Pulau Mapur Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kecamatan Gunung Kijang Pantai Trikora

wilayah. Bubu sebagai alat penangkap ikan mendapat respon yang kecil dari masyarakat sampai sekarang ini. Pengetahuan masyarakat tentang penggunaan bubu dan bagan tancap terhadap kerusakan terumbu karang mendapat respon yg kecil 5 dan 2 menyatakan dapat merusak berarti 95 dan 98 berpendapat tidak merusak karang C RITC-LIPI 2007, meskipun penggunaan alat tersebut di lekatkan pada karang. Ketidaktahuan masyarakat bahwa alat-alat tersebut juga merusak terumbu karang dan perlu mendapat perhatian, paling tidak masyarakat diberi pengetahuan untuk mengurangi resiko alat tersebut terhadap kerusakan karang .

4.1.2. Pulau Mapur

Pulau Mapur terletak di sebelah timur gugus Kepulauan Bintan, secara administratif termasuk bagian dari Kecamatan Bintan Timur. Bagian timur laut utara berhadapan dengan Laut Cina Selatan. Batuan dasar Pulau Mapur terbentuk oleh granit bagian dari orogenesa Malaya yang berusia Kapur. Perairan disekitar merupakan genangan laut yang diakibatkan oleh mencairnya es dan memisahkan antara Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan pada zaman kuarter. Proses genang laut pada zaman kuarter tersebut tidak saja menutup wilayah- wilayah yang relatif rendah namun memacu pertumbuhan terumbu karang di sekitar lereng- lereng yang tinggi. Topografi, Hidrologi, dan iklim Secara topografi daratan utama dibangun oleh 65 morfologi perbukitan yang berada di wilayah utara dan timur dan 35 morfologi dataran yang berada di wilayah barat dan selatan Pulau Mapur. Puncak perbukitan tertinggi lebih 75 meter di atas permukaan laut. Luas daratan Pulau Mapur ± 2500 Ha. Kondisi batimetri perairan Pulau Mapur bagian selatan dan barat relative lebih dangkal dibandingkan disebelah timur dan utara. Perairan sebelah barat merupakan selat antara Pulau Bintan dan Pulau Mapur dan dibagian timur merupakan perairan terbuka. Kondisi batimetri Pulau Mapur akan menentukan pola arus dan penjalaran gelombang yang bergantung kepada datangnya angin di perairan tersebut tergantung kepada monsun. Bulan Januari dan Februari menunjukkan arah angin dominan datang dari arah utara dan timur laut, sedangkan bulan Maret dan April dominan datang dari arah timur laut. Kekuatan angin pada Februari lebih rendah daripada Januari dan Maret lebih rendah dibanding Februari, sedangkan April hampir sama dengan Februari. Angin yang bertiup di bulan Mei dominan datang dari arah timur laut dan tenggara, Juni terlihat adanya peralihan dari arah timur laut berkurang dan ke tenggara. Bulan Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember arah angin dominan datang dari arah Tenggara. Kekuatan angin yang paling kuat ialah bulan Oktober, November dan Desember. Kekuatan angin bulan Januari dan Februari sedikit meragukan yaitu nilainya lebih rendah dari bulan Desember, sedangkan Desember hingga Februari masih termasuk dalam monsun barat, dimana kekuatannya hampir sama. Kondisi curah hujan di wilayah ini dari bulan Januari sampai Oktober diperoleh antara 0 – 150 mm. Tekanan udara bervariasi antara 1006 – 1015 mb dengan rata-rata 1011 mb dan kondisi rata-rata suhu udara bervariasi antara 23,5 °C – 28 °C dengan rata-rata 26 °C. Salinitas untuk lapisan perairan bagian permukaan memiliki nilai antara 27,8 – 29,2 psu dengan nilai rata-rata 28,6 psu dan nilai standar deviasinya sd = 0,41 psu, pada kedalaman 5 m berkisar antara 27,8 – 29,3 psu dengan nilai rata-rata 28,7 psu dan nilai sd nya 0,42 psu serta pada kedalaman 10 m berkisar antara 27,8 – 29,4 psu denga n nilai rata-rata 28,8 psu dan nilai standar deviasinya 0,41 psu. Nilai salinitas lebih rendah dari 28,5 psu terdapat disebelah timur laut dan selatan Pulau Mapur, sedangkan nilai salinitas lebih besar 28,5 terdapat disebelah barat Pulau Mapur dengan nilai berkisar antara 28,5 – 29 psu. Kecerahan pada bagian permukaan diperoleh antara 4,5 – 10,5 m dengan nilai rata-rata 6,6 m dengan standar deviasinya sd 1,6 m 6,6 ± 1,6 m. Kecerahan massa air yang relatif lebih besar dari 7 m terdapat di sebelah barat laut sampai timur laut Pulau Mapur. Kondisi tersebut diduga diakibatkan oleh adanya turbulensi akibat terhalangnya penjalaran gelombang yang sedikit terhambat oleh Pulau Mapur, sedangkan perairan di sebelah utara relative dalam dibanding perairan bagian selatan. Kecerahan massa air yang relatif lebih besar dari 6 m terdapat di perairan sebelah barat dan selatan, sedangkan nilai kecerahan lebih kecil dari 6 m dijumpai di perairan bagian timur laut, utara dan perairan bagian barat. Potensi Sumberdaya Laut Sama halnya dengan Kecamatan Gunung Kijang, Desa Mapaur di wilayah pulau mapur ini sumber daya yang sangat pentingnya adalah terumbu karang, dan berbagai sumberdaya laut lainya seperti ikan kerapu, selar sotong, cumi dan kepiting. Terumbu karang terdapat disekeliling pulau. Kondisi Terumbu karang di Pulau Mapur mengalami perbaikan selama dua tahun terakhir CRITC-LIPI 2007. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan CREEL pada akhir tahun 2006, yang menemukan adanya perbaikan sebagian terumbu karang di Pulau Mapur terutama terumbu karang yang berada di sekitar Kepala Pulau Mapur, pada tahun 2005, berdasarkan hasil penelitian P3O-LIPI, terumbu karang yang kondisinya masih baik di perairan Pulau Mapur hanya sekitar 25. Sedangkan potensi perikanan tangkap cukup baik meskipun sebelum tahun 1990 kecenderungan penurunan produksi ikan tangkap disebabkan oleh penangkapan ik an yang kurang ramah lingkungan. Sebaliknya hasil kajian tahun 2007 menemukan kecenderungan sebaliknya, yaitu produksi ikan tangkap mengalami perkembangan baik jenis maupun jumlahnya. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh adanya peraturan desa yang tidak memperbolehkan nelayan masuk keperairan Mapur karena Kepulauan Mapur dijadikan sebagai area konservasi.

4.2. Kondisi Terumbu Karang