5. PEMBAHASAN
5.1. Kondisi Penutupan Substrat Dasar Ekosistem Terumbu Karang.
Ekosistem terumbu karang di dua kawasan penelitian berdasarkan penyusun substrat dasar di bagi menjadi dua  komponen yaitu komponen biotik
karang hidup,  alga, biota lain dan komponen abiotik rubel, sand, silt dan DCA.  Dari hasil penelitian    nilai rata-rata penutupan karang hidup di kawasan 1
adalah    52,56  sedangakan pada kawasan 2 adalah 72,52. Sedangkan rata-rata tutupan alga pada  kawasan 1 yaitu 11, 57 sedangkan kawasan 25,71. Dari analisis
PCA didapat hasil bahwa pada kawasan satu di stasiun satu sampai dengan stasiun lima memiliki karakterisistik kondisi substrat dasar dari kelompok  persentase
tutupan karang  mati ,  tutupan alga dan kelompok abiotik yang lebih tinggi bila di bandingkan dengan  kawasan  dua. Keadaan ini berbeda nyata dimana tutupan
karang  mati di kawasan dua sangat kecil bila dibandingkan dengan kawasan satu. Persentase tutupan karang hidup di stasiun enam kawasan dua 99,84  berbeda
nyata  bila dibandingkan dengan kawasan satu  di stasiun satu  34,69  dan stasiun  lima 44,33. Sedangkan  untuk rata-rata tutupan alga pada kawasan 2
lebih kecil dibandingkan dengan kawasan 1.  Dengan demikian terlihat adanya kecenderungan bahwa persentase tutupan karang yang lebih baik atau tinggi
memiliki tutupan alga yang lebih kecil. Kondisi tutupan karang hidup yang lebih rendah di kawasan 1
dibandingkan dengan kawasan 2 disebabkan oleh faktor tekanan terhadap ekosistem terumbu karang yang berasal dari daratan ataupun dari wilayah pesisir,
seperti misalnya aktifitas penangkapan,  dan sedimentasi dari daratan, sehingga menyebabkan pertumbuhan karang bahkan merusak terumbu karang.
Banyaknya lahan-lahan terbuka hasil dari penambangan  pasir darat  serta penebangan dan
pembakaran hutan di kawasan Kecamatan Gunung Kijang merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap Run-off   dari daratan melalui sungai CRITC- LIPI
2007  Pengaruh sedimen terhadap komunitas karang  secara garis besar terjadi melalui beberapa mekanisme. Pertama, partikel sedimen menutupi permukaan
koloniindividu karang sehingga polip karang memerlukan energi yang lebih untuk menyingkirkan partikel-partikel  tersebut. Kedua, sedimen menyebabkan
peningkatan kekeruhan dan  dapat menghalangi penetrasi cahaya yang masuk ke dasar perairan sehingga dapat mengganggu kehidupan spesies-spesies karang
yang kehidupannya  sangat bergantung terhadap penetrasi cahaya Salva t, 1987. Ketiga, selain mampu mengikat unsur hara, sedimen juga dapat mengadsorpsi
bahan toksik dan penyakit yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan karang. Selanjutnya Hubbard 1997 menyebutkan bahwa sedimentasi juga dapat
menghalang- halangi penempelan larva karang pada substrat dasar. Sebagaimana diketahui bahwa larva karang membutuhkan substrat yang keras untuk menempel,
dengan adanya penutupan substrat oleh sedimen, larva tersebut tidak mendapatkan kestabilan dalam penempelan sehingga tahap perkembangan selanjutnya.
Hubungan antara persentase tutupan karang hidup dengan persentase kelimpahan alga dengan menggunakan korelasi spearmen juga didapat nilai
korelasi hasil olahan adalah r   0 yaitu  -0,65 ini berarti bahwa hubungan antara persentase tutupan karang hidup dan kelimpahan alga mempunyai hubungan
negatif artinya kenaikan persentase tutupan karang hidup akan menurunkan kelimpahan tutupan alga, begitu juga sebaliknya apabila penurunan persentase
tutupan karang hidup akan menaikan kelimpahan tutupan alga.  Kondisi menurunnya persentase tutupan karang yang berarti akan meningkatkan
persentase tutupan karang mati menjadi kan karang mati sebagai tempat tumbuhnya alga. Kecepatan pertumbuhan alga yang cepat dapat membuat alga
menutupi karang over growth. Karang yang kalah dalam kompetisi spasial tersebut mengalami kekurangan cahaya matahari sehingga terjadi penurunan
metabolisme dan pertumbuhan. Kecepatan pertumbuhan alga yang dapat memberikan dampak negatif terhadap komunitas karang dianggap hanya muncul
jika terjadi pengkayaan nutrien. Tetapi dilaporkan  fakta baru  bahwa jenis  turf algae,
Anotrichium tenue dan Corallophila  huysmansii   dapat tumbuh menutupi dan melukai jaringan karang porites Jompa  Mc Cook 2003 a,b.
5.2.  Penyebab Kerusakan  Terumbu Karang di Kabupaten Bintan