tepat guna sesuai dengan kondisi sumberdaya hayati laut setempat dan tidak merusak kelestarian sumberdaya perikanan yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
Sumberdaya perikanan tangkap di perairan Teluk Apar memiliki potensi yang cukup besar namun pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal. Hal
ini berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia yang relatif rendah, kemampuan manajerial yang masih lemah, keterbatasan modal sehingga
menyebabkan produktivitas nelayan dan produktivitas alat tangkap rendah. Produktivitas alat tangkap tertinggi di Teluk Apar pada tahun 2005 yaitu
pukat cincin sebesar 13,6 tontahun sedang produktivitas terendah yaitu alat tangkap pancing sebesar 0,4 tontahunnelayan. Produktivitas nelayan pada tahun
yang sama sebesar 3,2 tontahun dari total produksi sebesar 6.662,1 ton dan jumlah nelayan 2.088 orang. Gambaran produktivitas jenis alat tangkap yang
dioperasikan di perairan Teluk Apar secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Produktivitas Berdasarkan Klasifikasi Jenis Alat Tangkap di Teluk
Apar Tahun 2005 No Jenis
alat tangkap
Produksi ton
Jumlah unit
Produktivitas tonunittahun
1 Pukat Kantong
227,7 79
2,9 2 Pukat
Cincin 764,5
56 13,6
3 Jaring Insang
3.826,3 1.954
1,9 4 Jaring
Angkat 390,1
177 2,2
5 Pancing 293,8
633 0,4
6 Perangkap 430.5
206 2,1
7 Pengumpul Kerang
91,0 82
1.1 8 Penangkap
Kepiting 455,2
51 8.9
9 Lain-lain 183,0
169 1.1
Jumlah 6.662,1
3.407 Sumber : Dinas Perikanan dan Sumberdaya Kelautan 2006, Diolah
Dari tabel 2 terlihat jumlah alat tangkap yang digunakan nelayan di Teluk Apar cukup banyak. Agar pelaksanaan pengembangan perikanan tangkap di
perairan ini dapat berjalan efektif, efisien dan berkelanjutan, maka perlu dilakukan kajian tentang keadaan stok sumberdaya yang ada diperairan tersebut kemudian
pengembangan teknologi penangkapan yang komprehensif. Hal ini penting dilakukan agar pemanfaatan dapat dilakukan secara berkelanjutan
Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang bersifat open access, dimana setiap orang dapat melakukan usaha penangkapan dan tidak ada batasan besarnya
upaya yang dikeluarkan atau sumberdaya ikan yang boleh ditangkap. Meskipun sumberdaya ikan dapat pulih renewable resources, akan tetapi penangkapan
yang terus meningkat tanpa ada batasan akan berdampak terhadap berkurangnya sumberdaya tersebut atau penurunan stok. Bila pola pemanfaatan sumberdaya
ikan di Teluk Apar yang ada saat ini terus berjalan seperti demikian maka diduga dalam jangka panjang akan menyebabkan perairan teluk tersebut mengalami over
capacity. Berdasarkan fenomena yang ada maka perlu dilakukan upaya pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya ikan yang lebih baik, agar recovery stok sumberdaya dapat terjaga. Berkaitan dengan program pemerintah dalam
pengembangan perikanan tangkap di perairan Teluk Apar, secara spesifik permasalahan utama yang perlu di analisis dan di jawab adalah :
1 Bagaimana status pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Teluk Apar. 2 Apa teknologi penangkapan yang tepat untuk dikembangkan berdasarkan
kriteria penilaian aspek biologi, sosial, teknik dan ekonomi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi penangkapan ikan di perairan
Teluk Apar di perlukan suatu acuan yang komprehensif dan jelas. Oleh karena itu penulis merasa sangat penting untuk meneliti carrying capacity sumberdaya ikan
diperairan tersebut serta jenis teknologi penangkapan ikan yang dapat dikembangkan secara layak dan tepat guna dari berbagai alat tangkap yang
digunakan, sehingga sumberdaya perikanan laut tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan nelayan.
1.3 Tujuan Penelitian