Hawaii, menempatkan 30 dari wilayah pesisir tertutup bagi pemanfaatan untuk ikan hias laut.
Pendekatan lain yang saat ini juga sedang gencar dilakukan adalah melalui sertifikasi. Dalam beberapa tahun terakhir, organisasi perdagangan dan LSM
telah bekerjasama untuk memastikan bahwa biota hias yang ditangkap, ditransportasikan, dan dijual telah melalui suatu proses yang bertanggung jawab
dan berkelanjutan. American Wildlife Dealer Association AWDA telah menetapkan suatu kode etik dan standar praktis bagi konsumen produk-produk
ikan hias yang dinamakan the Responsible Marine Aquarist yang bertujuan untuk mendorong para konsumen dapat memilih jenis ikan yang paling sesuai dengan
kondisi akuarium yang mereka miliki Helfman 2007. Lecchini
et al . 2006 menawarkan sebuah model pemanfaatan ikan hias
melalui perspektif yang berbeda, yaitu dengan menangkap ikan pada fase larva yang kemudian diasuh dan dibesarkan hingga mencapai ukuran jual. Pendeketan
ini memiliki beberapa keuntungan yaitu: i larva ditangkap dengan menggunakan alat tangkap yang bersifat pasif crest net sehingga tidak merusak lingkungan dan
mengurangi stres pada larva; ii ikan yang dibesarkan sejak fase larva nantinya akan terbiasa hidup dalam akuarium sehingga memiliki tingkat ketahanan hidup
survival rate yang tinggi saat ikan dipelihara oleh konsumen.
2.6 Analisis Finansial
Analisis finansial adalah suatu analisis yang memiliki tujuan diantaranya untuk: i mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi
suatu proyek atau usaha, dan ii mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif yang paling menguntungkan
Gray et al. 2005. Analisis finansial terdiri dari dua kelompok analisis, yaitu analisis
kelayakan usaha dan kriteria investasi. Analisis kelayakan usaha yang umum digunakan adalah analisis pendapatan usaha, analisis rasio pendapatan atas biaya
RC, analisis titik impas break even point dan analisis rentabilitas return on investment
Kadariyah et al. 1999. Sedangkan analisis kriteria investasi yang
umum digunakan adalah analisis net present value NPV, internal rate of return IRR, dan net benefit-cost ratio Net BC Gray et al. 2005.
2.7 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan berbagai strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
weaknesses dan ancaman threats. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan
Rangkuti 2004. Analisis SWOT mempertimbangkan faktor internal internal factor evaluation
IFE yaitu strengths dan weaknesses serta faktor eksternal external factor evaluationEFE yaitu opportunities dan threats yang dihadapi
dunia usaha, sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategi pengembangan Marimin 2004.
Analisis SWOT didahului dengan identifikasi posisi usaha melalui IFE dan EFE, selanjutnya tahapan analisis matriks SWOT. Proses yang harus dilakukan
dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat melalui berbagai tahapan sebagai berikut:
1 Tahap pengambilan data yaitu evaluasi faktor internal dan eksternal 2 Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal eksternal dan matriks SWOT
3 Tahap pengambilan keputusan. Analisis SWOT dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari 2
model matriks, yaitu matriks SWOT atau matriks TOWS. Model matriks mendahulukan faktor-faktor eksternal ancaman dan peluang, kemudian melihat
kapabilitas internal kekuatan dan kelemahan. Matriks TOWS menghasilkan 4 strategi Rangkuti 2004, yaitu:
1 Strategi S-O, memanfaatkan kekuatan untuk merebut peluang.
2 Strategi W-O, memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada. 3
Strategi S-T, memanfaatkan kekuatan untuk menghindari atau memperkecil dampak dari ancaman eksternal.
4 Strategi W-T, didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
memperkecil kelemahan, serta menghindari ancaman.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Weh Provinsi Aceh dengan fokus utama pelaksanaan penelitian dilakukan di Desa Beurawang yang merupakan
pusat kegiatan perikanan ikan hias laut Gambar 3.
3.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Secara umum penelitian ini terbagi kedalam 10 tahap, dengan tahapan- tahapan pelaksanaan sebagai berikut Gambar 4:
1 Pengambilan data ikan karang di perairan Pulau Weh yang diambil dengan
menggunakan metode sensus visual. 2
Pengambilan data hasil tangkapan dan upaya tangkap untuk analisis nilai CPUE Catch per Unit Effort.
3 Analisis kelimpahan dan pendugaan kuota tangkapan lestari ikan hias laut.
4 Pengumpulan data kondisi ikan selama proses penanganan pasca
penangkapan yang meliputi data mengenai jumlah dan spesies ikan yang: a.
didaratkan b.
sakit atau terluka c.
mati d.
dikemas dan dikirim ke pihak pembeli 5
Pengumpulan data ikan yang dikirim ke pembeli meliputi jumlah, spesies, dan harga jual.
6 Mengumpulkan data sosial-ekonomi melalui wawancara dengan nelayan.
7 Pengambilan data dan informasi biaya cost proses-proses penanganan.
8 Analisis finansial kegiatan perikanan ikan hias laut di Pulau Weh.
9 Analisis dan pembangunan model optimasi pemanfaatan ikan hias laut di
Pulau Weh. 10
Merumuskan suatu strategi pemanfaatan dengan menggunakan analisis SWOT.
Gambar 3 Peta lokasi penelitian di Pulau Weh, Aceh.