Kondisi Terumbu Karang HASIL

Potensi Sumberdaya Laut Sama halnya dengan Kecamatan Gunung Kijang, Desa Mapaur di wilayah pulau mapur ini sumber daya yang sangat pentingnya adalah terumbu karang, dan berbagai sumberdaya laut lainya seperti ikan kerapu, selar sotong, cumi dan kepiting. Terumbu karang terdapat disekeliling pulau. Kondisi Terumbu karang di Pulau Mapur mengalami perbaikan selama dua tahun terakhir CRITC-LIPI 2007. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan CREEL pada akhir tahun 2006, yang menemukan adanya perbaikan sebagian terumbu karang di Pulau Mapur terutama terumbu karang yang berada di sekitar Kepala Pulau Mapur, pada tahun 2005, berdasarkan hasil penelitian P3O-LIPI, terumbu karang yang kondisinya masih baik di perairan Pulau Mapur hanya sekitar 25. Sedangkan potensi perikanan tangkap cukup baik meskipun sebelum tahun 1990 kecenderungan penurunan produksi ikan tangkap disebabkan oleh penangkapan ik an yang kurang ramah lingkungan. Sebaliknya hasil kajian tahun 2007 menemukan kecenderungan sebaliknya, yaitu produksi ikan tangkap mengalami perkembangan baik jenis maupun jumlahnya. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh adanya peraturan desa yang tidak memperbolehkan nelayan masuk keperairan Mapur karena Kepulauan Mapur dijadikan sebagai area konservasi.

4.2. Kondisi Terumbu Karang

Kondisi tutupan kelompok substrat dasar utama penyusun dasar perairan di kawasan terumbu karang meliputi seluruh karang keras, karang mati, alga, biota lain, abiotik yang memiliki nilai peranan yang sangat penting di lokasi penelitian Gambar 6. Karang keras mendominasi tutupan substrat di semua lokasi penelitian dengan persentase terendah di stasiun 1 muara sungai kawal 34,69 sedangkan yang tertinggi di stasiun 6 Pulau Sentot sebesar 99,84 Lampiran 1. Kelompok karang keras terbagi kedalam dua kategori karang hidup Acropora dan Non-Acropora .Bentuk karang hidup dari Acropora ditemui 4 empat kategori sedangkan bentuk karang hidup Non-Acropora ditemui 8 delapan kategori Lampiran 1. Rata-rata persentase tutupan karang hidup Acropora dan Non- Acropora pada masing- masing stasiun dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10 Persentase tutupan karang mati terlihat jelas jumlah tertinggi pada stasiun 8 di Kepala Mapur 36,99 dan yang terendah pada stasiun 6 di Pulau Sentot Mapur 0,00 Lampiran 1. Karang mati dibagi menjadi dua kategori yaitu karang mati dan Karang mati dengan alga dimana Karang mati dengan alga tertinggi 36,94 dari nilai 36,99 di Kepala Mapur. Stasiun 4 di karang Masiran desa Gunung Kijang dan Stasiun 2 di muara Kawal adalah lokasi yang memiliki nilai tutupan alga tertinggi 18,06 dan 16,65, hal ini diduga adanya pengaruh dari buangan air dari sungai kawal yang berasal dari daratan seperti yang terlihat pada peta lokasi penelitan. Biota lain OT hampir ditemukan disemua stasiun kecua li pada stasiun 6 di pulau sentot , namun persent ase tutupannya tidak melebihi 9 dari semua stasiun yang ditemukan. Kisaran persen tutupan adalah diantara 0,16 dan 8,98. Sedangkan pada stasiun 6, tidak ditemukan adanya jumlah abiotik yang meliputi rubble pecahan karang, sand pasir dan silt endapan lumpur. Pulau Sentot merupakan kawasan yang memiliki karakteristik yang lebih baik bila dilihat persen tutupan karang keras 99, 84 bila dibanding dengan stasiun 1 34,69. Gambar 6 Persentase penutupan kelompok bentik : karang hidup, karang mati, algae, biota lain, abiotik. 