Tujuan Berbicara KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Menurut H.G. Tarigan, berbicara terbagi menjadi empat kategori, yaitu: ” 1. Berbicara di muka umum. Meliputi: berbicara untuk melaporkan, berbicara untuk meyakinkan, berbicara untuk merundingkan dan berbicara secara kekeluargaan. 2. Diskusi kelompok. Meliputi: kelompok resmi dan kelompok tidak resmi. 3. Prosedur parlementer 4. Debat. Meliputi: debat majelis atau parlementer, debat pemeriksaan ulangan dan debat formal atau pendidikan. “ 17

D. Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

Dalam buku Isah Cahyani dan Hodijah, Suhendar mengemukakan bahwa keterampilan berbicara siswa dapat dinilai sekurang-kurangnya ada enam hal yang harus diperhatikan, yaitu: ”1. lafal, 2. struktur, 3. kosakata, 4. kefasihan, 5. pembicaraan, 6. pemahaman.” 18 Sedangkan Sapani berpendapat mengenai penilaian keterampilan berbicara mencangkup tiga apek, yaitu: ” 1. Bahasa lisan yang digunakan, meliputi: lafal dan intonasi, pilihan kata dan struktur bahasa, serta gaya bahasa dan pragmatik. 2. Isi pembicaraan, meliputi: hubugan isi topik, struktur isi, kuantitas isi dan kualitas isi. 3. Teknik dan penampilan, meliputi: gerak-gerik dan mimik, hubungan dengan pendengar, volume suara serta jalannya pembicaraan. ” 19 Menurut Maidar G Arsyad dan Mukti M.S komponen-komponen yang perlu dinilai dalam mengukur kemampuan berbicara siswa meliputi: ” 17 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung, 2008, h. 3 18 Suhendar dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, 2007, h. 64 19 Sapani dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, 2007, h. 64 1. Faktor-faktor kebahasaan, yaitu pengucapan vocal, pengucapan konsoonan, penempatan tekanan, penempatan persendian, penggunaan nada atau irama, pilihan kata, pilihan ungkapan, variasi kata, tata bentukan, struktur kalimat, dan ragam kalimat. 2. Faktor-faktor nonkebahasaan, yaitu keberanian dan semangat, kelancaran, kenyaringan, pandangan mata, gerak gerik dan mimik, keterbukaan, penalaran, penguasaan topik. 20 Berdasarkan kajian mengenai indikator penilaian keterampilan berbicaradi atas, peneliti memilih beberapa aspek yang akan menjadi fokus penelitian. Aspek tersebut antara lain: 1. Aspek kebahasaan a. Tekanan b. Ucapan c. Kosakata d. Struktur Kalimat e. Ekspresi 2. Aspek non kebahasaan a. Keberanian b. Kelancaran Sebelum melakukan penilaian terhadap keterampilan berbicara, para siswa mendapatkan pengajaran dari guru terkait dengan kegiatan yang akan menujukan keterampilan siswa dalam berbicara. Teknik pengajaran adalah cara guru mengajarkan materi ajar. Praktik keterampilan berbicara adalah kegiatan siswa yang berisi aspek berbicara. Menurut Tarigan dalam pengajaran keterampilan berbicara siswa, guru dapat melakukan teknik pengajaran keterampilan berbicara yang nantinya akan dipraktikan oleh siswa, sepe rti :” 1. Teknik ulang ucap, 2. Lihat dan ucapkan, 20 Maidar G Arsyad dan Mukti M.S, Berbicara II, Jakarta: Karunika Universitas Terbuka, Cet. ke- 1, 1986, h. 12 3. Mendeskripsikan, 4. Subtitusi, 5. Transformasi, 6. Melengkapi Kalimat, 7. Menjawab Pertanyaan, 8. Bertanya, 9. Melanjutkan Cerita, 10. Cerita Berantai, 11. Menceritakan Kembali, 12. Percakapan, 13. Parafrase, 14. Reka cerita gambar, 15. Memberi petunjuk, 16. Bercerita, 17. Dramatisasi, 18. Bermain peran, 19. Bertelepon, 20. Wawancara, dan 21. Diskusi.” 21

E. Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu kata yang sering didengar oleh semua lapisan masyarakat, setiap orang dimulai sejak lahir tidak lepas dari belajar untuk dapat menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan serta untuk memperoleh hidup yang lebih baik dari yang sebelumnya, baik proses belajar itu sendiri maupun tidak disadari. Terdapat keragaman dalam cara menjelaskanmendefinisikan makna belajar, namun secara eksplisit maupun implisit pada akhirnya terdapat 21 Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung , 1986, h.90-128