meskipun dalam skala yang relatif kecil. Sedangkan tata niaga ikan Banggai Cardinal dari nelayan hingga eksportir rantainya masih terlalu panjang sehingga
peluang kematian relatif tinggi dan harga di tingkat nelayan menjadi rendah. Banggai Cardinalfish adalah salah satu ikan laut tropis yang mudah untuk
dikembangbiakan dalam penangkaran dan ikan hasil pengembangbiakan tersedia secara luas. Banggai Cardinalfish hasil penangkaran dijual dengan harga US
12,50-15,00, sedangkan ikan yang ditangkap langsung dari alam dijual pada kisaran harga US 6-8 Helfman 2007.
2.2 Kegiatan Penangkapan Ikan Hias Laut
Ikan hias laut dapat ditangkap dengan menyelam bebas snorkelling, tetapi lebih umum menggunakan alat SCUBA dan kompresor hookah. Jika nelayan
secara kebetulan menangkap ikan hias di alat perangkap mereka, mereka akan menjualnya kepada pengumpul ikan hias karena harganya yang lebih tinggi
dibandingkan sebagai ikan konsumsi. Nelayan kolektor ikan hias dapat merupakan nelayan paruh waktu maupun sebagai nelayan ikan hias penuh, bekerja
sendiri atau bekerja untuk pengumpul atau eksportir Wood 2001b. Tekanan pasar telah mengarahkan kegiatan penangkapan ikan hias laut.
Importir sering meminta jenis-jenis tertentu seperti ikan anemon dan cleaner wrasse
Labroides sp. yang permintaan pasarnya selalu ada. Ikan-ikan tersebut menjadi target yang selalu ditangkap karena adanya garansi semu dari eksportir
bahwa ikan pasti terjual. Di sisi lain jika terdapat jenis ikan dengan daya jual rendah, eksportir selalu meminta nelayan untuk tidak mengirimkan suplai Wood
2001b. Saat menangkap ikan, nelayan biasanya memburu individu ikan ataupun
suatu gerombolan ikan Helfman 2007. Menurut Wood 2001b, saat ini jaring merupakan alat utama bagi nelayan penangkap ikan hias dengan dibantu sebuah
tongkat yang berfungsi untuk memancing ikan keluar dari persembunyiannya lalu menggiring nya ke dalam jaring. Hand net serok dan barrier net adalah yang
paling umum digunakan dan biasanya terbuat dari jaring mono-filamen dengan ukuran mata jaring berkisar dari 3-28mm, sedangkan diameter serok yang
digunakan berkisar antara 10 – 50 cm Gambar 2.
Rata menangka
sebanyak 50 ekor W
dari 50 ne perikanan
Gambar 2 Peng
beberapa penggunaa
tetapi pen mengguna
ditangkap seekor ika
liver akib syndrome
mengalam Men
masalah d kedalam ti
atau tidak a-rata nelay
ap sekitar 20 24-36 ekor,
Wood 2001 egara produ
ini menjad
Illustrasi sumber:
ggunaan sia tempat m
an bahan k nggunaanny
akan jaring dengan m
an dapat ma bat racun si
SDS, yai mi stress He
nurut Sadov dengan mor
iga jenis ya sengaja in
yan yang me 0-25 ekor ik
, Australia s 1b. Akan
usen ikan h i sulit Helf
proses pen www.teran
anida untuk meskipun
kimia lain ya relatif
Wood 200 menggunakan
ati secara tib ianida. M
itu kematian elfman 2007
vy 2002, rtalitas ikan
aitu: kemati ncidental
, d elakukan pe
kan per hari sebanyak 20
tetapi tidak hias laut, m
fman 2007
angkapan ik gi.or.id.
k menangk merupakan
yang ditaw lebih maha
01b. Rata n sianida m
ba-tiba saat asalah lain
n ikan seca 7.
kegiatan p n hasil tan
an tiba-tiba dan kematia
enangkapan i, berdasark
0-45 ekor, d k adanya da
membuat ke .
kan hias lau
ap ikan hia n kegiatan
warkan adal al dibandin
a-rata tingka mencapai 8
diberi maka n yaitu adan
ara tiba-tiba
erdagangan ngkapan yan
a instaneou an tertunda
n mengguna kan observas
dan Sri Lank ata CPUE d
ebijakan pen
ut dan alat
as laut mas yang ile
lah minyak ngkan deng
at kematian 80. Di d
an karena a nya masala
a di dalam a
n ikan hias ng biasany
us , kematia
delayed. akan jaring
si di Cook I ka sebanyak
dari sekitar ngelolaan s
yang digun
sih dilakuk egal. Alte
k cengkeh, gan menan
n ikan hias dalam akua
danya kerus ah sudden
akuarium k
laut meng ya dikelomp
an akibat by
dapat Island
k 30 - lebih
sektor
nakan
kan di ernatif
akan ngkap
yang arium,
sakan death
karena
alami pokan
ycatch
Ikan target yang mati selama proses penangkapan diakibatkan oleh penanganan yang buruk maupun praktek penangkapan yang merusak, sehingga
menyebabkan hilangnya potensi keuntungan bagi nelayan. Keadaan ini merupakan bentuk ‘pemborosan’ dimana ikan yang mati akan digantikan oleh
dengan ikan yang baru pada kegiatan penangkapan berikutnya, sehingga meningkatkan tekanan terhadap sumberdaya. Kematian akibat bycatch atau
incidental terjadi pada ikan non target dan terjadi pada semua kegiatan perikanan
tangkap pada tingkatan tertentu. Karena kegiatan perikanan ikan hias laut cenderung menangkap ikan secara individual satu per satu, bycatch relatif sangat
kecil, terutama jika tidak menggunakan praktek penangkapan yang merusak. Kematian tertunda terjadi pada tahap penanganan setelah ikan ditangkap, biasanya
pada tahapan penyimpanan dan transportasi. Kematian ini diakibatkan karena ikan mengalami stress sejak proses ikan ditangkap hingga tahap pengiriman,
kelaparan, dan kualitas air yang buruk Helfman 2007. Menurut
Rubec et al
. 2001, perdagangan ikan karang hias yang ditangkap menggunakan jaring dimungkinkan secara ekonomi. Hal ini dapat dicapai jika
mortalitas ikan dapat ditekan secara signifikan pada setiap tahapan pengiriman, sejak dari nelayan hingga penjual akhir retailer serta sekaligus menerapkan pola
yang hemat biaya. Penangkapan ikan menggunakan jaring akan dapat meminimalisasi stress pada ikan yang berhubungan dengan proses penanganan
dan pengiriman.
2.3 Dampak Kegiatan Industri Akuarium