pencaharian penduduknya terdiri dari berbagai bidang pekerjaan. Secara lengkap produktifitas perikanan tangkap menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Produksi Perikanan Tangkap Menurut Klasifikasi Alat Tangkap di Kabupaten Pasir Tahun 2005
No Jenis Alat Tangkap
Produksi Perikanan Kecamatan ton Batu Engau
Tj. Harapan Tnh. Grogot Kuaro
Long Ikis Long Kali
1 Pukat
Kantong - 206,8 20,9
130,4 56,2 131,3
2 Pukat
cincin -
518,5 246,0 236,8 -
- 3
Jaring Insang 46,4
2.779,0 1.047,4
874,7 924,8
831,0 4
Jaring Angkat
- 315,0 75,4 110,5 151,5 85,6
5 Pancing
11,5 230,5 63,3 50,4 12,0 96,8 6
Perangkap 2,7
295,7 134,8 121,6 25,1 14,5 7
Pengumpul Kerang
3,2 65,3 25,7 11,1 34,1 23,8
8 Perangkap
kepiting 8,2
341,1 114,1 112,8 126,6 55,1 9
Lain-lain 4,8 130,8 52,2 32,9 55,1 46,4
Total 76,8
4882,7 1779,8 1681,2 1385,4 1284,5
Sumber : Dinas Perikanan dan Sumberdaya Kelautan Tahun, 2006
4.2 Kondisi umum Teluk Apar
4.2.1 Gambaran desa-desa pesisir
Ciri pokok desa pesisir yaitu sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor perikanan, dan desanya berada di tepi pantai AMN-Kaltim,
AMN-Pasir, 2005. Sektor perikanan merupakan prime mover bagi desa pesisir. Desa-desa pesisir di sekitar perairan Teluk Apar antara lain Desa Muara Pasir,
Desa Pasir Baru, Desa Lori, Desa Labuangkallo, Desa Selengot dan Desa Tanjung Aru. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.86Kpts.II1983
kawasan sekitar Teluk Apar ditetapkan sebagai kawasan cagar alam dengan luas 46.900 hektar. Lima desa pesisir yang berada di sekitar Teluk Apar yang
termasuk dalam kawasan cagar alam yaitu Desa Pasir Baru, Lori, Selengot, Labuangkallo dan Tanjung Aru Gambar 2
Gambar 2 Kawasan cagar alam Teluk Apar
Kawasan Teluk Apar terdapat beberapa sungai antara lain Sungai Kandilo, Sungai Seratai, Sungai Apar Besar, Sungai Kerang, Sungai Segendang, dan
Sungai Jengeru semuanya bermuara ke Teluk Apar. Sungai-Sungai tersebut memegang peranan penting dalam menunjang perekonomian masyarakat desa
sekitar Teluk Apar. Selain digunakan sebagai sumber pengairan untuk kegiatan pertanian, budidaya perikanan, sungai juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
alur transportasi untuk mengangkut hasil panen dari desa-desa lain. Hal lain yang juga memegang peran penting kaitannya sungai dengan
keberadaan perikanan tangkap adanya arus pasang dan surut yang mengalir secara kontinue dari hulu sungai kemuara hingga ke perairan teluk dan demikian pula
sebaliknya. Arus merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ikan melakukan migrasi. Selain migrasi untuk mencari makan juga bertujuan untuk melakukan
pemijahan dengan mengikuti arah arus pasang. Arus tidak hanya membawa makanan tetapi juga membawa binatang laut itu sendiri.
4.2.2 Karakteristik oseanografi
a Suhu Kisaran suhu diperairan laut antara 27,5
o
C hingga 29,5
o
C. Suhu rata-rata bulanan maksimum terjadi pada bulan Mei dan Desember dengan kisaran antara
29,14
o
C- dan 29,21
o
C. Suhu rata-rata bulanan yang rendah terjadi pada bulan Pebruari dan Agustus AMN-Kaltim, AMN-Pasir, 2005. Variasi rata-rata
bulanan pertahunnya tidak lebih dari 2
o
C. Rendahnya suhu permukaan laut pada bulan Februari diperkirakan karena pengaruh musim hujan, adapun pada bulan
Agustus diduga karena tingginya penguapan akibat penyinaran matahari dan hembusan angin. Suhu maksimum terjadi pada bulan Mei diperkirakan karena
kuatnya penyinaran dan angin yang berhembus lemah. Sedangkan yang terjadi pada bulan Desember diduga karena perbedaan suhu air dan suhu udara yang
cukup tinggi sedangkan angin yang berhembus cukup kuat. b Pasang Surut
Tipe pasang surut perairan Kabupaten Pasir secara umum menurut data DISHIDROS-TNI AL 2003, termasuk dalam tipe pasang surut campuran dengan
dominasi pasang surut ganda yaitu dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu
hari. Pasang surut yang terjadi diperairan Teluk Apar sangat dipengaruhi oleh rambatan pasang surut yang berasal dari Laut Sulawesi bagian Utara yang berasal
dari Samudera Pasifik. Perubahan tinggi muka laut pasut perairan Teluk Apar berkisar antara 140 cm hingga 277 cm. Kisaran pasut yang besar terjadi saat
bulan purnama yang dikenal dengan pasang surut purnama, sedangkan kisaran pasang surut yang paling kecil terjadi pada saat bulan sabit yang dikenal dengan
pasang surut perbani. c Arus
Pergerakan arus suatu perairan dipengaruhi oleh berbagai faktor angin, pasang surut, perbedaan tekanan, perbedaan suhu, salinitas dan adanya gaya
coriolis. Arus yang terjadi di perairan Kabupaten pasir secara umum dipengaruhi oleh adanya angin muson, pasang surut dan perbedaan tekanan yang terjadi antara
laut Sulawesi dan Samudera Hindia. Perbedaan yang terjadi menyebabkan arus di Selat Makassar mengalir dari Utara ke Selatan.
Arah arus yang mengalir di perairan Kabupaten Pasir pada bulan Maret hingga Desember tidak jelas terlihat, kondisi ini disebabkan karena gerakan arus
di Laut Jawa didominasi oleh arus yang mengalir dari Barat dan sebagian massa air memasuki bagian Selatan dari Selat Makassar. Arus pada bulan Mei hingga
Juli umumnya mengalir kearah utara, pada bulan Agustus terdapat dua pusaran arus yang berputar yaitu disebelah Utara dan sebelah Selatan. Adapun pada bulan
September arus mengalir kearah Selatan dan pada bulan Oktober hingga Desember arus di dekat pantai yang mengalir dari arah Selatan kearah Utara
AMN-Kaltim, AMN-Pasir, 2005. d Salinitas
Perairan Teluk Apar berhubungan langsung dengan Selat Makassar sehingga kisaran salinitasnya cenderung sama, yaitu antara 31,50
o oo
- 34,50
o oo
. Salinitas
tertinggi terjadi pada bulan September yaitu sekitar 34,50
o oo
biasanya terjadi setelah berlangsungnya Musim Timur yang bertiup antara bulan Juni hingga
Agustus. Salinitas terendah terjadi pada bulan Februari dan Maret disebabkan karena tingginya curah hujan selain itu juga karena limpasan air tawar yang
berasal dari daratan yang dibawa melalui sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Apar Bappeda Kabupaten Pasir dan PKSPL IPB, 2003.
4.2.3 Daerah dan Musim Penangkapan