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 1 2 3 4 5 6 7 8 C o v e r Stasiun Pengamatan Penutupan Substrat dasar Karang Hidup Karang M at i Alga Biot a Lain Abiot ik Tabel 5 Persentase tutupan karang keras, karang mati, Alga, Biota lain dan Abiotik penyusun struktur kategori bentik. Tipe Substrat Persentase Penutupan Kawasan I Kawasan II St.1 St.2 St.3 St.4 St.5 St.6 St.7 St .8 Karang Hidup 34,69 59,36 61,55 62,89 44,33 99,84 68,30 49,43 Karang M ati 21,85 31,91 34,84 17,39 35,92 0,00 7,77 36,99 Alga 16,65 7,47 2,64 18,06 13,04 0,16 10,69 4,45 Biot a Lain 1,26 0,16 0,50 0,26 3,32 0,00 7,57 8,98 Abiotik 25,55 1,10 0,47 1,40 3,39 0,00 5,67 0,14 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Tabel 6 Nama- nama stasiun penelitian berdasarkan pembagian kawasan. Kawasan I Stasiun 1 Muara Kawal Stasiun 2 Karang Penyerap Stasiun 3 Teluk Bakau Stasiun 4 Karang Masiran Ds. Gunung Kijang Stasiun 5 Pulau Manjin Ds. Galang Batang Kawasan II Stasiun 6 Pulau Sentot Mapur Stasiun 7 Pantai Songseng Mapur Stasiun 8 Kepala Mapur Mapur Kategori karang keras diperoleh 32 genus yang terdiri dari jenis karang hidup Acropora dan Non-Acropora di masing- masing stasiun. Genus yang terbanyak ditemukan di stasiun 5 di sebanyak 20 genus sedangkan stasiun 8 Kepala Mapur merupakan jumlah genus yang sangat sedikit ditemukan yaitu 5 genus Tabel 7. Genus Acropora banyak ditemukan dihampir seluruh stasiunnya dan hampir mendominasi disetiap stasiunnya kecuali di stasiun 1 dan stasiun 5, untuk persentase tutupan terbesar dari genus Acropora ditemukan di stasiun 6 yaitu P. Sentot kawasan II sebesar 33,24 dari 9 genus yang ditemukan. Tabel 7 Distribusi persentase tutupan karang keras di lokasi penelitian No. Genus Persent ase Tut upan Tiap St asiun Kaw asan I Kawasan II St .1 St .2 St .3 St .4 St .5 St .6 St .7 St .8 1 Acropora 0,11 29,73 32,53 18,75 7,26 33,24 28,221 27,0 2 Diploria 6,70 4,03 10,726 3 Echinopora 0,49 0,26 0,41 4 Euphyllia 7,93 0,15 0,09 1,10 5,62 5 Favia 0,19 0,22 2,10 1,66 1,21 3,3 6 Favit es 0,22 0,10 0,22 0,24 7 Fungia 0,23 0,21 0,03 0,14 8 Galaxea 1,52 4,12 3,46 1,13 8,61 9 Goniopora 5,27 6,12 10 Goniastrea 0,14 1,42 1,6 11 Halomit ra 0,21 12 Heliopora 0,76 1,17 13 Herpolit ha 0,32 0,17 14 Hydhnopora 6,99 15 Lept oria 0,24 1,07 0,3 16 Lit ophylon 0,24 17 Lobophyllia 2,34 0,94 0,12 1,29 18 M erulina 0,84 0,57 1,22 0,53 19 M illepora 0,74 20 M ont ipora 8,16 10,40 5,21 5,32 3,53 1,69 25,033 10,3 21 M ycedium 0,57 1,95 22 Pachyseris 0,40 1,08 0,39 2,69 23 Pavona 2,41 9,64 24 Pect inia 2,85 25 Plat ygyra 1,56 0,05 3,4 26 Pocillopora 0,52 1,12 1,07 0,43 0,21 9,49 2,3658 0,9 27 Porit es 0,92 0,64 1,00 3,96 3,81 22,34 1,957 2,6 28 Psammocora 3,16 29 Pseudosiderast rea 0,20 30 Simphyllia 0,08 0,99 31 St yllopora 1,05 1,18 32 Turbinaria 3,42 0,29 3,06 7,53 11,56 Stasiun 1 ditemukan 16 genus dengan persen tutupan terbesar 8 dari genus Montipora kategori Non-Acropora, sedangkan genus Acropora merupakan persen tutupan terkecil 0,11 . Pada Stasiun 2 ditemukan 18 genus dengan persen tutupan terbesar 29,73 dari genus Acropora sedangkan Favites adalah genus yang terendah 0,10. Dari 14 genus yang ditemukan Acropora masih merupakan genus yang persen tutupannya tertinggi sebesar 32,53 sedangkan genus Liptophylon persen tutupan terkecil 0,24. Distribusi tertinggi pada stasiun 4 masih dari genus Acropora dengan persentase tutupan 18,75 sedangkan genus Lobophyllia sebesar 0,12. Pada stasiun 5 merupakan genus yang terbanyak dijumpai namun tidak yang dominan sebaran genus hampir merata, untuk nilai tertinggi dari genus Galaxea sebesar 8,61 sedangkan genus fungia adalah terkecil 0,03. Stasiun 6 merupakan lokasi dengan kategori tutupan tertinggi dari 9 genus yang dijumpai namun tidak ada yang mendominasi dan memiliki 3 genus yang cukup besar persentase tutupannya yaitu Acropora, Porites dan Turbinaria masing- masing dengan nilai 33,24, 22,34, 11,56. Stasiun 7 genus Acropora tetap tertinggi tutupan karang keras sebesar 26,99 dan genus Leptoria adalah terkecil 0,3. Seperti yang telah dijelaskan diatas kategori karang keras meliput i jenis Acropora dan Non-Acropora Gambar 8 dan 9, dimana jenis Acropora yang ditemui di masing- masing stasiun meliputi kategori : Acropora Brancing ACB, Acropora Digitate ACD, Acropora Submassive ACS, Acropora Tabulate ACT, persentase tertinggi untuk kategori Acropora adalah Acropora Brancing terdapat di stasiun 6 sebesar 19,87 sedangkan yang terendah terdapat di stasiun 1 sebesar 0,11, untuk Coral Encrusting CE sebaran terbesar di stasiun 8 dengan tutupan 25,22 sedang yang terendah di stasiun 3 dengan tutupan 1,26. Untuk Coral Massive CM sebaran terbesar di stasiun 5 dengan tutupan 19,93 dan yang terkecil di stasiun 6 5,62. Sebaran Coral Mushroom CMR hanya berada pada tingkat dibawah 1 pada masing- masing stasiun dari 4 stasiun yang ditemukan, sedangkan sebaran yang satu-satunya ditemui di stasiun 4 yaitu kategori karang api Millepora CME sebesar 0,74. Dan untuk karang Heliopora hanya ditemukan pada 2 lokasi yaitu stasiun 2 dan 5 dengan masing- masing distribusinya sebesar 0,76 dan 1,23 Gambar. 9 Gambar 7 Persentase tutupan karang hidup berdasarkan genus Gambar 8 Persentase tutupan karang hidup dari kategori Acropora : Acropora Brancing ACB, Acropora Digitate ACD, Acropora Submassive ACS, Acropora Tabulet ACT 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 St.1 St.2 St.3 St.4 St.5 St.6 St.7 St .8 St asiun pengamat an Acropora Diplor ia Echinopora Euphyllia Favia Favit es Fungia Galaxea Goniopor a Goniast rea Halom it r a Heliopora Herpolit ha Hydhnopora Lept oria Lit ophylon Lobophyllia M erulina M illepora M ont ipora M ycedium Pachyseris Pavona Pect inia Plat ygyra Pocillopor a Porit es Psam m ocora Pseudosiderast rea Sim phyllia St yllopor a Turbinaria 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 C o v e r ACB ACS ACD ACT Gambar 9 Diagram persentase tutupan karang hidup dari kategori Non-Acropora : Coral Brancing CB, Coral Encrusting ACD, Coral Foliose CF, Coral Massive CM, Coral Submassive CS, Coral Mashroom CMR, Coral Meliopora CME, Coral Heliopora CHL.

4.3. Hubungan Parameter Lingkungan dengan Penutupan Substrat Dasar