Hasil tangkapan dan upaya penangkapan

saat nelayan mendaratkan hasil tangkapan mereka. Data-data lainnya yang dicatat meliputi waktu trip, jumlah anak buah kapal ABK, dan lokasi penangkapan. Parameter-parameter produksi dan upaya penangkapan yang dicatat selama penelitian disajikan pada Tabel 2.

3.5.3 Pengiriman ikan

Data pengiriman ikan yang dicatat meliputi jumlah, spesies, biaya pengemasan packing, biaya pengiriman, dan harga jual. Parameter-parameter pengiriman ikan yang dicatat selama penelitian disajikan pada Tabel 2.

3.5.4 Biaya penanganan handling

Pengumpulan data biaya penanganan handling dilakukan untuk mengetahui besaran biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost yang dikeluarkan dalam suatu siklus produksi. Pengumpulan data biaya handling dilakukan pada dua model penanganan yang berbeda, yaitu a model penanganan yang dilakukan oleh nelayan di Desa Beurawang saat ini, dan b model ideal berdasarkan standarisasi lembaga Marine Aquarium Council MAC. Untuk mendapatkan model penanganan yang ideal berdasarkan standarisasi MAC, sebagai acuan maka dilakukan kajian pada salah satu kelompok nelayan ikan hias di Pulau Panggang Kepulauan Seribu yang merupakan nelayan binaan Yayasan Terumbu Karang Indonesia TERANGI.

3.5.5 Informasi umum kegiatan perikanan ikan hias laut

Informasi-informasi umum dan pendukung mengenai kegiatan perikanan ikan hias laut di P. Weh didapatkan melalui wawancara kepada nelayan. Populasi nelayan ikan hias hanya berasal dari satu desa yaitu Desa Beurawang, dengan jumlah nelayan sebanyak 22 orang. Pemilihan responden dilakukan dengan sampel terpilih yaitu nelayan ikan hias di Desa Beurawang. Pengambilan data melalui wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi lainnya terkait kegiatan perikanan ikan hias yang dilakukan nelayan di Desa Beurawang, P. Weh. Informasi-informasi yang dikumpulkan melalui proses wawancara adalah: 1 jenis-jenis ikan yang menjadi target penangkapan 2 lokasi penangkapan 3 kedalaman perairan saat melakukan penangkapan 4 rata-rata hasil tangkapan 5 lama waktu melaut 6 musim penangkapan 7 biaya dan keuntungan 8 latar belakang menjadi nelayan ikan hias 9 mata pencaharian alternatif 10 informasi unit penangkapan ukuran kapal, jenis kapal, dan ukuran mesin 3.6. Analisis Data 3.6.1 Penentuan kuota tangkapan lestari Penentuan nilai kuota tangkapan lestari dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu menduga kelimpahan rata-rata ikan di alam, menduga nilai maximum sustainable yield MSY, dan menentukan kuota tangkapan lestari ikan hias laut. Kuota tangkap lestari yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB yang mengacu kepada Kepmentan No.995KptsIK.210999 dan Kepmen KP No Kep. 18Men2002, yaitu sebesar 80 dari nilai MSY. Tahap pertama adalah pendugaan stok ikan melalui metode sensus visual di bawah air dengan menggunakan perhitungan kelimpahan dan total area transek yang digunakan. Data kelimpahan ikan didapatkan dari survei sensus visual yang dilaksanakan bersama Wildlife Conservation Society pada tahun 2009. Jumlah individu ikan dihitung untuk menduga kelimpahan dengan mengunakan persamaan sebagai berikut Labrosse et al. 2002: 1 1             Ld ni D p i    Keterangan : D = adalah kelimpahan ikan indm 2 atau indha ni = adalah jumlah ikan ke-i yang ditemukan individu