Nilai pada kriteria NPV yang dihasilkan oleh semua unit penangkapan menunjukkan bahwa semua unit penangkapan tersebut layak dikembangkan
kecuali rawai hanyut demikian pula pada kriteria IRR dan net BC unit penangkapan rawai hanyut masing-masing memperoleh nilai 16 dan 0,96.
IRR menggambarkan nilai keuntungan internal dari investasi yang ditanamkan. Dari nilai IRR yang diperoleh unit penangkapan rawai hanyut
memberikan gambaran bahwa modal investasi yang ditanamkan tidak mampu memberikan keuntungan diskonto sebesar nilai IRR tersebut lebih kecil dari
bunga kredit perbankkan. Adapun kecilnya nilai net BC Ratio pada unit penangkapan rawai hanyut mengindikasikan biaya investasi yang harus
dikeluarkan tinggi agar usaha penangkapan dapat berlangsung. Besaran nilai NPV, IRR dan net BC sangat dipengaruhi oleh hasil tangkapan yang diperoleh
dan biaya yang dikeluarkan. Setelah dilakukan analisis kelayakan dari aspek pasar dan finansial
berikutnya menentukan jenis teknologi penangkapannya. Pemilihan teknologi penangkapan ikan yang tepat unuk diterapkan dalam rangka pengembangan
perikanan tangkap perlu mempertimbangkan 1 teknologi yang ramah lingkungan 2 teknologi yang secara teknis dan ekonomis menguntungkan, Monintja 2003
dan 3 teknologi berkelanjutan Nurani, 2002.
5.2.4 Kriteria keunggulan unit penangkapan 1
Aspek biologi
Keunggulan unit penangkapan dari aspek biologi fokus penilaian pada selektifitas alat tangkap, kriteria komposisi jenis hasil tangkapan, lama musim ikan dan lama
musim penangkapan ikan Tabel 37. Berdasarkan Tabel 38 penilaian aspek biologi unit penangkapan ikan dengan menggunakan fungsi nilai jaring insang
dasar sebagai prioritas pertama rawai hanyut posisi kedua dan jermal pada urutan
ketiga
a. Selektifitas alat
tangkap Unit penangkapan pada kriteria selektifitas alat tangkap rawai hanyut sebagai
prioritas pertama, jaring insang dasar kedua dan jaring insang hanyut urutan ketiga. Jika di lakukan pengklasifikasian akan terlihat bahwa sebagian besar alat
tangkap berkantong seperti purse sene, bagan tancap dan jermal dan yang menyaring hasil tangkapan kurang selektif dibanding alat tangkap lain.
b. Komposisi hasil tangkapan Komposisi hasil tangkapan jaring insang dasar dan jermal menjadi
prioritas pertama. Hal ini berkaitan dengan kondisi fisik perairan Teluk Apar, sungai-sungai yang mengalir bermuara ke Teluk Apar menjadikan produktifitas
perairan menjadi tinggi sehingga menghasilkan produktifitas perikanan juga tinggi. Di tinjau dari sistem rantai makanan di perairan pantai pada lapisan-
lapisan permukaan, fitoplankton, zooplankton ukuran kecil hingga besar kemudian ikan semuanya menghasilkan sisa buangan yang cukup besar yang jatuh
ke dasar. Hal ini mendukung bagi komunitas invertebrata yang memakan detritus tersebut, sehingga kemudian menjadikan ikan-ikan komersial menjadi tertarik.
Berkaitan dengan kondisi tersebut serta dihubungkan dengan metode pengoperasian jaring insang dasar dan jermal terutama di perairan dasar, maka
tidak saja ikan-ikan yang hidup didasar tetapi pada ikan-ikan pelagis pun pada saat tertentu terkonsentrasi di dasar karena tertarik oleh sumber makanan yang
tersedia cukup besar. Menurut Pauly dkk 2003 pemanfaatan perikanan terkonsentrasi pada perairan dangkal dengan kedalaman antara 0-200m. Itulah
sebabnya mengapa pada kriteria komposisi jenis hasil tangkapan jaring insang dasar dan jermal menjadi prioritas utama diantara unit penangkapan lainnya.
b. Lama Musim Penangkapan Musim penangkapan merupakan kurun waktu tertentu ada dan tidaknya
hasil tangkapan pada waktu proses penangkapan. Musim penangkapan berhubungan erat dengan aktifitas penangkapan sehingga musim dapat
berpengaruh terhadap jumlah tangkapan. Oleh karena itu musim menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktifitas unit penangkapan.
