Sumberdaya Ikan Kondisi umum Teluk Apar

ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan. Berdasarkan letak pemasangan di perairan, terdiri atas rawai permukaan surface longline dan rawai pertengahan midwater longling. Berdasarkan susunan mata pancing yaitu rawai mendatar horizontal longline dan berdasarkan jenis ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan yaitu rawai tuna tuna long line. Rawai yang dominan digunakan di Teluk Apar adalah rawai hanyut Gambar 9. Operasi penangkapan per bulan rata-rata sebanyak 14 trip. Umumnya nelayan mengopertasikan rawai mulai pukul 08.00-14.00. Hasil tangkapan yaitu ikan Kakap Lates calcarifer, Trakulu Caranx sp, Pari Dasyatis sp, dan Menangin Eleutheronema tetradactylum . Gambar 9 Alat Tangkap Rawai Hanyut

4.2.5 Sumberdaya Ikan

Sumberdaya ikan yang dihasilkan oleh nelayan diperairan Teluk Apar sangat beragam, baik pada ikan pelagis maupun ikan demersal. Dari berbagai jenis ikan yang dihasilkan, terdapat beberapa jenis ikan yang dominan antara lain : Tongkol, Kakap, Tembang, Layang, Kembung, Selar dan Teri. 1 Tongkol Auxis sp Ikan tongkol Auxis thazard tergolong ikan efipelagik dan termasuk dalam jenis tuna kecil Gambar 10. Tongkol tergolong ikan buas dan sebagai predator. Kondisi yang disenangi adalah perairan laut dengan kisaran temperatur antara 18- 29 o C Saanin, 1984. Menurut Nontji 1993 Ciri-ciri morfologinya yaitu badan memanjang, kaku, bulat seperti cerutu, badan tanpa sisik kecuali pada bagian korselet yang tumbuh sempurna dan mengecil kebagian belakang, warnanya kebiru-biruan serta putih dan perak dibagian perut. Ciri-ciri lain, dibagian perut terdapat ban-ban serong berwarna hitam diatas garis rusuk serta noktah-noktah hitam terdapat diantara sirip dada dan perut. Ukuran panjang ikan rata-rata yang tertangkap berkisar antara 25-40 cm. Terdapat dua sirip di bagian punggung, sirip punggung yang pertama berjari-jari keras 10 sedangkan yang kedua berjari-jari keras 11 dan terdapat 6-9 jari-jari tambahan yang letaknya dibelakang sirip punggung yang kedua. Sirip dubur berjari-jari lemah 44, diikuti jari-jari sirip tambahan. Badannya tampak diselumuti sisik, kecuali pada bagian belakangnya. Ikan ini mempunyai daging yang kenyal dan gurih serta merupakan perikanan ekonomis penting Kiswantoro dan Sunyoto, 1986. Gambar 10 Ikan Tongkol Auxis thazard Balai Penelitian Perikanan Laut, 1992 Distribusi tongkol sangat luas meliputi perairan tropis dan sub tropis, termasuk Samudera Pasifik, Samudera Hindia dan Samudera Atlantik. Penyebarannya cenderung membentuk kumpulan multispecies menurut ukurannya FAO, 1986. Klasifikasi ikan tongkol menurut Saanin 1984 sebagai berikut. Kelas : Pisces Sub kelas : Telestoi Ordo : Percomorphi Subordo : Scombroidae Famili : Scombidae Divisi : Scombridae Genus : Auxis Species : Auxis thazard 2 Kakap Lates calcarifer, Nama kakap diberikan kepada kelompok ikan yang termasuk tiga suku yaitu Lutjanus, Latidae dan Labotidae. Jenis-jenis yang termasuk Lutjanidae biasanya disebut kakap merah. Dua jenis lainnya yaitu Lates calcarifer yang termasuk suku Latidae umumnya disebut kakap putih dan Labotus surinamensis yang termasuk suku Labotidae disebut kakap batu Djamali, Burhanuddin dan Martosewojo, 1986. Saanin 1984 mengklasifikasikan ikan kakap sebagai berikut. Phylum : Chordata Sub Phylum: Vertebrata Kelas : Pisces Sub kelas :Teleostei Ordo : Percomorphi Subordo : Percoidae Famili : Lutjanidae Genus : Latidae Species : Lates calcarifer Kakap yang tertangkap nelayan umumnya berukuran panjang berkisar 30-40 cm. Secara morfologi ikan kakap mempunyai ciri bentuk kepala tirus kedepan, punggung tinggi dan tebal dan banyak berisi daging. Ujung sirip ekornya bentuknya bundar Saanin, 1984. Seluruh badan kepalanya tertututp oleh sisik- sisik yang kasar, berwarna perak keabuabuan yang lebih gelap pada pada bagian punggung dan memutih pada bagian perutnya Gambar 11. Rahang bawah maupun atas bergigi kecil-kecil dan tajam. Ikan ini termasuk ikan yang buas yang memangsa ikan-ikan lain yang lebih kecil. Kakap pada umumnya hidup di perairan sekitar muara sungai. Gambar 11 Ikan Kakap Lates calcarifer Balai Penelitian Perikanan Laut, 1992 3 Tembang Sardinella sp Ikan tembang termasuk kelompok jenis ikan pelagis kecil yang ditangkap dengan berbagai macam alat tangkap seperti: pukat cincin, payang dan jaring insang hanyut. Daerah penyebaran meliputi seluruh perairan pantai Indonesia, ke Utara sampai ke Taiwan, ke Selatan sampai ke ujung Utara Australia dan ke Barat sampai Laut Merah Direktorat Jenderal Perikanan, 1979 yang diacu Wiyono, 2001. Saanin 1984 memberikan ciri-ciri ikan Tembang sebagai berikut. Bentuk tubuh fusiform, pipih dengan sisik berduri di bagian bawah badan, awal sirip punggung sebelum pertengahan badan, berjari-jari lemah 17-20, dasar sirip dubur pendek dan jauh dibelakang dasar sirip dorsal serta berjari-jari lemah 16 – 19. Lapisan insang halus berjumlah 60-80 pada busur insang pertama bagian bawah. Ikan tembang pemakan plankton dan membentuk gerombolan besar. Panjang berkisar antara 15-25 cm, warna bagian atas kehijauan, dan bagian bawah putih perak, sirip-siripnya pucat kehijauan dan tembus cahaya Gambar 12. Gambar 12 Tembang Sardinella fimbriata Gambar 12 Ikan Tembang Sardinella sp Balai Penelitian Perikanan Laut, 1992 Fischer dan Whitehead 1974 mengklasifikasi tembang sebagai berikut. Phylum: Chordata Sub Phylum: Vertebrata Kelas: Pisces Sub Kelas : Teleostei Ordo :Malacopterygii Famili : Clupeinae Sub famili : Clupeinae Genus : Sardinella Species : Sardinilla sp. Fischer dan Whitehead 1974 mengemukakan bahwa Sardinilla fimbriatai merupakan ikan permukaan dan hidup perairan pantai serta suka bergerombol pada areal yang luas sehingga sering tertangkap bersama-sama ikan lemuru. Ikan Tembang juga terkonsentrasi pada kedalaman kurang dari 100 meter. Pergerakan vertikal terjadi karena perubahan siang dan malam, pada malam hari ikan tembang cenderung berenang ke permukaan dan berada di permukaan sampai matahari terbit. Waktu malam terang, gerombolan ikan tembang akan berpencar atau tetap berada di bawah permukaan. 4 Layang Decapterus Ikan layang yang umum ditemukan di perairan Indonesia ada 5 jenis yakni Decapterus russelli, Decapterus kurroides, Decapterus lajang, Decapterus macrosoma dan Decapterus maruadsi. Namun dari kelima species ikan layang hanya Decapteus russelli yang mempunyai daerah penyebaran yang luas di Indonesia mulai dari Kepulauan Seribu hingga Pulau Bawean dan Pulau Masalembo. Decapterus lajang hidup diperairan yang dangkal seperti dilaut Jawa termasuk Selat Sunda, Selat Madura dan Selat Bali, Selat Makassar, Ambon dan Ternate. Decapteus macrosoma banyak dijumpai di Selat Bali dan Pelabuhanratu. Decapterus maruadsi termasuk ikan yang berukuran besar, hidup di laut dalam dan tertangkap pada kedalaman 1000 meter atau lebih Nontji 1993. Ikan ini hidup di perairan yang berjarak 37-56 km dari pantai dengan kadar garam relatif tinggi 32-34 o oo dan menyenangi perairan jernih serta membentuk gerombolan besar. Ikan ini termasuk perenang cepat. Panjang tubuhnya mencapai panjang 30 cm, bentuk badan agak memanjang dan agak gepeng. Dalam statistik perikanan, kedua jenis ikan layang ini dimasukkan dalam satu kategori Decapterus spp Widodo, 1988. Ikan layang biasanya memijah pada suhu minimum perairan 17 o C. Umumnya pemijahan terjadi dua kali pertahun, puncak pemijahan pada bulan MaretApril musim barat dan AgustusSeptember musim timur. Asikin 1971 mengemukakan bahwa ikan layang muncul kepermukaan karena dipengaruhi oleh ruaya harian dari plankton hewani zooplankton yang terdapat disuatu perairan. Secara spesifik, makanan ikan layang terdiri dari cepepoda 39, crustacea 31 dan organisme lainnya 30. Klasifikasi ikan layang menurut Saanin 1984 sebagai berikut. Phyllum : Chordata Sub phyllum : Vertebrata Class : Pisces Sub Clas : Teleostei Ordo : Percomorphi Sub Ordo : Percoidea Divisi : Perciformes Sub Ordo : Carangi Genus : Decapterus Species : Decapterus russelli, Rupped Decapterus macrosoma, Sleeker Decapterus maruadsi Tamminck dan Schlgel Makanan utama zooplankton, terkadang juga ikan kecil seperti ikan teri Stolephorus spp dan japuh Dussumteria acuta Nontji 1993. Ikan ini ditangkap dengan menggunakan jaring insang, mini purse seine, dan bagan tancap. Gambar 13 Ikan Layang Decapterus Balai Penelitian Perikanan Laut, 1992 5 Kembung Rastrelliger spp Ciri ikan kembung Rastrelliger spp secara umum yaitu badan berbentuk cerutu, tubuh dan pipinya ditutupi oleh sisik-sisik kecil, bagian dada agak lebih besar dari bagian lain Gambar 14. Mata mempunyai kelopak yang berlemak. Gigi yang kecil terletak ditulang rahang. Tulang insang dan banyak sekali terlihat seperti bulu jika mulut terbuka. Mempunyai dua buah sirip punggung dorsal, sirip punggung pertama terdiri dari jari-jari lemah dan sama dengan sirip dubur anal tidak mempunyai jari-jari keras. Lima sampai enam sirip tambahan finlet terdapat di belakang sirip dubur anal dan sirip punggung dorsal kedua. Bentuk sirip ekor caudal bercagak dalam. Sirip dada pectoral dengan dasar agak melebar dan sirip perut terdiri atas satu jari-jari keras dan jari-jari lemah Saanin 1984. Klasifikasikan ikan kembung sebagai berikut. Phyllum : Chordata Sub phyllum : Vertebrata Class : Pisces Sub Clas : Teleostei Ordo : Percomorphi Sub Ordo : Scombridae Famili : Schombridae Genus : Rastrelligerecapterus Species : Rastrelliger brachysoma, Bleeker Rastrelliger kanakurta, Cuvier Decapterus maruadsi Tamminck dan Schlgel Gambar 14 Ikan Kembung perempuan Rastrelliger brachysoma Balai Penelitian Perikanan Laut, 1992 Ikan kembung lelaki Rastrelliger kanagurta memiliki satu noda hitam di belakang sirip dada sedangkan ikan kembung perempuan Rastrelliger neglectus tidak ada noda hitam. Perbedaan lain yaitu pada kembung lelaki terdapat 2 baris bulatan hitam di bawah sirip punggung dan garis hitam membujur sepanjang badan sedangkan pada kembung perempuan hanya terdapat baris bulatan-bulatan hitam dan tidak ada garis hitam. Panjang tubuh mencapai 35 cm Saanin, 1984. Ikan kembung lelaki Rastrelliger kanagurta biasanya ditemukan di perairan yang jernih dan agak jauh dari pantai dengan kadar garam lebih dari 32 o oo sedangkan kembung perempuan Rastrelliger brachysoma dijumpai didekat perairan pantai dengan kadar garam lebih rendah Nontji, 1993. Penyebaran utama ikan kembung Rastrelliger spp perairan Barat, Timur dan Selatan Kalimantan serta Malaka Direktorat Jenderal Perikanan, 1997. 6 Selar Selaroides spp Jenis-jenis ikan selar Selaroides spp yang tertangkap di perairan Indonesia dan tercatat di dalam data statistik perikanan Indonesia, yaitu selar bentong Selar crumenopthalmus dan selar kuning Selaroides leptolepsis Nontji 1993. Klasifikasi selar menurut Saanin 1984 sebagai berikut. Phyllum : Chordata Sub phyllum : Vertebrata Class : Pisces Sub Clas : Teleostei Ordo : Percomorphi Famili : Carangidae Sub Famili : Caranginae Divisi : Perciformes Genus : Caranx Sub Genus : Selar Species : Selar crumenophthlmus Selarouides leptolepsis Gambar 15 Ikan Selar Selaroides spp Balai Penelitian Perikanan Laut, 1992 Selar kuning Selaroides leptolepsis memiliki bentuk badan lonjong, pipih dengan sirip punggung dorsal pertama berjari-jari keras delapan buah, sedangkan yang keduanya berjari-jari keras satu buah dengan jari-jari lemah 15 buah Gambar 15. Sirip duburnya anal terdiri atas dua jari-jari lemah. Tapis insang pada busur insang pertama bagian bawah berjumlah 26 buah. Garis rusuk membusur, memiliki 25-34 sisik scute. Selar bentong Selar erumenophthalmus memiliki bentuk yang hampir sama tetapi dapat dibedakan dari matanya yang berukuran lebih besar Ditjen Perikanan 1997 diacu dalam Wiyono 2001 Perbedaan mendasar lainnya terletak pada jumlah jari-jari pada sirip dubur anal dan sirip punggung dorsal, jumlah tapis insang, jumlah sisik duri. Jari- jari keras sirip punggung dorsal pertama ada sembilan buah satu yang terdepan mengarah kebagian muka, sedangkan yang kedua berjari-jari keras satu dan jari- jari lemah 24-26 buah. Sirip dubur anal terdiri atas dua jari-jari keras yang terpisah dan satu jari-jari keras yang tersambungdengan 21-23 buah jari-jari lemah. Garis rusuk bagian depan sedikit membusur kemudian lurus pada bagian belakangnya dengan sisik dun scule berjumlah 32-38 buah. Kedua jenis ikan ini memakan ikan-ikan kecil dan udang kecil. Hidup secara bergerombol disekitar pantai dangkal, sedangkan Selar crumnophthalmus hidup sampai kedalaman 80 meter. Penangkapan ikan selar menggunakan alat tangkap pancing, pukat selar, purse seine, sero, jaring insang dan bagan tancap. 7 Teri Stelephorus spp Stelophorus spp termasuk ikan pelagis kecil yang menghuni pesisir. Pada umumnya hidup bergerombol sampai ratusan atau ribuan individu, terutama untuk jenis-jenis ukuran kecil. Sebaliknya yang berukuran besar cenderung untuk hidup soliter, hanya pada bulan-bulan tertentu dapat tertangkap dalam gerombolan kecil sekitar 100-200 ekor. Teri banyak memakan berbagai jenis plankton, meskipun komposisinya tidak selalu sama untuk setiap species Nontji, 1993. Pada ukuran 40 mm, ikan ini umumnya memanfaatkan fitoplankton dan zooplankton berukuran kecil. Teri yang berukuran lebih dari 40 mm, banyak memanfaatkan zooplankton ukuran besar Gambar 16 Secara morfologi Teri memiliki ciri-ciri badan memanjang, mulut tumpul, rahang bawah lebih pendek dari rahang atas, antara sirip dada dan sirip perut terdapat scute yang disebut ventral scute, warna punggung agak gelap sedang badan tidak berwarna. Panjang badan umumnya antara 9-12 cm. Daerah penyebaran di perairan dekat pantai, dimana terjadi proses penaikan air upwelling. Ikan teri dapat membentuk biomassa yang sangat besar dan merupakan sumberdaya yang poorly behaved, karena makanan utamanya adalah plankton, sehingga kelimpahan sangat tergantung kepada faktor-faktor lingkungan Saanin. 1984. Teri Stolephorus spp terdapat diseluruh perairan pantai Indonesia dengan nama yang berbeda-beda seperti : teri Jawa, bilis Sumatera dan Kalimantan, dan puri Ambon. Sedikitnya ada sembilan jenis teri Stolephorus spp yang terdapat diperairan Indonesia yaitu: Stelephorus heterolobus, Stelephorus devisi, Stelephorus baganensis, Stelephorus dubiousus, Stelephorus indicus, Stelephorus commersonii, Stelephorus insularis dan Stelephorus buccaneezi. Ada pula yang berukuran besar seperti Stolephorus commersonii dan Stolephorus indicus yang dikenal sebagai teri kasar dengan ukuran tubuh dapat mencapai 17,5 cm Nontji 1993. Klasifikasi teri menurut Saanin 1984 sebagai berikut. Phyllum : Chordata Sub phyllum : Vertebrata Class : Pisces Sub Clas : Teleostei Ordo : Malacopterygii Famili : Clupeidae Sub Famili : Engraulinae Genus : Stelophorus Species : Stelophorus spp Gambar 16 Ikan Teri Stolephorus commersonii Balai Penelitian Perikanan Laut, 1992 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian