Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN
Team Quiz menghadapkan siswa untuk aktif, mengembangkan kemampuan
untuk membuat
pertanyaan dan
bertanya, melakukan
presentasi, mengemukakan pendapat, memiliki jiwa berkompetisi yang tinggi, mampu
berdiskusi atau bertukar pendapat dengan banyak pemikiran dari siswa dalam satu kelompok dan siswa lebih interaktif. Sedangkan metode Learning Cell
yang pada prosesnya tidak terdapat kegiatan presentasi dari siswa, kemampuan dalam berdiskusi atau bertukar pendapat hanya berasal dari
sedikit pemikiran karena hanya dalam bentuk berpasangan sehingga jiwa berkompetisi kurang interaktif. Sehingga dalam pelaksanaannya keaktifan
siswa untuk kelas eksperimen Team Quiz lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen Learning Cell. Dari penelitian yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode Team Quiz dan Learning Cell .
Masing-masing metode dari strategi pembelajaran aktif tersebut memiliki hasil yang sama-sama baik dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa
meningkat dari hasil pretest ke posttest. Selain itu masing-masing metode memiliki dampak yang baik dalam meningkatkan keaktifan dan partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran dengan sintak yang sudah disesuaikan dari masing-masing metode.
Dari hasil penelitian didapatkan kelas yang diterapkan dengan metode Team Quiz
memiliki nilai rata-rata posttest yang lebih tinggi yaitu 85,25. Sedangkan kelas yang diterapkan dengan metode Learning Cell memiliki nilai
rata-rata posttest yaitu 78,75. Artinya, kedua metode tersebut memiliki dampak yang positif dalam meningkatkan keaktifan partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran. Dan juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik sehingga berhasil mencapai nilai KKM yang ditentukan
oleh sekolah. Penelitian yang sudah dilakukan ini juga di dukung oleh hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya bahwa metode Team Quiz
Contohnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rita P. Khotimah dan Mukhafifah dengan judul Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui
Metode Team Quiz dan Learning Cell Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1 Pengaruh metode pembelajaran
terhadap prestasi belajar matematika, 2 Pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, 3 Efek interaksi antara metode
pembelajaran dan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil yaitu 1. Terdapat pengaruh
yang signifikan penggunaan metode pembelajaran Team Quiz dengan metode Learning Cell
terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Sudut dan Garis yang menunjukkan bahwa penggunaan metode Team Quiz
ternyata memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada metode Learning Cell
2. Terdapat pengaruh yang signifikan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika 3 Tidak terdapat efek interaksi antara
metode pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
9
Selain itu juga didukung dengan hasil obeservasi yang dilakukan observer pada proses pembelajaran. Adanya kendala, dimana siswa masih sulit dalam
mempersiapkan diri untuk belajar. Dalam pelaksaanaannya di awal-awal pertemuan penerapan metode Learning Cell tersebut ternyata siswa masih
terdapat siswa yang pasif dan belum memahami penggunaan metode yang diterapkan. Sehingga kegiatan pembelajaran siswa masih banyak
membutuhkan tuntunan. Dan juga masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
Dalam penelitian ini terdapat 8 indikator yang diujikan yaitu menjelaskan struktur dan fungsi tulang sebagai penyusun sistem gerak pada manusia,
menjelaskan proses pembentukan tulang osifikasi, mendeskripsikan berbagai macam bentuk persendian pada manusia, mendeskripsikan susunan tulang
pada manusia, menjelaskan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem
9
Rita P. Khotimah, Mukhafifah, Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Team Quiz Dengan Learning Cell Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa, Jurnal
Pendidikan Matematika FKIP-UMS , 2011, h. 155.
