Learning Cell yang dikembangkan oleh Marcel Goldschmid dari Tekonologi Institusi Federal Swiss di Lausanne.
Learning Cell, atau siswa secara berpasangan mengacu pada belajar kelompok dengan berpasangan, di mana siswa alternatif dan menjawab
pertanyaan pada umumnya dari membaca materi: 1. Untuk mempersiapkan Learning Cell
, siswa diberi tugas membaca dan menulis pertanyaan yang berhubungan dengan poin utama yang muncul dari bacaan atau bahan
terkait lainnya; 2. Pada awal pertemuan setiap kelas, siswa secara acak ditugaskan untuk berpasangan, dan salah satu pasangan memulai dengan
mengajukan pertanyaan pertama; 3. Setelah menjawab dan mungkin yang telah dikoreksi atau diberikan informasi tambahan, siswa kedua, B
mengajukan pertanyaan ke A, dan seterusnya; 4. Selama berlangsung, instruktur bergerak dari satu pasangan ke pasangan yang lain, dan
memberikan umpan balik dengan bertanya dan menjawab pertanyaan.
24
Dalam pelaksanaannya metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya selain seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
metode ini guru dapat melihat sisi lain siswa yang mungkin sebelumnya tidak pernah diketahui. Seperti muncul rasa percaya diri dari diri siswa
bahwa ia bisa melakukannya, siswa yang biasanya kurang aktif dalam proses pembelajaran bisa menjadi lebih aktif dan percaya akan kemampuan
yang dimilkinya. Selain itu metode ini juga terdapat kekurangannya seperti jumlah siswa yang banyak, guru harus bisa mensiasati proses pembelajaran
tersebut menjadi lebih efektif dan efisien sehingga semua dapat berjalan sesuai rencana.
Penerapan metode Learning Cell menginginkan agar siswa bisa secara aktif dan bisa lebih mengembangkan kemampuannya untuk berpikir dalam
membuat pertanyaan dan mengemukakan jawaban atau pendapat dari
24
Marilla Svinicki and Wilbert J. McKeachie, McKeachies Teaching Tips: Strategies, Research, and Theory for College and University Teachers
, Belmont: Cengage Learning, 2010, p. 194, diakses dari
https:books.google.co.idbooks?id=v_0zqB13lW8Cdq=learning+cell+strategysource=gbs_na vlinks_s
, pada 25 Maret 2016.
pertanyaan temannya. Dengan membentuk siswa secara berpasangan dalam belajar bukan hanya memberi pengetahuan berharga, tetapi juga interaksi
positif. Salah satu cara untuk memeberikan stimulus kepada siswa agar mereka
tertantang mengembangkan kemampuannya untuk berpikir adalah dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan
dengan tepat dapat menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan adanya komunikasi yang
baik antara guru dan siswa, maka kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan kemunkinan
besar bisa dicapai oleh siswa. Keterampilan bertanya bertujuan untuk: a merangsang kemampuan
berpikir siswa; b membantu siswa dalam belajar; c mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri; d meningkatkan kemampuan
berpikir siswa dan kemampuan berpikir tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi; e membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang
dirumuskan.
25
Jadi, dapat disimpulkan metode Learning Cell adalah salah satu strategi pembelajaran aktif dimana siswa belajar secara berpasangan. Dimana siswa
bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan pada materi bacaan yang sama. Hal ini dapat mendorong siswa untuk lebih aktif
dalam mengemukakan pendapat dan pertanyaan. Dalam pembelajaran ini juga dapat melatih siswa untuk bisa mengembangkan keterampilan bertanya
dan pemahaman dari materi yang telah dipelajari. Dan guru bergerak dari satu pasangan kepasangan yang lain sambil memberi masukan atau
penjelasan dengan bertanya atau menjawab pertanyaan. Dengan membentuk siswa secara berpasangan dalam belajar bukan hanya memberi
25
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010, h. 170.
pengetahuan berharga, tetapi juga interaksi positif yaitu interaksi antar siswa dengan guru atau pun siswa dengan siswa lainnya.
4. Persamaan dan Perbedaan Metode Team Quiz dan Learning Cell
Persamaan metode Team Quiz dan Learning Cell yaitu, 1. Merupakan pembelajaran aktif; 2. Membantu siswa lebih aktif; 3. Keaktifannya
partisipasi meliputi keterampilan dalam membuat pertanyaan dan mengemukakan pertanyaan, keterampilan dalam mengemukakan pendapat
atau jawaban dengan gaya dan bahasanya sendiri; 4. Menciptakan rasa saling berkompetisi dan bersaing untuk menjadi yang terbaik; 5.
Menumbuhkan rasa percaya diri; 6. Meningkatkan interaksi yang positif antar siswa.
Tabel 2.1 Perbedaan metode Team Quiz dan Learning Cell
Metode Team Quiz
Metode Learning Cell
Kelompok besar Kelompok kecil berpasangan
Terdapat kegiatan presentasi Tidak terdapat kegiatan presentasi
Tugas siswa dalam kelompok : -
Membuat soal -
Menjawab soal -
Melengkapi jawaban Tugas siswa dalam kelompok :
- Membuat soal
- Menjawab
Lebih banyak keinterkaktifan yang terjadi pada kegiatan diskusi dan
tanya jawab Lebih sedikit keinterkaktifan yang
terjadi pada kegiatan diskusi dan tanya jawab
Ide atau gagasan yang dikeluarkan lebih banyak
Ide atau gagasan yang dikeluarkan kurang banyak atau terpaku pada 2
orang saja
5. Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Gropper menyatakan bahwa model atau strategi belajar mengajar adalah suatu rencana untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Model
instruksional terdiri dari metode atau teknik prosedur yang akan menjamin bahwa siswa betul-betul mencapai tujuan pembelajaran.
Metode atau teknik belajar mengajar adalah bagian dari strategi belajar mengajar, yaitu jalan dan alat yang digunakan guru untuk mengarahkan
kegiatan siswa untuk mencapai tujuan belajar.
26
Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sia-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat dan dalam
waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak langsung. Sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu
yang relatif lama dikatakan dampak pengiring. Dampak langsung adalah tujuan yang secara langsung akan dicapai melalui pelaksanaan program
pengajaran yang dilaksanakan guru setelah selesai suatu pertemuan peristiwa interaksi edukatif. Hasil yang dicapai biasanya berkenaan dengan
cognititf domain pengetahuan dan psycomotoric domain keterampilan.
Sedangkan dampak pengiring adalah hasil pengajaran yang tidak langsung dapat diukur dan tidak mesti dicapai ketika berakhirnya suatu pertemuan
peristiwa interaksi edukatif, tetapi hasilnya diharapkan bepengaruh kepada peserta didik. Biasanya berkenaan dengan affective domain sikap dan
nilai.
27
Para siswa percaya bahwa jika mereka menyelesaikan berbagai pertanyaan biologi yang berhubungan dengan topik biologi yang diajarkan,
mereka dapat belajar biologi lebih efektif karena memecahkan pertanyaan, mereka dapat meninjau topik lagi dan belajar yang baru juga. Selain itu,
26
Moerdiyanto, Bahan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru PLPG: Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan
, Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta, 2008, h. 5, diakses dari
http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespendidikanDr.20Moerdiyanto,20M.Pd.DIKTAT20S TRATEGI20BELAJAR20KWU08.pdf
, pada 21 Mei 2016.
27
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis
, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 231 - 232.
kadang-kadang memecahkan pertanyaan menuntut siswa untuk membuat hubungan antara topik atau dengan disiplin lain juga. Ini memfasilitasi
belajar mereka.
28
Dengan demikian, segala sesautu yang diterapkan oleh guru saat mengajar dapat berpengaruh bagi keberhasilan siswa itu sendiri. Dalam
menentukan suatu
metode pembelajaran
saat mengajar
perlu mempertimbangkan kesesuaiannya dengan tujuan yang ingin dicapai
nantinya. Hasil yang dicapai biasanya berkenaan dengan affective domain sikap dan nilai, cognititf domain pengetahuan dan psycomotoric domain
keterampilan. Selain itu hal ini berarti adanya pengaruh yang positif berkaitan dengan penerapan metode yang dilakukan guru terhadap siswa.
Karena siswa merasakan dapat belajar biologi lebih efektif dengan mengemukakan memecahkan pertanyaan dari topik yang diajarkan.
6. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan
hanya sekedar menghapal, melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang.
29
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,
mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan menurut pemahaman sains konvensional, kontak
manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman experience.
30
Berdasarkan uraian di atas tentang pengertian belajar dapat disimpulkan belajar sebagai kegiatan atau aktivitas dalam memperoleh pengetahuan,
28
Atilla Çimer, What Makes Biology Learning Difficult and E ffective: Students’ views,
Educational Research and Reviews , Vol. 73, 2012, p. 69, diakses dari
http:www.academicjournals.orgarticlearticle1379665422_Cimer.pdf , pada 3 April 2016.
29
Rusman, Op. Cit., h. 134.
30
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, h. 9.
meningkatkan keterampilan dan perubahan tingkah laku individu menjadi lebih baik karena adanya pengalaman dalam proses kegiatan pembelajaran.
Perubahan tingkah laku tidak hanya melalui interaksi dengan lingkungan siswa tetapi juga dengan berbagai sumber, objek belajar, dan aspek-aspek
lain yang mempengaruhi perubahan tingkah laku siswa itu sendiri. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
31
Dengan demikian hasil belajar sebagai proses dalam menilai penguasaan atau
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Hasil belajar diperoleh setelah siswa menerima dan
menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil pembelajaran adalah pernyataan dari apa yang pembelajar
harapkan untuk mengetahui, memahami dan atau melakukan pada akhir periode pembelajaran.
32
Dengan itu dapat dikatakan bahwa hasil pembelajaran yang diharapkan adalah pernyataan yang memprediksi peserta
didik apa yang akan diperoleh sebagai hasil belajar. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar
itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa.
33
Jadi, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui proses belajar dan menerima pengalaman belajarnya dan
dapat diketahui pada akhir periode pembelajaran. Dan menunjuk pada prestasi belajar siswa sebagai indikator untuk mengetahui adanya perubahan
tingkah laku pada siswa itu sendiri. Hasil pembelajaran, mencakup semua efek yang dapat dijadikan
sebagai indikator tentang nilai penggunaan metode pembelajaran di bawah
31
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2012, h. 22.
32
G. Gallavara, dkk, Learning Outcomes: Common framework – different approaches to
evaluating learning outcomes in the Nordic countries, European Association for Quality Assurance in Higher Education
, 2008, p. 10, diakses dari http:www.enqa.euindirmepapers-and-
reportsoccasional-papersNOQA20report_occasional20papers2015.pdf , pada 4 April 2016.
33
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, h. 159.