Praktek Menguras Tempat Penampungan Air
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang melakukan praktek menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menjadi
tempat penampungan air sebanyak 1 x seminggu dan ditemukan larva Aedes aegypti di rumahnya adalah sebesar 34 dari 53 responden 64,2. Sedangkan
responden yang melakukan praktek menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air sebanyak ≥1 x seminggu dan ditemukan
larva Aedes aegypti dirumahnya adalah sebesar 10 dari 27 responden 37. Berdasarkan hasil analisis bivariat, diperoleh bahwa nilai probabilitas p-
value sebesar 0,032, artinya pada alpha 5 terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara praktek menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menjadi tempat penampungan air sebanyak 1 x seminggu dengan adanya keberadaan larva Aedes aegypti. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai OR Odd
Ratio = 3,042, artinya responden yang melakukan praktek menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air sebanyak 1
x seminggu memiliki peluang 3,042 kali untuk ditemukannya larva Aedes aegypti di rumahnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Damyanti 2009, yang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara
praktek menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan
Kepolorejo Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan dengan p value sebesar 0,007. Penelitian Falah 2010 juga menunjukkan ada hubungan secara statistik
antara praktek mengubur barang-barang bekas dengan kejadian demam berdarah di Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dengan
dengan p value sebesar 0,0001. Gambaran praktek menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menjadi tempat penampungan air yang diperoleh dari responden di lapangan pada penelitian ini adalah sebanyak 60 responden menyingkirkan dengan
memberikan ke tukang sampahloak dan sebanyak 40 responden
menyingkirkan dengan cara membakar.
Depkes RI 1995, menyatakan bahwa salah satu cara untuk mencegah dan memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan mengubur barang-
barang bekas dan sampah-sampah lainnya yang dapat menampung air hujan sehingga tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Sebaiknya masyarakat tetap melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN di rumah dan lingkungannya. Salah satunya adalah dengan
melakukan praktek menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air paling sedikit seminggu sekali. Praktek ini dapat
dilakukan dengan cara mengubur, memberikan ke tukang sampahloak, membuat kerajinan dan cara lainnya, sehingga siklus kehidupan nyamuk dapat
dihentikan. Pihak Puskesmas dapat memberikan program penyuluhan kepada
masyarakat secara kontinu yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melakukan praktek menyingkirkan barang-barang bekas
yang dapat menjadi tempat penampungan air dan dapat memotivasi masyarakat agar dapat m
empraktekkannya dengan frekuensi yang benar, yaitu ≥ 1 kali dalam 1 minggu. Di samping itu, dalam praktek ini tokoh masyarakat juga
memiliki peranan yang penting dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat
adalah menggerakkan masyarakat melalui kegiatan kemasyarakatan, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar.