Analisis kriteria investasi Analisis Finansial

umur proyek 10 tahun. Nilai Net BC didapatkan sebesar 3,39, artinya bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 3,39 selama umur investasi 10 tahun dengan asumsi suku bunga pinjaman sebesar 14. Pada skenario optimum, nilai NPV didapatkan sebesar Rp 1.825.664.314 yang menunjukan nilai saat ini dari keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi 10 tahun. Nilai IRR didapatkan sebesar 0,88, artinya investasi mampu memberikan tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar 88 per tahun dari seluruh investasi yang ditanamkan selama umur proyek 10 tahun. Nilai Net BC didapatkan sebesar 6,85, artinya bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 6,85 selama umur investasi 10 tahun dengan asumsi suku bunga pinjaman sebesar 14. Dari hasil perhitungan pada kedua skenario dapat disimpulkan bahwa usaha perikanan ikan hias laut di P. Weh sangat layak untuk dikembangkan. Tabel 15 Perbandingan hasil analisis finansial pengembangan usaha ikan hias laut di P. Weh pada skenario pemanfaatan tahun 2010 dan pemanfaatan optimum No Kriteria Usaha Tingkat pe manfaatan tahun 2010 Tingkat pe manfaatan optimum 1 Total Penerimaan Rp 241.079.500 480.168.500 2 Total Biaya Rp 87.498.437 126.706.906 3 Investasi Rp 176.040.000 176.040.000 4 Keuntungan Rp 153.581.063 353.461.593 5 RC 2,8 3,8 6 BEP volume Rp 31.185.256 29.118.495 7 ROI 87,2 200,8 8 NPV 645.416.008 1.828.866.052 9 IRR 0,39 0,88 10 Net BC 3,39 6,85 4.10 Analisis Pemasaran 4.10.1 Pelaku pemasaran dan jalur pemasaran Pemasaran produk ikan hias laut yang berasal dari P. Weh dilakukan melalui beberapa pelaku pemasaran dan jalur pemasaran Gambar 20, yaitu: 1 Nelayan ikan hias Total populasi nelayan ikan hias pada saat penelitian dilaksanakan pada tahun 2010 adalah sebanyak 22 orang, dimana seluruhnya berdomisili di Desa Beurawang, P. Weh. Total keuntungan bersih yang didapatkan nelayan selama tahun 2010 dari produk ikan hias laut adalah Rp 153.581.063, dengan pendapatan bersih rata-rata per nelayan per tahun adalah Rp 6.980.957. 2 Pengepul Umumnya pelaku pemasaran ini merupakan tipe yang sangat aktif mencari pasokan ikan hias. Pengepul berkedudukan di Kota Banda Aceh, dengan pola permintaan ikan hias mengikuti pesanan dari pelaku pemasaran tingkat berikutnya eksportir. Pengepul memiliki fasilitas penampungan dan penanganan ikan hias yang lebih memadai dibandingkan nelayan, mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pihak eksportir. Dalam memenuhi permintaan pihak eksportir, pengepul sering melakukan pengiriman melebihi pesanan untuk mengantisipasi ditolak akibat kematian ataupun cacat. Di Banda Aceh teridentifikasi sebanyak dua orang pengepul yang menampung ikan hias laut dari nelayan di P. Weh. Pihak pengepul di Banda Aceh melakukan pemasaran ikan hiasnya ke eksportir utama yang berkedudukan di Medan, Sumatra Utara. Selain itu salah satu pengepul juga mengirimkan ikan hiasnya ke eksportir yang berkedudukan di Bali dan baru berjalan sejak awal 2011. Belum ada informasi pasti mengenai jalur pemasaran dari pengepul untuk permintaan pasar lokal secara langsung maupun ke eksportir di daerah lain. 3 Eksportir Eksportir yang menampung produk ikan hias laut dari P. Weh teridentifikasi berkedudukan di Medan dan Bali. Tidak ada informasi pasti mengenai jalur pemasaran maupun volume ekspor ikan hias laut yang dilakukan oleh para eksportir tersebut, akan tetapi diketahui bahwa Singapura merupakan salah satu negara tujuan ekspor atau tujuan transit dari eksportir di Medan.