Pengertian Berbicara Hakikat Keterampilan Berbicara

5. Menggerakan pendengar” 14 Tujuan berbicara pada umumnya ada empat, yakni:” 1. Mass Information, yakni untuk memberi informasi kepada halayak. berbicara dapat digunakan untuk menyampaikan informasi. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuanny. 2. Mass Education, yakni untuk memberi pendidikan. Biasanya fungsi ini dilakukan oleh guru kepada muridnya untuk meningkatkan pengetahuan atau oleh siapa saja yang mempunyai keinginan untuk memberi pendidikan. 3. Mass Persuasion, yakni untuk mempengaruhi. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang atau lembaga yang mencari dukungan. Seperti yang dilakukan oleh orang yang sedang bisnis. 4. Mass Entertaiment, yaitu untuk menghibur. Biasanya dilakukan oleh yang mempunyai profesi yang menghibur.” 15

C. Jenis-jenis Berbicara

Sebelum menguraikan tentang jenis-jenis berbicara, maka peneliti akan menyajikan tentang hambatan yang mempengaruhi keterampilan berbicara siswa baik hambatan dari dalam maupun hambatan dari luar. Isah cahyani mengungkapkan, yaitu:” 1. Hambatan Internal : a. ketidaksempurnaan alat ucap, b. penguasaan komponen kebahasaan yang kurang, c. kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental siswa, d. kondisi lingkungan 2. Hambatan Eksternal : a. suara atau bunyi, b. kondisi ruangan, c. media, d. pengetahuan pendengar.” 16 14 Djago Tarigan, Pengembangan Keterampilan Berbicara, Jakarta: DEPDIKBUD, 1997, h. 37- 49 15 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, h.52 16 Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, 2007, h. 63 Menurut H.G. Tarigan, berbicara terbagi menjadi empat kategori, yaitu: ” 1. Berbicara di muka umum. Meliputi: berbicara untuk melaporkan, berbicara untuk meyakinkan, berbicara untuk merundingkan dan berbicara secara kekeluargaan. 2. Diskusi kelompok. Meliputi: kelompok resmi dan kelompok tidak resmi. 3. Prosedur parlementer 4. Debat. Meliputi: debat majelis atau parlementer, debat pemeriksaan ulangan dan debat formal atau pendidikan. “ 17

D. Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

Dalam buku Isah Cahyani dan Hodijah, Suhendar mengemukakan bahwa keterampilan berbicara siswa dapat dinilai sekurang-kurangnya ada enam hal yang harus diperhatikan, yaitu: ”1. lafal, 2. struktur, 3. kosakata, 4. kefasihan, 5. pembicaraan, 6. pemahaman.” 18 Sedangkan Sapani berpendapat mengenai penilaian keterampilan berbicara mencangkup tiga apek, yaitu: ” 1. Bahasa lisan yang digunakan, meliputi: lafal dan intonasi, pilihan kata dan struktur bahasa, serta gaya bahasa dan pragmatik. 2. Isi pembicaraan, meliputi: hubugan isi topik, struktur isi, kuantitas isi dan kualitas isi. 3. Teknik dan penampilan, meliputi: gerak-gerik dan mimik, hubungan dengan pendengar, volume suara serta jalannya pembicaraan. ” 19 Menurut Maidar G Arsyad dan Mukti M.S komponen-komponen yang perlu dinilai dalam mengukur kemampuan berbicara siswa meliputi: ” 17 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung, 2008, h. 3 18 Suhendar dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, 2007, h. 64 19 Sapani dalam Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI Press, 2007, h. 64