Batasan Wilayah Pesisir TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Batasan Wilayah Pesisir

Wilayah Pesisir secara ekologis adalah suatu wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut, darat mencakup daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses kelautan sedangkan ke arah laut meliputi perairan laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alamiah dan kegiatan manusia di daratan Beatly 1994; Dahuri et al. 1996; Clark 1996. Di dalam Naskah Akademik Pengelolaan Wilayah Pesisir 2001, pendefenisian wilayah pesisir dilakukan atas tiga pendekatan, yaitu pendekatan ekologis, pendekatan administratif dan pendekatan perencanaan. Dilihat dari aspek ekologis, wilayah pesisir adalah wilayah yang dipengaruhi oleh proses- proses laut, seperti pasang surut dan kearah laut dipengaruhi oleh proses-proses daratan seperti sedimentasi. Dari aspek administratif, wilayah pesisir adalah wilayah yang secara administratif pemerintahan mempunyai batasan terluar sebelah hulu dari kecamatan atau kabupaten atau kota yang mempunyai hulu dan kearah laut sejauh 12 mil dari garis pantai untuk propinsi atau sepertiga untuk kabupaten atau kota. Sedangkan apabila dilihat dari aspek perencanaan, wilayah pesisir adalah wilayah perencanaan pengeolaan difokuskan pada penanganan isu yang akan ditangani secara bertanggungjawab. Dengan demikian, wilayah pesisir adalah tempat berinteraksinya ekosistem darat dan laut, batasnya kearah darat mencakup administrasi suatu kecamatan, desa atau pantai dan kearah laut sejauh 12 mil dari garis pantai. Di wilayah pesisir terdapat ekosistem yang terkait satu dengan lainnya. Ekosistem pesisir merupakan suatu unit tatanan interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan secara bersama-sama menjalankan fungsinya masing- masing pada suatu tempat atau habitat Odum 1971. Selanjutnya dikatakan bahwa komponen hayati dan nirhayati secara fungsional hubungan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu sistem. Apabila terjadi perubahan pada salah satu sistem dari kedua komponen tersebut, maka dapat mempengaruhi keseluruhan sistem yang ada, baik dalam kesatuan struktur fungsional maupun dalam keseimbangannya Bengen 2002. Salah satu bentuk keterkaitan antara ekosistem di wilayah pesisir dapat dilihat dari pergerakan air sungai, aliran limpasan run-off, aliran air tanah ground water dengan berbagai materi yang terkandung di dalamnya nutrient, sedimentasi dan bahan pencemar yang kesemuanya akan bermuara ke perairan pesisir. Selain itu, pola pergerakan massa air ini juga akan berperan dalam perpindahan biota perairan plankton, ikan, udang dan bahan pencemar dari satu lokasi ke lokasi lainnya Bengen 2004. Secara prinsip, ekosistem pesisir mempunyai 4 empat fungsi pokok bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai penyedia sumberdaya alam, penerima limbah, penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, dan penyedia jasa-jasa kenyamanan Benge n 2001. Sedangkan menurut Dahuri et al. 1996, wilayah pesisir secara keseluruhan memiliki berbagai fungsi dan manfaat bagi manusia, sebagai berikut: 1. Penyedia sumberdaya alam hayati, seperti sumber pangan protein dan sebagai obat-obatan untuk kesehatan. 2. Penyedia sumberdaya alam non hayati, yakni dapat menyediakan lapangan pekerjaan seperti kegiatan industri, pertambangan dan sebagainya. 3. Penyedia energi, dengan menggunakan gelombang pasang-surut dapat membangkitkan tenaga listrik. 4. Sarana transportasi, untuk membangun pelabuhan atau dermaga sebagai bongkar muat barang. 5. Rekreasi dan pariwisata, yakni didukung oleh pasir putih, terumbu karang dan sebagainya. 6. Pengatur iklim dan lingkungan hidup, laut berperan mengatur suhu udara dan iklim laut, menyerap CO 2 , menjaga lingkungan laut agar sirkulasi air dunia terjamin sehingga daerah tropis air laut tidak terlalu panas dan sebaliknya daerah subtropis. 7. Penampung limbah, bentuk apapun limbah yang dibuang ketempat terakhirnya adalah muara sungai di laut. 8. Sumber plasma nutfah, yakni tempat hidupnya beraneka ragam biota dan plasma nutfah sehingga merupakan bagian kepentingan manusia. 9. Pemukiman, yaitu menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat yang mempunyai kegiatan di pesisir. 10. Kawasan Industri, yakni digunakan untuk pembangunan industri sehingga memudahkan kegiatan ekspor dan impor barang. 11. Pertahanan dan keamanan, wilayah pesisir megelilingi pulau sehingga pulau merupakan wilayah pengaman dan pendukung kekuatan hankam. Sebagai wilayah yang mempunyai karakteristik tersendiri, maka faktor- faktor lingkungan yang berpengaruh di wilayah pesisir seperti angin, gelombang, pasang surut, arus, serta faktor fisik dan kimia lainnya lebih bervariasi dibandingkan dengan ekosistem yang terdapat di laut lepas maupun yang terdapat di perairan darat. Karakteristik hidro-oseanografi yang sangat dinamis ini menjadikan pengelolaan wilayah pesisir baik untuk kepentingan perikanan budidaya, konstruksi, pariwisata, serta kegiatan lainnya harus dikerjakan secara bijak dan hati-hati.

2.2. Ekologi Terumbu Karang