Tanggungjawab Kepala Sekolah sebagai Manager Sekolah dalam

PGRI 56 Ciputat, “harus kami akui bahwa komitmen guru terhadap sekolah ini masih cukup jauh dari yang diharapkan, hal ini terlihat pada keseharian guru. Mereka hanya melaksanakan tugas sebatas memenuhi jam mengajar, jadi bila mereka tidak ada jam mengajar, mereka sering tidak terlihat di sekolah. Kontribusi mereka terhadap perpustakaan sekolah pun tidak terlalu nampak, hanya beberapa guru saja yang terlihat peduli terhadap koleksi perpustakaan yang nantinya digunakan oleh siswa”. 6

h. Tanggungjawab Kepala Sekolah sebagai Manager Sekolah dalam

Kegiatan Pembelajaran dan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Salah satu tugas utama kepala sekolah sebagai manager adalah bersama-sama komponen penyelenggara pendidikan yang lain dalam hal ini guru dan warga sekolah untuk melaksanakan manajemen sesuai dengan langkah-langkah minimal manajemen, yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling. Dalam kegiatan manajemen ini, kepala sekolah selaku orang yang paling berwenang dalam lembaga tersebut harus dapat memobilisasi guru dan karyawan untuk meningkatkan mutu sekolah. Sebagai head master, kepala sekolah memang menjadi pemimpin dalam segala kegiatan, namun, dalam pelaksanaan di lapangan, kepala sekolah menyerahkan urusan kegiatan penyelenggaraan perpustakaan sekolah kepada pihak yang telah diberi mandat, yaitu tenaga pengelola perpustakaan. kepala sekolah hanya menerima laporan dan melakukan supervisi atau Sidak inspeksi mendadak pada kegiatan tersebut, baik terhadap orangnya pustakawan maupun terhadap proses kegiatannya. 6 Drs. Asep Setiadi, Kepala sekolah SMA PGRI 56 Ciputat, Wawancara Pribadi: Kamis, 28 Agustus 2008 Hal yang diterapkan oleh kepala sekolah SMA PGRI 56 Ciputat selama ini adalah berusaha mengajak para warga sekolah untuk dapat mandiri dalam segala hal dan tidak terlalu terpaku pada kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Beliau menekankan adanya inovasi dan kreativitas dari warga sekolah kepada sekolah tersebut. Dahulu, masih dalam masa jabatan Asep Setiadi, SMA PGRI 56 Ciputat juga pernah melaksanakan studi komparasi dengan beberapa lembaga pendidikan sejenjang dalam hal pembinaan minat baca dan kegiatan perpustakaan. Namun, sekali lagi, hal itu pun hanya terjadi dalam sekali waktu. Dalam lingkup internal, jam baca perpustakaan atau studi perpustakaan juga pernah menjadi salah satu kebijakan di sekolah tersebut, namun nasibnya tidak berbeda jauh, yaitu tidak dapat berjalan secara continuity.

i. Hambatan yang Dihadapai SMA PGRI 56 Ciputat dalam