wasmen Menalu, Jakarta: Erlangga, 2004, h. 255. 49 Arif Piadi, Op. Cit., h. 108-112.

B. Hasil Kajian yang Relevan

Team Quiz dan Learning Cell merupakan salah satu tipe metode dari strategi pembelajaran aktif. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya untuk mengetahui keberhasilan metode Team Quiz dan Learning Cell dalam mengatasi permasalahan pada proses pembelajaran di kelas. Dengan berbagai konsep yang berbeda, yaitu pada bidang studi biologi ataupun bidang studi lainnya. 1. Rita P. Khotimah dan Mukhafifah dengan judul penelitiannya yaitu Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Team Quiz dan Learning Cell Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa bertujuan untuk mengetahui: 1 Pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika, 2 Pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, 3 Efek interaksi antara metode pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. Hasil dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa 1. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode pembelajaran Team Quiz dengan metode Learning Cell terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Sudut dan Garis 2. Terdapat pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika 3 Tidak terdapat efek interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. 50 2. Postalina Rosida dan Titin Suprihatin dengan judul penelitiannya yaitu Pengaruh Pembelajaran Aktif Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas 2 SMU. Hasil dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa adanya perbedaan peningkatan prestasi yang signifikan pada kelompok eksperimen yang diperlakukan menggunakan 50 Rita P. Khotimah dan Mukhafifah, Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Team Quiz dengan Learning Cell Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa, Prosiding Seminar Nasional Matematika Pendidikan Matematika FKIP-UMS , 2011, diakses dari http:publikasiilmiah.ums.ac.id:8080bitstreamhandle123456789577MAK-RITA-28155- 15929.pdf?sequence=1 , pada 3 Januari 2015. model pembelajaran active learning tipe Team Quiz dengan kelompok kontrol yang tidak mendapat pembelajaran active learning. 51 3. S. D Putri, T Subroto, dan W Sunarto dengan judul penelitiannya yaitu Pengaruh Metode Aktif Tipe Team Quiz Berbantuan Question Card Terhadap Hasil Belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode aktif tipe Team Quiz berbantuan Question Card terhadap hasil belajar siswa kelas XI materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis di SMA Muhammadiyah Wonosobo. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 3 sebagai kelas konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kimia dengan penggunaan metode aktif tipe Team Quiz berbantuan Question Card berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA materi larutan penyangga dan hidrolisis di SMA Muhammadiyah Wonosobo. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode aktif tipe Team Quiz berbantuan Question Card berpengaruh terhadap hasil belajar siswa materi larutan penyangga dan hidrolisis. 52 4. Sri Hartini, Dt. Y. Slamet, dan Sularmi dengan judul penelitiannya yaitu Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Cell Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Kenampakan Alam. Hasil dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa kemampuan pemahaman konsep kenampakan alam siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Learning Cell lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemahaman 51 Postalina Rosida dan Titin Suprihatin, Pengaruh Pembelajaran Aktif dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas 2 SMU, Proyeksi Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang , Vol. 6 2 2011, diakses dari http:jurnal.unissula.ac.idindex.phpproyeksiarticledownload250226 , pada 19 Mei 2016. 52 S. D Putri, T Subroto, dan W Sunarto, Pengaruh Metode Aktif Tipe Team Quiz Berbantuan Question Card Terhadap Hasil Belajar, Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA-Universitas Negeri Semarang , 2013, diakses dari http:journal.unnes.ac.idsjuindex.phpchemined , pada 3 Januari 2016. konsep kenampakan alam siswa yang diajar dengan metode pembelajaran ekspositori. 53 5. Adriani, Zulfaneti, dan Mulia Suryan dengan judul penelitiannya yaitu Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Learning Cell Disertai Handout Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 17 Padang. Hasil dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan strategi pembeajaran aktif tipe The Learning Cell lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional. 54 6. K. Devi dengan judul penelitiannya yaitu Quiz As An Innovative Approach In Teaching Community Medicine To Medical Students . Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil kuis siswa dengan skor dari dua tim yaitu 100. Rata-rata skor pretest dan posttest masing-masing sebesar 33,3 dan 98,6. Siswa menghargai penggunaan metode sebagai perbedaan dari kebiasaan pengajar dalam melakukan ceramah, yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, menarik, informatif, membantu siswa untuk mempersiapkan dan memberi kesempatan untuk berpartisipasi. Pengajar menyarankan untuk lebih banyak melakukan sesi kuis. Sehingga kesimpulannya metode kuis suks es digunakan untuk mengajar “International Health”. 55 7. Marika Kapanadze and Ingo Eilks dengan judul penelitiannya yaitu Student Active Learning in Science . Hasil dari penelitian yang dilakukan yaitu 53 Sri Hartini, Dt. Y. Slamet, Sularmi, Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Cell Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Kenampakan Alam, Artikel Ilmiah PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret , 2013, diakses dari http:jurnal.fkip.uns.ac.idindex.phppgsdsoloarticleviewFile28201934 , pada 12 November 2014. 54 Adriani, Zulfaneti, Mulia Suryani, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Learning Cell Disertai Handout Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 17 Padang, Artikel Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat , 2013, diakses dari http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=263848val=6304.pdf , pada 23 Maret 2016. 55 K Devi1, Quiz As An Innovative Approach In Teaching Community Medicine To Medical Students, National Journal of Community Medicine Vol 5, Issue 2, 2014, diakses dari http:www.njcmindia.orghomedownload552.pdf , pada 25 Maret 2016. pengetahuan akan aktif dibangun untuk menjadi pembelajaran yang bermakna, bila ditransfer ke situasi baru. Peserta didik belajar aktif dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan saling ketergantungan positif dari peserta didik lainnya. 56 8. Jana Hackathorn, dkk dengan judul penelitiannya yaitu Learning by Doing: An Empirical Study of Active Teaching . Hasil dari penelitian yang dilakukan yaitu berdiskusi di kelas adalah teknik pengajaran aktif, karena memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi isu-isu penting, pendapat, dan ide-ide. Selain itu, selama diskusi perhatian siswa terhadap pembelajaran lebih tinggi, aktif, lebih terlibat dan termotivasi. 57 56 Marika Kapanadze and Ingo Eilks, Student Active Learning in Science, Collection of Papers SALiS FINAL Conferences ILIA State University Press , 2012, diakses dari http:134.102.186.148chemiedidaktiksalis_zusatzmaterial_pdfcontributions_to_the_SALiS_fin al_conference.pdf , pada 14 Febuari 2015. 57 Jana Hackathorn dkk, Learning by Doing: An Empirical Study of Active Teaching Techniques, The Journal of Effective Teaching an Online Journal Devoted to Teaching Excellence , Vol. 11, No. 2, 2011, diakses dari http:uncw.educteetarticlesVol11_2Hackathorn.pdf , pada 14 Febuari 2015.

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Make A-Match Dan Metode Team Quiz Di SMP Swasta Se-Kecamatan Pamulang

0 6 30

Perbedaan hasil belajar IPS terpadu dengan menggunakan metode pembelajaran make A-Match dan metode team quiz di SMP Islamiyah Ciputat

0 5 90

Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Darul Ma'arif Jakarta Selatan

2 18 139

Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Active Learning Type Quiz Team Pada Siswa Kelas V C MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014

0 13 0

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TEAM QUIZ DAN LEARNING CELL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 4 5

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TEAM QUIZ DAN LEARNING CELL DITINJAU AKTIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 8

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYAMENINGAKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Penerapan Strategi Pembelajaran Team Quiz Sebagai Upaya Meningakatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Biologi Materi Sistem Gerak Tumbuhan Pada

0 1 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DAN METODE INVESTIGASI

0 0 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN BLENDED LEARNING DAN E-LEARNING PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

0 0 7