C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang muncul dibatasi. Dengan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Keterampilan Berbicara yakni pada keterampilan berbicara siswa
2. Hasil Belajar Bahasa Indonesia, hasil yang diperoleh siswa kelas I MI
Unggulan Al Amanah Bedahan, Depok dalam mempelajari suatu materi dan yang diambil dalam penelitian ini adalah nilai rapot Bahasa Indonesia
semester genap tahun pelajaran 20152016.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Hubungan antara Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas I MI
Unggulan Al Amanah Bedahan Depok Semester Genap Tahun Pelajaran 20152016?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian iNi adalah untuk mengetahui Hubungan
antara Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok, Semester Genap
Tahun Pelajaran 20152016.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1.
Bagi peneliti, penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui Hubungan antara
Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia. 2.
Bagi guru, dapat memberikan informasi tentang hubungan antara keterampilan berbicara siswa denganhasil belajar Bahasa Indonesia siswa.
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis.
6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Hakikat Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Keterampilan
Soemarjadi berpendapat bahwa kata “keterampilan sama artinya
dengan kecekatan, terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar
.”
1
Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan
terampil, sedangkan seseorang yang terampil dalam suatu bidang tidak ragu-ragu melakukan pekerjaan tersebut, seakan-akan tidak dipikirkan lagi
bagaimana melaksanakannya dan tidak ada lagi kesulitan-kesulitan yang menghambat.
Soemarjadi juga mengatakan ruang lingkup keterampilan cukup luas, meliputi perbuatan berpikir, berbicara, melihat mendengar dan
sebagainya.dalam arti sempit biasanya keterampilan digunakan pada kegiatan yang berupa perbuatan.
Keterampilan juga merupakan “Kecakapan untuk menyelesaikan
tugas; bahasa ling kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, dan berbicara.
”
2
Muhibbin juga menambahkan “keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak alam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetuk, olahraga dan sebagainya.”
3
Berdasarkan definisi keterampilan dari para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan merupakan suatu keahlian yang
dimiliki seseorang dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan tanpa
1
Soemarjadi, dkk, Pendidikan Keterampilan, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1992 , h.2
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, Cet. ke-III, 2005, h.707
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet ke-19, 2014, h. 120