Kelimpahan ikan karang Metode Pengumpulan Data

Langkah-langkah pelaksanaan metode sensus visual menurut WCS 2008 yang dimodifikasi dari Labrosse et al. 2002, adalah: 1 Penentuan lokasi survei dengan menggunakan GPS Global Positioning System. 2 Meletakan roll meter pada kedalaman yang sama di masing-masing titik survei pada dua kedalaman yaitu antara 2-3 meter dan 7-8 meter. 3 Pencatatan data dilakukan pada: - Transek sabuk belt transect dengan ukuran 2 x 5 x 50 m untuk ukuran ikan 10 cm - Transek sabuk belt transect dengan ukuran 2 x 2 x 50 m untuk ukuran ikan 10 cm 4 Ikan yang ditemukan di dalam transek sabuk selama sensus dilakukan adalah jenis, jumlah, dan kelompok ukuran panjang ikan dengan interval 5 cm dari 0-5 cm hingga 40 cm. Ilustrasi mengenai metode sensus visual disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 Ilustrasi metode sensus visual ikan karang modifikasi dari Labrosse et al. 2002, atas seizin lembaga penerbit.

3.5.2. Hasil tangkapan dan upaya penangkapan

Data produksi yang meliputi spesies, kelompok ukuran, dan jumlah individu, didapatkan melalui dua metode, yaitu pencatatan langsung hasil tangkapan pada buku catatan log book serta melalui wawancara dengan nelayan saat nelayan mendaratkan hasil tangkapan mereka. Data-data lainnya yang dicatat meliputi waktu trip, jumlah anak buah kapal ABK, dan lokasi penangkapan. Parameter-parameter produksi dan upaya penangkapan yang dicatat selama penelitian disajikan pada Tabel 2.

3.5.3 Pengiriman ikan

Data pengiriman ikan yang dicatat meliputi jumlah, spesies, biaya pengemasan packing, biaya pengiriman, dan harga jual. Parameter-parameter pengiriman ikan yang dicatat selama penelitian disajikan pada Tabel 2.

3.5.4 Biaya penanganan handling

Pengumpulan data biaya penanganan handling dilakukan untuk mengetahui besaran biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost yang dikeluarkan dalam suatu siklus produksi. Pengumpulan data biaya handling dilakukan pada dua model penanganan yang berbeda, yaitu a model penanganan yang dilakukan oleh nelayan di Desa Beurawang saat ini, dan b model ideal berdasarkan standarisasi lembaga Marine Aquarium Council MAC. Untuk mendapatkan model penanganan yang ideal berdasarkan standarisasi MAC, sebagai acuan maka dilakukan kajian pada salah satu kelompok nelayan ikan hias di Pulau Panggang Kepulauan Seribu yang merupakan nelayan binaan Yayasan Terumbu Karang Indonesia TERANGI.

3.5.5 Informasi umum kegiatan perikanan ikan hias laut

Informasi-informasi umum dan pendukung mengenai kegiatan perikanan ikan hias laut di P. Weh didapatkan melalui wawancara kepada nelayan. Populasi nelayan ikan hias hanya berasal dari satu desa yaitu Desa Beurawang, dengan jumlah nelayan sebanyak 22 orang. Pemilihan responden dilakukan dengan sampel terpilih yaitu nelayan ikan hias di Desa Beurawang. Pengambilan data melalui wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi lainnya terkait kegiatan perikanan ikan hias yang dilakukan nelayan di Desa Beurawang, P. Weh. Informasi-informasi yang dikumpulkan melalui proses wawancara adalah: