Pembuatan Model Faktor Penentu Variabel yang Paling Berpengaruh

83

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian, yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Desain ini tidak dapat menjelaskan hubungan sebab akibat, hanya menjelaskan hubungan keterkaitan. Meskipun demikian, desain ini dipilih karena paling sesuai dengan tujuan penelitian serta efektif dari segi waktu. 2. Pemeriksaan keberadaan larva Aedes aegyipti hanya dilihat secara visual yang mengandalkan penglihatan, tanpa pengujian seperti teknik single larva method untuk memperkuat hasil. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan biaya dan waktu penelitian. 3. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori-teori dan pengembangan dari kuesioner penelitian terdahulu, sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian bukan merupakan instrumen baku. 4. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara kepada responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Sehingga kualitas data mengenai kebenaran, keakuratan dan kelengkapan data yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kejujuran, keterbukaan dan pemahaman responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan setiap variabel.

B. Gambaran Keberadaan Larva Aedes aegypti

Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD tetap ada sepanjang tahun yang berarti keberadaan vektornya yaitu nyamuk Aedes aegypti tetap ada sepanjang tahun Troyo, 2008. Memutus siklus hidupnya adalah cara yang tepat dalam mengurangi vektor DBD. DBD dapat dicegah dengan memberantas larva-larvanya jentik-jentik, Depkes RI, 2005. Survey terhadap keberadaan larva nyamuk sangat bermanfaat untuk keperluan pemberantasan penularan DBD. Survey terhadap keberadaan larva nyamuk dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan Angka Bebas Jentik ABJ di suatu daerah. Apabila suatu daerah memiliki angka bebas jentik sama atau lebih besar dari 95 kemungkinan terjadinya penularan penyakit DBD berkurang, demikian juga sebaliknya, Setyobudi, 2011. Penelitian keberadaan larva nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama tahun 2013 dilakukan dengan metode visual. Larva nyamuk dilihat dengan mata telanjang sesuai dengan petunjuk Direktoral Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2005. Pada penelitian ini, pemeriksaan keberadaan larva nyamuk Aedes aegypti dibantu oleh petugas jumantik. Hasil penelitian, ditemukan bahwa 55 dari rumah responden yang diperiksa rumahnya di Kelurahan Sawah Lama terdapat larva Aedes aegypti dan yang tidak ditemukan larva Aedes Aegypti sebanyak 45. Angka tersebut menunjukan bahwa kepadatan nyamuk di Kelurahan Sawah Lama termasuk kategori tinggi sehingga mempunyai risiko transmisi nyamuk yang cukup tinggi untuk terjadi penularan penyakit DBD. Jika dihitung ABJ dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa ABJ di Kelurahan Sawah Lama adalah sebesar 45. Hal ini sangat jauh dengan indikator ABJ yang telah ditetapkan oleh nasional dan internasional WHO, yaitu 95. Rendahnya nilai ABJ di Kelurahan Sawah Lama kemungkinan disebabkan oleh wilayah Kelurahan Sawah Lama yang cukup padat penduduk dan lingkungan yang memungkinkan untuk perkembangan siklus kehidupan nyamuk. Selain itu, perilaku masyarakat terkait pengetahuan, sikap dan tindakan praktek juga sangat berpengaruh dengan adanya keberadaan vektor penular DBD. Berdasarkan uji statistik, dapat diketahui bahwa terdapat 5 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik terhadap keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama tahun 2013, yaitu variabel pengetahuan, sikap, praktek menguras tempat penampungan air, praktek menyingkirkan barang- barang bekas dan jenis tempat penampungan air. Sedangkan 2 variabel yang tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik terhadap keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama tahun 2013, yaitu variabel praktek menutup tempat penampungan air dan keberadaan tutup pada tempat penampungan air.

C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti

1. Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan isinya termasuk manusia dan kehidupannya Keraf, 2001. Sedangkan menurut Tafsir 2004, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Manusia memiliki rasa ingin tahu, lalu mencari, hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah yang dinamakan pengetahuan. Pengetahuan responden mengenai DBD dan vektor penyebabnya serta faktor yang mempengaruhi keberadaan larva nyamuk Aedes aegypti sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit DBD serta menekan perkembangan dan pertumbuhan larva nyamuk Aedes aegypti, Ririh, 2005. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan tentang keberadaan larva Aedes aegypti dan seputar penyakit demam berdarah serta pencegahannya. Informasi mengenai pengetahuan pada penelitian ini diperoleh dari hasil jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang dan ditemukan larva Aedes aegypti di rumahnya sebanyak 24 dari 30 80. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik dan ditemukan larva Aedes aegypti di rumahnya sebanyak 20 dari 50 40.