anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
51
Sedangkan Oemar Malik 1992 mendefinisikan, “mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada
siswa”.
52
Sedangkan Davies 1971, sebagaimana dikutip oleh Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, “mengajar adalah
suatu aktivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan menyangkut pengambilan keputusan”.
53
Mengacu pada beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang yang pada umumnya disebut sebagai guru terhadap siswa sebagai objek belajar dalam rangka membimbing siswa ke
arah yang dikehendaki untuk mewujudkan tujuan pendidikan, dan proses yang dilakukan bukan sekedar transfer of knowledge, tetapi
juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menggairahkan minat siswa terhadap pelajaran.
c. Pembelajaran
Perpaduan antara dua konsep antara belajar dan mengajar akan melahirkan konsep baru yang dikenal dengan proses belajar
mengajar atau proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
54
51
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 6
52
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, …
, h. 7
53
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, …
, h. 7
54
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab I Tentang Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 20, …
Wina Sanjaya memberikan deskripsi mengenai pembelajaran adalah sebagai berikut:
Mengajar-belajar merupakan satu istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah
suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Keterkaitan antara mengajar dan belajar diistilahkan
Dewey sebagai “menjual dan membeli” , teaching is to learning as selling is to buying.
Artinya, seseorang tidak mungkin akan menjual manakala tidak ada yang
membeli, yang berarti tidak ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seseorang belajar. Dengan
demikian, dalam istilah mengajar, juga terkandung proses belajar. Inilah makna pembelajaran.
55
Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.
56
Sedangkan E. Mulyasa
mendefinisikan pembelajaran
sebagai berikut,
“pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik”.
57
Pembelajaran adalah proses menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didik dan kegiatan
membimbing kegiatan belajar anak didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku dan kecakapan manusia melalui interaksi
antar individu atau individu dengan lingkungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang
terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran
yang telah diprogramkan baik itu yang sifatnya kognitif, afektif maupun
psikomotorik, karena
pembelajaran pada
55
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP,
Jakarta: Kencana, 2008, h. 216
56
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,…, h. 57
57
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi,
bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. Kesembilan, h. 100
umumnyabiasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan dalam usahanya mentransformasikan ilmu
yang diberikannya kepada peserta didik berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.
3. Efektifitas Pembelajaran