pertemuan selanjutnya hal tersebut sudah mampu diselesaikan. Dan untuk pertemuan-pertemuan
selanjutnya aktivitas
siswa dalam
kegiatan pembelajaran sudah dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. Seperti siswa
memperhatikan dan merespon apa yang sedang dijelaskan, dapat melakukan presentasi dengan baik, dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan
jawaban dengan baik dan menyimpulkan materi pembelajaran dengan baik dan jelas.
Sedangkan persentase aktivitas siswa pada pembelajaran Learning Cell juga diperoleh rata-rata hasil persentase yaitu 72,65 . Hal ini termasuk dalam
kategori baik dan setiap pertemuannya persentase aktivitas siswa juga semakin meningkat. Sama halnya dengan kelas Team Quiz dalam pelaksanaanya masih
memiliki beberapa kendala, dimana siswa masih sulit dalam mempersiapkan diri untuk belajar. Lalu dalam pelaksaanaannya di awal-awal pertemuan
penerapan metode Learning Cell tersebut ternyata siswa masih terdapat siswa yang pasif dan belum memahami penggunaan metode yang diterapkan.
Sehingga kegiatan pembelajaran siswa masih banyak membutuhkan tuntunan. Dan juga masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru
dengan baik. Untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. Seperti
siswa sudah mampu mempersiapkan diri untuk belajar, memperhatikan dan merespon apa yang sedang dijelaskan, memperhatikan dan mengamati hal-hal
yang berkaitan dengan materi pelajaran, mampu membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan baik, dan siswa memperhatikan evaluasi
pembelajaran yang disampaikan. Observasi pada penelitian ini dilakukan oleh dua observer yaitu guru
pamong atau guru mata pelajaran Biologi di sekolah dan juga mahasiswi UIN dari jurusan Pendidikan IPA.
D. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang disiswa yang terdapat di kelas ekeperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
Kedua kelas eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest yang telah dilakukan, diperoleh hasil pretest pada
kelas eksperimen 1 yaitu 34,36 dan kelas eksperimen 2 yaitu 36,91. Dengan perbandingan t
hit
1,83 dan t
tab
1,994 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa.
Setelah mengetahui tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa, maka masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Proses pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan dua kelas untuk dijadikan
sebagai sampel penelitian yaitu kelas dengan pemberian perlakuan metode Team Quiz
dan metode Learning Cell. Pada proses pembelajaran yang dilakukan terlebih dulu siswa pada
masing-masing kelas eksperimen diberikan pretest. Lalu, diberikan perlakuan dengan kelas eksperimen 1 menggunakan metode Team Quiz dan kelas
ekperimen 2 menggunakan metode Learning Cell. Dari hasil analisis data diketahui adanya peningkatan nilai yang baik dari masing-masing kelas
eksperimen. Adanya peningkatan tersebut dikarenakan terdapat pengaruh yang baik atau dampak positif dari diterapkannya suatu metode, lalu
bertambahnya pengetahuan siswa pada materi yang diajarkan dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki oleh siswa sebelumnya. Semakin
bertambahnya pengetahuan yang diperoleh maka siswa akan lebih mengeksplorasi rasa keingintahuannya dan bisa lebih memahami materi
dengan baik. Selain itu adanya keaktifan dan partisipasi yang baik oleh siswa terhadap penerapan metode yang dilakukan sehingga berdampak positif
terhadap proses pembelajaran dan didapatkan peningkatan pada hasil belajarnya. Dalam hal ini berarti kedua metode pembelajaran yang diterapkan
untuk kedua kelas ekperimen berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pembelajaran Team Quiz dan Learning Cell merupakan pembelajaran active learning
yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kedua pembelajaran tersebut melatih siswa untuk bisa mengembangkan keterampilan
bertanya dan pemahaman dari materi yang telah dipelajari. Perbedaan diantara metode Team Quiz dan Learning Cell yaitu pada pada jumlah partisipasi siswa
dalam melakukan penerapan metode pada proses pembalajaran, ada dan tidaknya kegiatan presentasi yang dilakukan siswa, tugas siswa, keinteraktifan
siswa dalam kegiatan diskusi pada proses tanya jawab, dan juga jumlah ide dan gagasan yang dikemukakan siswa.
Proses pembelajaran Team Quiz jumlah anggota kelompok lebih banyak. Pada prosesnya terdapat kegiatan presentasi. Lalu setiap kelompok pun
mempersiapkan pertanyaan beserta kunci jawaban. Setelah itu dapat dilakukan proses kuis antar timkelompok. Kuis dilakukan menjadi tiga segmen dan
siswa dituntut untuk bisa secara aktif dan juga cepat tepat dalam menjawab pertanyaan dari tim lain. Tim yang berhasil menjawab pertanyaan dengan
tepat akan diberikan skor pada lembar penilaian yang dilakukan oleh guru. Pada metode Team Quiz setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk
menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Setiap anggota dalam satu tim mempunyai tanggung
jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam menguasai materi dan menjawab soal sehingga dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif
dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan gagasan. Dan siswa juga dilatih untuk mampu bekerja sama dengan baik dalam timnya.
