kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan, Ginanjar, 2008.
Dalam hal ukuran nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan nyata. Biasanya, nyamuk jantan memiliki tubuh lebih kecil dari pada betina
dan terdapat rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini
dapat diamati dengan mata telanjang, Ginanjar, 2008.
2. Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk termasuk hewan yang bermetamorfosis sempurna atau holometabola. Masa pertumbuhan dan perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti dibagi menjadi empat tahap, yaitu telur, larva, pupa dan nyamuk
dewasa, Soegijanto, 2006. a.
Stadium Telur
Telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk elips atau oval memanjang, berwarna hitam, berukuran 0,5-0,8 mm, tidak memiliki alat pelampung
dan terpisah satu dengan yang lain. Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual dan meletakkan telur-
telurnya satu per satu pada permukaan air, biasanya pada tepi air di kontainertempat penampungan air TPA bersih dan sedikit di atas
permukaan air. Setiap hari nyamuk Aedes aegypti betina dapat bertelur rata-rata 100 butir apabila telah menghisap darah manusia. Telur pada
tempat kering tanpa air dapat bertahan hingga 6 bulan. Telur-telur menetas dalam satu sampai dua hari menjadi larvajentik, Herms, 2006.
b. Stadium Larva
Larva nyamuk Aedes aegypti mempunyai ciri khas yakni memiliki siphon yang pendek, besar dan berwarna hitam. Tubuh larva ini langsing,
bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif dan pada waktu istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus dengan permukaan air. Larva
menuju ke permukaan air dalam waktu kira-kira setiap ½-1 menit, guna mendapatkan oksigen untuk bernapas. Larva nyamuk Aedes aegypti dapat
berkembang selama 6-8 hari, Herms, 2006. Larva
sangat membutuhkan
air yang
cukup untuk
perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Contohnya, populasi larva yang
melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam menghisap darah, Ginanjar, 2008.
Menurut Depkes RI 2005 terdapat empat tahapan pada perkembangan larva yang disebut instar. Pertumbuhan larva tersebut yaitu:
1 Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
2 Instar II : 2,5-3,8 mm
3 Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II
4 Instar IV : berukuran paling besar, yaitu 5 mm