Isu mengenai aspek sosial ekonomi yang umum terjadi di perikanan ikan hias laut perlu dijembatani melalui sebuah pengelolaan perikanan ikan hias laut
yang lebih menyeluruh. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah perlakuan yang adil bagi nelayan serta pemberian insentif kepada nelayan untuk menjaga
dan mengelola sumberdaya alam mereka. Karena informasi mengenai komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan
oleh pihak pengepul dan eksportir tidak diketahui, maka analisis nisbah marjin tidak dapat dilakukan. Analisis nisbah marjin diperlukan untuk mengetahui
bagaimana efisiensi dari suatu sistem pemasaran. Salah satu indikator efisiennya suatu sistem pemasaran adalah meratanya penyebaran nisbah marjin keuntungan
diantara pelaku pemasaran Sihombing 2005. Kajian yang lebih mendalam mengenai analisis pemasaran dan nisbah marjin merupakan aspek yang penting
bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Meskipun tidak ada informasi komponen biaya, relatif tingginya marjin
keuntungan yang diperoleh oleh eksportir diduga salah satunya dipengaruhi oleh tingginya biaya pemasaran dan operasional. Alasan lain diduga sebagai
kompensasi resiko karena pihak eksportir umumnya adalah pihak yang memiliki resiko terbesar dalam jalur pemasaran ikan hias laut. Resiko yang dapat dialami
oleh eksportir diantaranya kerugian yang besar akibat ditolaknya produk ikan hias oleh negara importir akibat masalah perizinan atau adanya resiko keterlambatan
pembayaran oleh lembaga importir. Resiko lainnya yang mungkin terjadi adalah terjadinya ketidakstabilan pasar ekspor sehingga eksportir mengalami kerugian
karena turunnya permintaan sedangkan eksportir tetap harus mengeluarkan biaya operasional fasilitas penampungan ikan.
5.7 Strategi Pemanfaatan Ikan Hias Laut di Pulau Weh
Berdasarkan hasil analisis SWOT menggunakan matriks faktor-faktor strategi internal dan eksternal yang disajikan pada Tabel 16 dan 17, teridentifikasi
bahwa strategi pemanfaatan sumberdaya ikan hias laut di P. Weh lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan dibandingkan
faktor-faktor eksternalnya peluang dan ancaman. Hal tersebut terlihat dari nilai total skor faktor internal 3,1 yang lebih besar dari faktor eksternal 2,9.
Meskipun begitu, perbedaan nilai skor dari kedua faktor tidak terlalu besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor eksternal tetap memiliki pengaruh yang kuat
dalam penentuan strategi pemanfaatan sumberdaya ikan hias laut di P. Weh. Selanjutnya berdasarkan matriks strategi internal dan eksternal, selisih total
skor antara kekuatan dan kelemahan menghasilkan nilai yang positif yaitu sebesar 0,8, begitu pula dengan selisih antara total skor peluang dan ancaman memiliki
nilai positif yaitu 1,2. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perikanan ikan hias laut di P. Weh lebih besar dibandingkan faktor-
faktor kelemahan yang ada. Hal yang sama terlihat bahwa perikanan ikan hias laut di P. Weh memiliki peluang-peluang eksternal yang lebih besar untuk
mendukung strategi pemanfaatannya dibandingkan dengan faktor-faktor eksternal yang menjadi hambatan. Jika kedua nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram
SWOT, akan menghasilkan suatu titik yang berada pada kuadran II Gambar 20. Kuadran II merupakan kuadran yang dibentuk dari unsur-unsur kekuatan dan
peluang S dan O. Berdasarkan hal tersebut dapat diidentifikasi bahwa strategi yang paling tepat untuk pemanfaatan sumberdaya ikan hias laut di P. Weh adalah
bersifat agresif yaitu dengan mengoptimalkan kekuatan strength internal yang dimiliki untuk merebut peluang opportunity yang ada.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan matrik TOWS, teridentifikasi sebanyak 9 strategi yang dapat dilakukan yang terbagi kedalam 4 kelompok
strategi, yaitu kelompok S-O strength-opportunity, S-T strength-threats, W-O weakness-opportunity, dan W-T weakness-threats Tabel 18. Dalam
kelompok strategi S-O, teridentifikasi 2 strategi yaitu dengan melakukan diversifikasi produk hasil tangkapan dan pengembangan usaha melalui dukungan
investasi. Dalam kelompok strategi S-T teridentifikasi sebanyak 3 strategi yaitu optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia, peningkatan kualitas ikan, dan sosialisasi kegiatan pemanfaatan ikan hias laut yang ramah lingkungan untuk meningkatkan dukungan
dari pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya. Dalam kelompok strategi W- O, teridentifikasi 3 strategi yaitu melakukan perbaikan sarana penanganan,
pemberian pelatihan cara penanganan yang lebih baik, dan pengembangan akses terhadap pasar dengan menjajaki pembeli-pembeli potensial lainnya. Pada