Sedangkan proses pembelajaran Learning Cell jumlah anggota kelompok lebih sedikit yaitu dalam bentuk berpasangan. Pada prosesnya tidak terdapat
kegiatan presentasi dari siswa. Lalu, setiap siswa mempersiapkan pertanyaan beserta kunci jawaban. Setelah itu siswa berpasangan dengan temannya dan
melakukan kegiatan bertanya dan juga menjawab secara bergantian. Guru tetap mengarahkan proses kegiatan pembelajaran tersebut. Dalam
pembelajaran ini dapat membantu siswa untuk bisa berpartisipasi aktif dalam menjawab pertanyaan dan mengungkapkan pendapat secara bergantian dengan
pasangannya. Dan mempermudah siswa dalam memahami materi. Dengan membentuk siswa secara berpasangan dalam belajar bukan hanya memberi
pengetahuan berharga, tetapi juga interaksi positif antar siswa. Metode Team Quiz dan Learning Cell melakukan kegiatan bertanya dan
menjawab dalam proses kegiatan pembelajarannya. Materi pada setiap pembelajaran tetap sama, tetapi aturan dan tahap pelaksanaannya berbeda. Hal
ini disesuaikan dengan tahap pelaksanaan kedua metode tersebut. Setelah diterapkan dalam proses pembelajaran penggunaan metode Team
Quiz dan Learning Cell ternyata lebih cocok untuk digunakan pada dimensi
pengetahuan faktual pada pelajaran Biologi. Materi yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat untuk menarik kembali
informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk digunakan pada dimensi pengetahuan konseptual. Hal ini
dapat disesuaikan pada materi yang diajarkan oleh guru. Pada proses pembelajaran, pelaksanaan metode Team Quiz dan Learning
Cell juga dibantu dengan penggunaan media PPT yang dilakukan oleh guru.
Penggunaan PPT dimaksudkan untuk lebih mengoptimalkan penerapan metode tersebut saat di kelas. Dengan berbantu PPT mempermudah guru
dalam mengeksplorasi pengetahuan siswa. Di dalam PPT juga terdapat gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Sehingga mempermudah dan
membantu siswa dalam memahami materi. Uji hipotesis yang sudah dilakukan menunjukan untuk data hasil pretest
pada metode Team Quiz dan Learning Cell yaitu Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan. Sedangkan untuk data hasil posttest menunjukan Ho
ditolak artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kedua metode tersebut.
Perbedaan dalam hasil belajar siswa dari kedua kelas eksperimen tersebut dikarenakan keaktifan partisipasi siswa yang berbeda-beda dalam proses
pembelajarannya. Karenanya, hal ini menunjukkan kelas yang diterapkan dengan menggunakan metode Team Quiz memiliki nilai hasil belajar yang
lebih tinggi dalam proses pembelajaran. Karena pada penerapannya metode
Team Quiz menghadapkan siswa untuk aktif, mengembangkan kemampuan
untuk membuat
pertanyaan dan
bertanya, melakukan
presentasi, mengemukakan pendapat, memiliki jiwa berkompetisi yang tinggi, mampu
berdiskusi atau bertukar pendapat dengan banyak pemikiran dari siswa dalam satu kelompok dan siswa lebih interaktif. Sedangkan metode Learning Cell
yang pada prosesnya tidak terdapat kegiatan presentasi dari siswa, kemampuan dalam berdiskusi atau bertukar pendapat hanya berasal dari
sedikit pemikiran karena hanya dalam bentuk berpasangan sehingga jiwa berkompetisi kurang interaktif. Sehingga dalam pelaksanaannya keaktifan
siswa untuk kelas eksperimen Team Quiz lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen Learning Cell. Dari penelitian yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode Team Quiz dan Learning Cell .
Masing-masing metode dari strategi pembelajaran aktif tersebut memiliki hasil yang sama-sama baik dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa
meningkat dari hasil pretest ke posttest. Selain itu masing-masing metode memiliki dampak yang baik dalam meningkatkan keaktifan dan partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran dengan sintak yang sudah disesuaikan dari masing-masing metode.
Dari hasil penelitian didapatkan kelas yang diterapkan dengan metode Team Quiz
memiliki nilai rata-rata posttest yang lebih tinggi yaitu 85,25. Sedangkan kelas yang diterapkan dengan metode Learning Cell memiliki nilai
rata-rata posttest yaitu 78,75. Artinya, kedua metode tersebut memiliki dampak yang positif dalam meningkatkan keaktifan partisipasi siswa dalam
proses pembelajaran. Dan juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik sehingga berhasil mencapai nilai KKM yang ditentukan
oleh sekolah. Penelitian yang sudah dilakukan ini juga di dukung oleh hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya bahwa metode Team Quiz
Contohnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rita P. Khotimah dan Mukhafifah dengan judul Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui