berarti, karena orang tersebut telah melakukan kegiatan tersebut secara berulang-ulang.
2. Pengertian Berbicara
Menurut Djago Tarigan dalam buku Kemampuan Berbahasa Indonesia
di SD
menyatakan “Berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan atau informasi melalui bahasa lisan. ”
4
Henry Guntur Tarigan menyatakan definisi berbicara, yaitu: ”
a. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang
berkembang pada kehidupan anak, yang didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan
berbicara atau berujar dipelajari.
b. Berbicara adalah sebagai suatu cara komunikator
berkomunikasi dengan komunikan untuk menyampaikan informasi atau pesan.
c. Berbicara adalah sebuah seni komunikasi dan sebuah ilmu
berbahasa. “
5
Hal senada juga diungkapkan oleh Hindun, yang menyatakan bahwa “Berbicara adalah kemampuan menyampaikan ide, gagasan, pikiran atau
perasaan dengan tujuan tertentu, yaitu agar pesan yang disampaikan dapat dipahami atau diterima oleh pendengarnya.
”
6
Suparno juga mengatakan batasan berbicara berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan oleh para pakar komunikasi, yaitu:”
a. Berbicara merupakan ekspresi diri
b. Berbicara merupakan kemampuan mental motorik
c. Berbicara merupakan proses simbolik
d. Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu
e. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif.”
7
4
Tarigan dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, 2007, h. 60
5
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung, 2008, h. 3
6
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Dasar,Depok:Nufa Citra Mandiri, 2012, h. 194
7
Suparno. dkk, Berbicara, Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. ke-2, 2007, h.13-15
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara bukan hanya sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan
suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan, ide, pikiran yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar atau penyimak.
3. Pengertian Keterampilan Berbicara
Keterampilan Berbicara menurut H.G. Tarigan adalah “Kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau
kata-kata untuk
mengekspresikan, mengatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan dan perasaan.
”
8
Arsyad dan Mukti M.S yang dikutip Isah Cahyani dan Hodijah mengemukakan bahwa
“Keterampilan berbicara adalah keterampilan dan kemampuan
mengucapkan kalimat-kalimat
untuk mengatakan,
mengekspresikan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan dan perasaan.
”
9
Jadi keterampilan berbicara adalah suatu kemahiran dalam hal berbicara yang diperoleh dengan cara mengasah potensi tersebut melalui
latihan atau rutinitas untuk mengatasi hal-hal yang menjadi hambatan sehingga makna atau tujuan pembicaraan dapat tersampaikan dengan baik.
Keterampilan berbicara siswa adalah kemampuan siswa dam menggunakan
alat komunikasi
dalam menyampaikan
dan mengekspresikan pesan berupa ide, gagasan, pikiran dan perasaan kepada
khalayak luar.
B. Tujuan Berbicara
Menurut Tarigan
tujuan utama
berbicara adalah
“Untuk berkomunikasi, agar pesan dari komunikasi tersampaikan secara
8
H.G Tarigan dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, 2007, h. 60
9
Arsad dan Mukti US dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, 2007, h. 61
efektif. ”
10
Maka dari itu pembicara harus memahami makna dari segala sesuatu yang ingin disampaikan dan pembicara juga harus mengevaluasi
efek komunikasinya terhadap pendengar. Tarigan juga menjabarkan tujuan berbicara menjadi tiga hal utama,
yaitu: 1.
Memberitahukan dan melaporkan to Inform, 2.
Menjamu dan menghibur to Entertain, dan 3.
Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan to Persuade ”.
11
Gorys berpendapat senada, tujuan umum dari komposisi bahasa lisan berbicara antara lain: “Mendorong, meyakinkan, bertindakberbuat,
membe ritahukan dan menyenangkan.”
12
Mulyana juga mengelompokan tujuan berbicara ke dalam empat tujuan, yaitu “Tujuan sosial, ekspresif, ritual dan instrumental.”
13
Tujuan sosial yang dimaksud mulyana yakni manusia sebagai makhluk sosial
menjadikan kegiatan berbicara sebagai sarana untuk membangun konsep diri, eksistensi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan dan
menghindari tekanan serta ketegangan. Tujuan ekspresif adalah bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan pembicara kepada orang
lain. Tujuan ritual adalah bahasa digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan ritual kepada penganutnya. dan tujuan instrumental
adalah berbicara digunakan sebagai alat untuk memperoleh sesuatu. Berbeda dengan pendapat di atas, Djago menggolongkan tujuan
berbicara menjadi 5 golongan, yaitu: “ 1.
Memberitahukan dan melaporkan to Inform, 2.
Menjamu dan menghibur to Entertain, 3.
Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan to Persuade, 4.
Menstimulus pendengar, dan
10
Henry G. Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbicara, Bandung: Angkasa, 2008, h. 16-17
11
Ibid, h. 16-17
12
Gorys Keraf, Komposisi, Jakarta: Nusa Indah, Cet ke- 10, 1994 h. 320-322
13
Mulyana dalam Asep Supriyana. dkk, Berbicara, Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. ke-2, 2007, h.17