Diakses dalam http:publikasiilmiah.ums.ac.id:8080bitstreamhandle123456789577MAK-
RITA-28155-15929.pdf?sequence=1 , pada 3 Januari 2015.
gerak pada manusia, mendeskripsikan jenis jaringan dan sifat kerja otot, dan menjelaskan berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak
manusia. Pencapaian persentase yang lebih tinggi adalah pada indikator 1 yaitu
menjelaskan struktur dan fungsi tulang sebagai penyusun sistem gerak pada manusia. Pada kelas Team Quiz mencapai 93,98 dan kelas Learning Cell
mencapai 86,57. Lalu, pada kelas Team Quiz persentase terendah terdapat pada indikator 4 dengan 68,05. Sedangkan pada kelas Learning Cell
persentase terendah terdapat pada indikator 6 dengan 62,5. Untuk indikator lainnya pada kelas Team Quiz persentasenya sekitar 80 - 90 ke atas dan
kelas Learning Cell presentasenya sekitar 70 - 80 ke atas. Kesimpulannya untuk kedua kelas eksperimen tersebut masing-masing siswanya lebih
menguasai materi pada indikator 1 yaitu menjelaskan struktur dan fungsi tulang sebagai penyusun sistem gerak pada manusia.
Hasil belajar siswa pada konsep Sistem Gerak pada Manusia menunjukan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Karena rata-rata setengah jumlah
siswa pada kedua kelas eksperimen tersebut bisa mencapai KKM yang sudah ditentukan yaitu 75,00. Pada kelas Team Quiz siswa yang mencapai KKM
berjumlah 30 orang. Sedangkan pada kelas Learning Cell siswa yang mencapai KKM berjumlah 23 orang.
10
Dengan persentase yang berbeda-beda yaitu pada kelas Team Quiz mencapai 83,33 dan kelas Learning Cell
mencapai 63,89. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya KKM pada
siswa yaitu karena beberapa siswa masih kurang menguasai indikator- indikator tertentu pada materi Sistem Gerak Manusia dalam pembelajaran
sehingga penguasaan konsepnya pun masih kurang. Saat proses kegiatan pembelajaran dimana setiap anak didik mempunyai bakat yang berlainan dan
mempunyai kecepatan belajar yang bervariasi. Secara garis besar anak didik mempunyai tipe tanggapan yang berbeda-beda seperti tipe penglihatan
10
Lampiran 15, h. 219. Lampiran 16, h. 222.
visual, tipe pendengaran auditif, tipe perabaan taktil, tipe gerakan motorik, dan tipe campuran.
11
Sehingga adanya perbedaan dalam kecepatan memahami suatu materi. Selain itu, kurang optimalnya pelaksanaan
pembelajaran saat di kelas, seperti kurangnya kesiapan siswa dalam menerima pelajaran. Di lain hal hasil belajar yang masih belum mencapai ketuntasan
minimal karena adanya perbedaan penguasaan konsep dari kedua kelompok eksperimen akibat adanya perbedaan perlakuan dari penerapan metode.
Hasil penelitian ini didukung dengan hasil observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran saat proses pembelajaran
berlangsung. Dan juga diakhir pertemuan siswa diminta untuk menuliskan respon atau tanggapan setelah diterapkannya penerapan metode pada masing-
masing kelas pada sebuah kertas. Dari hasil tersebut didapatkan hasil ternyata adanya respon yang baik dari siswa yang diterapkan dengan penerapan metode
Team Quiz . Selain itu dari tanggapan yang ditulis, siswa merasakan lebih
percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan senang bisa melakukan kompetisi antar tim saat proses pembelajaran. Sedangkan respon dari siswa
yang diterapkan dengan penerapan metode Learning Cell, beberapa siswa menyatakan senang dan antusias terhadap penerapan metode tersebut. Tetapi
beberapa diantara siswa yang lainnya merasakan kurang tertarik dengan penerapan metode tersebut. Sehingga dapat disimpulkan siswa lebih tertarik
dan antusias dengan penerapan metode Team Quiz dibandingkan dengan metode Learning Cell.
11
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 224.
75