Unit penangkapan yang menjadi unggulan utama pada kriteria ini adalah jaring insang hanyut, jaring insang dasar, jaring tiga lapis, rawai hanyut dan
jermal. Masing-masing unit penangkapan tersebut dioperasikan selama 12 bulan pertahun Tabel 38. Dilihat dari lama musim penangkapan ikan dengan rata-rata
4 bulan pertahun tentu agak sukar untuk dapat diterima. Tetapi satu hal bahwa kondisi demikian terjadi karena nelayan yang mengoperasikan unit penangkapan
tersebut tidak memiliki substitusi usaha. Meskipun dalam perhitungan musim puncak telah berlalu mereka tetap melakukan aktivitas penangkapan walau hasil
yang diperoleh berbeda. Faktor utama karena desakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta adanya keterkaitaan pinjaman modal dengan
ponggawa yang harus dilunasi. c. Lama Musim Ikan
Pada unit penangkapan purse seine dan bagan tancap tidak dioperasikan setiap saat. Kedua alat tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis-
jenis alat tangkap yang unggul pada kriteria lama musim penangkapan . Purse seine
hanya dioperasikan selama 7 bulan pertahun, hal ini dilakukan dengan tujuan agar kepadatan schooling ikan disekitar rumpon tetap stabil. Berbeda
dengan bagan tancap yang pengoperasiannya sangat bergantung dengan kondisi bulan. Pada kriteria lama musim ikan bagan tancap menjadi prioritas utama
karena lama musim ikan tergantung pada peredaran bulan terang dan gelap. Berdasarkan hasil standarisasi pada kriteria selektifitas alat tangkap, komposisi
jenis hasil tangkapan, lama musim penangkapan dan lama musim ikan, unit penangkapan prioritas utama pada jaring insang dasar.
2 Aspek teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang berhubungan dengan pengoperasian alat tangkap ikan, apakah alat tersebut efektif atau tidak bila dioperasikan. Purse
seine sebagai unit penangkapan yang paling produktif menangkap ikan dan layak
untuk dikembangkan. Keunggulan purse seine pada beberapa kriteria yaitu : a produksi rata-rata pertrip; b jumlah es batu pertrip; c kapasitas mesin penggerak
dan d ukuran perahukapal. Haluan dan Nurani 1988 menyatakan unit penangkapan purse seine adalah unit penangkapan ikan pelagis yang paling
produktif. Lebih lanjut Dahuri 2003 mengatakan salah satu ciri teknologi penangkapan ikan modern adalah produktivitasnya tinggi.
Meskipun pada aspek biologi purse seine sebagai prioritas akhir dan merupakan unit penangkapan yang tergolong tidak selektif, namun dari berbagai
data dan informasi belum ditemukan tingkat kerusakan sumberdaya ikan sebagai akibat dari pengoperasian alat tersebut. Di Teluk Apar penangkapan ikan dengan
purse seine menggunakan alat bantu berupa rumpon, pada malam hari
menggunakan alat bantu lampu light fishing. Keunggulan
lain purse seine
adalah kemampuan terhadap daya serap tenaga kerja yang lebih tinggi dibanding alat tangkap lain. Hal ini memberikan
kesempatan luas bagi anggota keluarga nelayan yang tidak memiliki pekerjaan. Sejalan dengan pendapat Monintja 2003 bahwa pengembangan suatu alat
tangkap dari sisi sosial adalah ketersediaan tenaga kerja. Lebih lanjut Monintja 1994 menambahkan teknologi pukat cincin purse seine merupakan alternatif
terbaik untuk dikembangkan karena sesuai dengan salah satu kriteria unit penangkapan ikan yang dapat menyerap tenaga kerja yang banyak.
Diantara berbagai keunggulan terdapat pula beberapa kelemahan unit penangkapan purse terutama jika ditinjau dari kriteria respon nelayan baik
kemampuan investasi, kemudahan pengoperasian dan kemudahan pengadaan. Berdasarkan perhitungan dengan fungsi nilai pada kriteria tersebut purse seine
berada pada urutan akhir. Rendahnya tingkat responsibilitas nelayan terhadap purse seine
disebabkan karena alat tangkap tersebut membutuhkan biaya investasi yang sangat mahal diantara jenis alat tangkap yang dioperasikan di Teluk Apar.
Investasi yang demikian tinggi berdampak terhadap tingkat kemampuan dan jumlah pemilikan alat tangkap dimana hanya nelayan dan punggawa tertentu.
Oleh karena itu tanpa adanya dukungan pemerintah dirasakan sangat sulit bagi masyarakat nelayan skala kecil dapat berinvestasi pada usaha penangkapan
dengan purse seine
3 Aspek sosial
Secara umum pada aspek sosial jaring tiga lapis trammel net sebagai prioritas unggulan pertama pada fokus kriteria respon penerimaan nelayan,
kemampuan investasi, kemudahan pengoperasian dan kemudahan pengadaan unit penangkapan. Hasil jajak pendapat dengan responden dengan 3 pilihan jawaban
yang diberi skor 1 – 3 – 5 Lampiran 31, menunjukkan jaring tiga lapis unggul pada kriteria-kriteria tersebut. Indikator untuk mengetahui sejauh mana
penerimaan suatu unit penangkapan pada satu kawasan perairan Teluk Apar adalah proporsi jumlah unit penangkapan yang ada.
Tahun 2005 jumlah unit penangkapan di Teluk Apar sebanyak 2.307 unit, 44 diantaranya 1017 unit adalah jaring tiga lapis. Hal ini berarti bahwa
nelayan sangat responsif terhadap unit penangkapan tersebut karena alat yang dimiliki dan digunakan dominan jaring tiga lapis. Tingginya angka kepemilikan
jaring tiga lapis di banding alat tangkap lain karena faktor modal investasi yang paling terjangkau dan memiliki peluang yang besar untuk dimiliki oleh nelayan
dibanding alat tangkap lain. Keberadaan alat tangkap yang didominasi oleh salah satu jenis diantara
berbagai alat tangkap yang dioperasikan pada suatu perairan, terutama perairan pantai menggambarkan alat tangkap tersebut mendapat respon yang positif
sekaligus sebagai refleksi terhadap kemampuan nelayan untuk berinvestasi pada alat tangkap tersebut. Selain itu juga karena secara teknis mudah dioperasikan.
Dengan harga yang relatif murah tentu demand unit penangkapan tersebut juga tinggi. Tingginya permintaan unit penangkapan akan direspon pasar dengan
supply yang sesuai dengan tinggkat kebutuhan, sehingga nelayan memperoleh
kemudahan untuk mendapatkannya. Hal terpenting yang menjadi daya tarik nelayan terhadap kepemilikan alat
tangkap jaring tiga lapis selain hal-hal tersebut diatas yaitu jenis target hasil tangkapan. Udang merupakan komoditi ekspor sehingga memiliki harga jual
tertinggi dibanding komoditi lain. Nelayan berprinsif bahwa meskipun hasil tangkap yang diperoleh dalam jumlah sedikit akan tetapi hasil penjulan yang
diterima lebih tinggi dan biaya operasional yang dikeluarkan pada saat melakukan operasi penangkapan masih terjangkau. Hasil standarisasi fungsi nilai pada
kriteria aspek sosial jaring tiga lapis sebagai prioritas utama selanjutnya jaring insang hanyut prioritas kedua dan prioritas ketiga pada unit penangkapan rawai
hanyut selengkapnya pada Tabel 43.
4 Aspek ekonomi
a Kelayakan usaha Tinjauan aspek ekonomi pada kelayakan usaha khususnya pada kriteria
keuntungan, purse seine sebagai prioritas pertama. Keuntungan yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan yang kemudian menentukan
besarnya penerimaan pertahun perunit penangkapan dan total biaya yang
dikeluarkan pertahun Lampiran 32. Pada kriteria waktu pengembalian PP jaring tiga lapis sebagai prioritas pertama, hal ini disebabkan biaya investasi unit
penangkapan jaring tiga lapis lebih kecil dibanding unit penangkapan lainnya. Selain itu hasil tangkapannya adalah komoditi ekspor dengan harga rata-rata
perkilogram cukup tinggi. Dari hasil yang diperoleh memberi peluang bagi nelayan untuk mengembalikan biaya inestasi dalam waktu yang relatif cepat.
Secara umum kriteria RC Ratio pada semua unit penangkapan menunjukkan kategori layak. Pada Tabel 45 nilai RC Ratio semua unit
penangkapan lebih besar dari 1, yang membedakan adalah besaran RC Ratio masing-masing unit penangkapan. Pada kriteria tersebut unit penangkapan bagan
tancap sebagai prioritas utama dengan nilai RC Ratio terbesar diantara unit penangkapan lain.
Pada kriteria penerimaan kotor pertrip purse seine sebagai unit unggulan utama. Keunggulan purse seine pada kriteria ini disebabkan karena produksi hasil
tangkapan pertrip lebih tinggi diatas produksi alat tangkap lainnya. Adapun pada kriteria penerimaan pertenaga kerja jermal sebagai alat tangkap unggulan.
Beberapa faktor pendukung keunggulan jermal pada kriteria ini adalah jenis komoditi yang tertangkap memiliki harga rata-rata pperkilogram yang relatif lebih
tinggi, karena sebagian species yang tertangkap merupakan komoditi ekspor. Selain itu pada pengoperasian jermal umumnya cukup hanya dilakukan oleh satu
orang tenaga kerja, sehingga tidak ada bagi hasil dengan tenaga lainnya kecuali dengan punggawa juragan selaku pemilik modal.
Secara keseluruhan unit penangkapan yang paling unggul dari aspek ekonomi ditinjau dari kriteria kelayakan usaha adalah purse seine. Hal ini dapat
dipahami karena purse seine merupakan unit penangkapan yang paling produktif. b Kelayakan finansial
Kelayakan finansial pada kriteria NPV, jaring insang dasar sebagai prioritas utama. Hal ini dapat dilihat dari akumulasi keuntungan yang diperoleh
lebih besar dari unit penangkapan lain. Pada kriteria ini semua unit penangkapan layak. Berdasarkan kriteria IRR unit penangkapan jaring tiga lapis menjadi
prioritas utama, karena keuntungan yang diperoleh lebih tinggi dari bunga kredit yang telah diasumsikan. Meskipun alat tangkap lain juga memperoleh nilai IRR
lebih besar dari bunga kredit, tetapi prosentase nilai IRR jaring tiga lapis lebih besar dibanding unit penangkapan lain. Pada kategori ini rawai hanyut tidak layak,
karena keuntungan yang diperoleh lebih kecil dari bunga kredit perbankkan. Kelayakan finansial pada kriteria BC Ratio semua unit penangkapan layak
kecuali rawai hanyut. Dari ketujuh unit penangkapan, jaring tiga lapis menduduki posisi unggulan pertama. Hal ini disebabkan rasio keuntungan yang diperoleh
selama aktifitas usaha tersebut berlangsung paling besar signifikan terhadap investasi yang dikeluarkan pada usaha tersebut. Selanjutnya berdasarkan hasil
standarisasi secara menyeluruh pada kriteria kelayakan finansial, jaring tiga lapis sebagai unit penangkapan prioritas utama
5.2.5 Determinasi pengembangan teknologi penangkapan