Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Terumbu Karang

perairan yang keruh karang ditemukan hidup hanya sampai kedalaman 2 meter sedangkan pada air jernih dapat mencapai 80 meter. Arus di laut penting untuk transportasi zat hara, larva dan bahan sedimen. Arus penting untuk penggelontoran dan pencucian limbah dan untuk mempertahankan pola penggerusan dan pengurukan Tomascik 1991. Oleh karena itu karang yang tumbuh di perairan dimana selalu teraduk arus dan ombak lebih baik dibanding di perairan yang tenang dan terlindung.

2.4. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Terumbu Karang

Sedimentasi merupakan masalah yang umum di daerah tropis, pengembangan di daerah pantai dan aktivitas-aktivitas manusia lainnya, seperti pengerukan, pertambangan, pengeboran minyak, pembukaan hutan, aktivitas pertanian, dapat membebaskan sedimen terrigenous sediments ke perairan pantai atau ke daerah terumbu karang. Aktivitas pertanian, pembukaan lahan dan pengolahan tanah di daratan lainnya biasanya membebaskan sedimen melalui larian permukaan run- off. Sedimen yang dibebaskan oleh aktivitas-aktivitas ini cukup tinggi, yaitu dapat mencapai 1.640 mgcmhari, seperti yang tercatat di sebelah timur Florida, Amerika serikat Reed 1981 dalam Supriharyono 2000. Sedimentasi yang terjadi di Perairan terumbu karang akan memberikan pengaruh semakin menurunnya kemampuan karang untuk tumbuh dan berkembang. Menurut Tomascik 1991, beberapa kegiatan manusia yang berhubungan erat dengan sedimentasi adalah semakin tingginya pemanfaatan hutan dan lahan pertanian, kegiatan pengerukan, pertambangan dan pembangunan konstruksi. Pengaruh sedimentasi yang terjadi pada terumbu karang telah disimpulkan oleh beberapa peneliti, terdiri atas: 1 menyebabkan kematian karang apabila menutupi atau meliputi seluruh permukaan karang dengan sedimen ; 2 mengurangi pertumbuhan karang secara langsung; 3 menghambat planula karang untuk melekatkan diri dan berkembang disubstrat; 4 meningkatkan kemampuan adaptasi karang terhadap sedimen Loya 1976. Dengan adanya anggapan bahwa laut merupakan tempat pembuangan limbah industri dan rumah tangga yang efisien, telah membawa dampak semakin meningkatnya konsentrasi nutrient dalam perairan yang lebih lanjut meningkatkan biomassa alga dasar dan produksi primer dalam kolom air Pastorok dan Bilyard 1985. Dari sekian banyak komponen limbah antara lain; surfaktan, logam berat, bahan organik beracun dan bahan kimia, zat hara nitrogen dan fosfor merupakan faktor yang paling menentukan kerusakan terumbu karang Tomascik 1991. Dengan populasi phytoplankton yang tinggi kan menekan karang hermatifik melalui dua cara yaitu mengurangi penetrasi cahaya bagi aktifitas zooxanthella dan meningkatkan laju pertumbuhan spesies hewan filter feeder seperti sponge dan bryozoa yang selanjutnya berkompetisi dengan karang dalam hal ruang Pastorok dan Bilyard 1985. Terumbu karang mempunyai berbagai fungsi salah satunya adalah sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak. Walaupun terumbu karang tahan terhadap badai tropis yang hebat, tetapi pada umumnya sangat peka terhadap dampak lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan manusia. Menurut Tomascik 1991, komunitas terumbu karang yang bersimbiosis dengan zooxanthelae karang hermatifik, tridacna, anemon laut dan foraminifera hidup berkembang dalam kondisi perairan yang jernih, sangat peka terhadap masukan unsur hara yang berlebihan dan bahan pencemar lain. Fosfat merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh mahluk hidup yang ada diperairan. Sumbangan fosfat terbesar berasal dari sedimentasi yang ada di dasar perairan. Oleh karena itu semakin dalam perairan, semakin besar kandungan posfatnya. Apabila kadar fosfat dipermukaan lebih tinggi dibanding kolom air yang lebih dalam, bila diperairan tersebut banyak mendapatkan pengaruh dari darat berupa sumbangan limbah penduduk. Limbah penduduk yang banyak menyumbang kadar fosfat diantaranya detergen. Konsentrasi bahan organik, unsur hara dan fitoplankton yang tinggi diperairan sangat dipengaruhi oleh daratan. Menurut Tomascik dan Sander 1985 bahwa masukan dari daratan land run off disertai hujan keras adalah fakor penting sebagai penekan stress musiman yang mempengaruhi komunitas karang dengan peningkatan turbiditas dan menemukan hubungan antara laju pertumbuhan karang dengan konsentrasi NO 3 NO 2 -N dan PO 4 . Laju pertumbuhan akan semakin berkurang dengan semakin bertambahnya konsentrasi unsur hara. Unsur hara dan bahan organik dibutuhkan fitoplankton untuk pertumbuhan, karena itu bila konsentrasi unsur hara dan bahan organik tinggi, maka akan merangsang pertumbuhan dan kepadatan fitoplankton di perairan sehingga mengakibatkan akan menurunkan intensitas cahaya. Limbah kaya nutrisi dari pembuangan atau sumber lain amat mengganggu karena dapat meningkatkan perubahan besar dari struktur terumbu karang secara perlahan dan teratur. Alga mendominasi terumbu hingga pada akhirnya melenyapkan karang. Lebih lanjut Brown 1997, menyatakan bahwa terumbu yang pernah dihadapkan pada gangguan manusia yang berlanjut seringkali menunjukan kemampuan yang rendah untuk pulih. Menurut Gesamp 1976 dalam Supriharyo no 2007, limbah domestik mempunyai sifat utama yaitu 1 mrngandung bakteri, parasit dan kemungkinan virus, dalam jumlah banyak, yang sering terkontaminasi dalam kerang shellfish dan area pariwisata bahari, 2 mengandung bahan organic dan padatan tersuspensi, sehingga BOD Biological Oxygen Demand biasanya tinggi, 3 kandungan unsur hara, terutama komponen fosfor dan nitrogen tinggi, sehingga sering menyebabkan terjadinya eutrofikasi, dan 4 mengandung bahan-bahan terapung, berupa bahan-bahan organik dan anorganik, dipermukaan air atau berada dalam bentuk tersuspensi.

2.5. Ikan karang