Pendekatan Lain Dalam Pengelolaan Perikanan Ikan Hias Laut

KP No Kep. 18Men2002 tentang rencana strategis pembangunan kelautan den perikanan 2001-2004.

2.5 Pendekatan Lain Dalam Pengelolaan Perikanan Ikan Hias Laut

Rencana pengelolaan dan regulasi jarang ditemui pada perdagangan untuk akuarium dibandingkan untuk perikanan karang secara umum Wood 2001a. Saat terdapat regulasi yang komprehensif, kepatuhan dan pengawasan cenderung mengalami masalah, Di Hawaii, hanya 13 dari kolektor yang memiliki ijin yang memenuhi kewajiban untuk memberikan laporan, meskipun tidak ada langkah untuk mengkaji keakuratan data yang dilaporkan Moffie 2002. Wood 2001b mengeneralisasi bahwa perikanan ikan hias perlu dikelola untuk: 1 memastikan keberlanjutannya dan terintegrasi dengan pemanfaatan sumberdaya lainnya jenis perikanan lain dan ekowisata; 2 meminimalkan kematian saat penangkapan dan pasca penangkapan, termasuk tidak menangkap jenis ikan yang sulit dipelihara di akuarium; dan 3 menyentuh isu sosial- ekonomi untuk perdagangan yang adil dan seimbang. Pendekatan lain yang dapat dilakukan adalah dengan metapkan daerah perlindungan atau zona larang ambil no take zone. Menurut Friedlander 2001, daerah perlindungan menawarkan alternatif suatu pendekatan pengelolaan perikanan yang umumnya bergantung pada pembatasan ukuran tangkap, pembatasan jumlah tangkapan, pengaturan alat tangkap dan upaya. Dengan daya jelajah yang terbatas dan tingginya asosiasi antara ikan hias laut dengan habitatnya menyebabkan daerah perlindungan merupakan strategi yang sangat efektif dalam mengelola sumberdaya. Hasil kajian dari Hawaii menunjukan bahwa daerah perlindungan dengan habitat yang beragam dan kompleks dapat memberikan dampak positif terhadap stok ikan. Membangun daerah perlindungan yang membatasi kegiatan pemanfaatan akan memberikan keuntungan pada spesies-spesies ikan hias. Hasil kajian dari Tissot dan Hallacher 2003 yang menunjukan bahwa pemanfaatan ikan hias laut yang mengakibatkan penurunan stok telah mendorong pembentukan sembilan lokasi perlindungan untuk mengembalikan sumberdaya ikan di pesisir barat Hawaii, menempatkan 30 dari wilayah pesisir tertutup bagi pemanfaatan untuk ikan hias laut. Pendekatan lain yang saat ini juga sedang gencar dilakukan adalah melalui sertifikasi. Dalam beberapa tahun terakhir, organisasi perdagangan dan LSM telah bekerjasama untuk memastikan bahwa biota hias yang ditangkap, ditransportasikan, dan dijual telah melalui suatu proses yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. American Wildlife Dealer Association AWDA telah menetapkan suatu kode etik dan standar praktis bagi konsumen produk-produk ikan hias yang dinamakan the Responsible Marine Aquarist yang bertujuan untuk mendorong para konsumen dapat memilih jenis ikan yang paling sesuai dengan kondisi akuarium yang mereka miliki Helfman 2007. Lecchini et al . 2006 menawarkan sebuah model pemanfaatan ikan hias melalui perspektif yang berbeda, yaitu dengan menangkap ikan pada fase larva yang kemudian diasuh dan dibesarkan hingga mencapai ukuran jual. Pendeketan ini memiliki beberapa keuntungan yaitu: i larva ditangkap dengan menggunakan alat tangkap yang bersifat pasif crest net sehingga tidak merusak lingkungan dan mengurangi stres pada larva; ii ikan yang dibesarkan sejak fase larva nantinya akan terbiasa hidup dalam akuarium sehingga memiliki tingkat ketahanan hidup survival rate yang tinggi saat ikan dipelihara oleh konsumen.

2.6 Analisis Finansial