Bagi Program Kesehatan Lingkungan

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Falah, Miftakhul. 2010. Faktor-Faktor Yang Behubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah DBD di Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang. Skripsi. Undip. Fathi., Keman, S., Wahyuni, C.U. 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2 1: 1-10. Febrianto., Muhammad Rizki. 2012. Analisis Spasiotemporal Kasus Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Ngaliyan Bulan Januari-Mei 2012. Karya Tulis Ilmiah: Undip. Ginanjar, Genis. 2008. Apa Yang Dokter Anda Tidak Katakan Tentang Demam Berdarah. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka. Green, L. W. 1980. Health Education Planning, A Diagnostic Approach Mayfield Publishing Company. USA Hairi, F., Ong, CH., Suhaimai, a. et al. 2003. A Knowledge, Attitude and Practice KAP Study on Dengue Among Selected Rural Communities in The Kuala Kangsar District. Asia Pasific Journal Public Health, 15 1: 37-43. Herms, W., 2006. Medical Entomology. The Macmillan Company, United States of America. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Buletin Jendela Epidemioogi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Keraf, A. S. Dan Dua M. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Jakarta Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia. Jakarta. Medronho, R.A., Macrini, L., Novellino, D.M. et al. 2009. Aedes aegypti Immatures Forms Distribution According to Type of Breeding Site. The American Society of Tropical Medicine and Hygiene, 80: 401-404. Nelson, M.J. et al., 1972. Seasonal Abudance of Adult and Immature Aedes Aegypti in Jakarta. Buletin Penelitian Kesehatan 4 1. Nisa, Hoirun. 2007. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: UIN Jakarta Press. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nugrahaningsih, M., Putra, N.A., Aryanta, I.W.R. 2010. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Utara. Ecotropic, 5 2: 93-97. Rahman., Deni Abdul. 2012. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah Dan Praktik 3m Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Blora Kabupaten Blora. Unnes Journal Of Public Health 2 1. Rajab,. Wahyudin. 2008. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Respati, Yunita Ken dan Soedjajadi Keman. 2007. Perilaku 3M, Abatisasi dan Keberadaan Jentik Aedes Hubungannya dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3 2: 107-118. Ririh, Y., dan Anny, V. 2005. Hubungan Kondisi Lingkungan, Kontainer dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan I 2 : 170 -182. Sandra., Mariana Ivoretty. 2010. Hubungan karakteristik individu dan kondisi tempat penampungan air TPA dengan kejadian Demam Berdarah DBD Di Kelurahan Pabuaran Kecamatan Cibinong Tahun 2010. Skripsi: UI Santoso Anif, B. 2008. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Prilaku PSP Masyarakat terhadap vektor DBD di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ekologi Kesehatan, 7 2: 732-739. Setiawan. 2002. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberadaan Jentik Aedes Pada TPA Rumah Tangga Di Kecamatan Bekasi Selatan Tahun Tahun 2001. Thesis: UI. Setyobudi,. Agus. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Di Daerah Endemik DBD Di Kelurahan Sananwetan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Prosiding Seminar Nasional, “Peran Kesehatan Masyarakat Dalam Pencapaian MDG’s Di Indonesia”. Soegijanto. S., 2003. Demam Bedarah Dengue : Tinjauan dan Temuan Baru di Era 2003. Airlangga University Press, Surabaya. Sukowati, Supratman. 2010. Masalah Vektor Demam Berdarah Dengue DBD dan Pengendaliannya di Indonesia. Puslitbang Ekologi dan Status Kesehatan. Kementrian Kesehatan. Sumantri., Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta. Kencana Susanna, D dan Terang U.J.S. 2011. Entomologi Kesehatan. Jakarta: UI Press Suyasa. 2008. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Vektor Demam Berdarah Dengue DBD di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Ecotrophic. 3 1 : 1 - 6 Suzuki, T, 1976. Distribution and Density of Aedes Aegypti in the South Pacific Dengue Newsletter South East Asia and Western Pacific Region WHO 2. Tafsir Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. Surabaya: Pt. Remaja Rosdaharya. Troyo A, Calderon-Arguedas O, Fuller Do, Solano Me, Advendano A, Arheart Kl, Chade Dd, Beier Jc. 2008. Seasonal Profiles Of Aedes Aegypti Diptera: Culicidae Larva Habitats In An Urban Area Of Costa Rica With A History Of Mosquito Control. J Vector Ecology; 331, 76-88. Tsuzuki, A., Huynh, T., Tsunida, T. et al. 2009. Effect of Existing Practices on Reducing Aedes aegypti Pre-adults in Key Breeding Containers in Ho Chi Minh City, Vietnam. The American Society of Tropical Medicine and Hygiene, 80 5: 752-757. Tumbelaka. A.R. 2004. Diagnosis Demam DengueDemam Berdarah Dengue. Dalam: Hadinegoro dan Satari. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap Cetakan Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. WHO. 1998. Demam Berdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian, Edition Asih Yasmin. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. WHO. 2007. Case Dengue in South East Asia. http:www.who.int WHO. 2009. Dengue: guideline for diagnosis, treatment, prevention and control. Geneva: WHO Press. WHO. 2010. South East Region Dengue. WHO. 2012. Case Dengue Fever. Yotopranoto, S., Sri Subekti, Rosmanida, Sulaiman. 1998. Dinamika Populasi Vektor Pada Lokasi Dengan K Asus Demam Berdarah Dengue Yang Tinggi Di Kotamadya Surabaya. Majalah Kedokteran Tropis Indonesia.Vol 9 : No. 1 -2. Lampiran 2 KUESIONER PENELITIAN Saat ini saya Mentary Putry Rendy Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian mengenai Hubungan Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan dengan Keberadaan Larva Aedes Aegypti di Kelurahan Sawah Lama Kota Tangerang Selatan Tahun 2013. Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi Ibu dalam menjawab pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan pengetahuan, pendapat dan pengalaman yang dimiliki. Terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan Ibu berpartisipasi dalam penelitian ini. Enumerator Responden LEMBAR KUESIONER No. Responden Nama Kepala Keluarga Nama Ibu Tanggal wawancara Pewawancara Alamat Rumah Jl.Gang RT RW KARAKTERISTIK RESPONDEN Umur Ibu …….. tahun Pendidikan 1. Tidak sekolah 2. Tidak tamat SD 3. SD 4. SMP 5. SMA 6. Perguruan Tinggi Pekerjaan Responden 1. Petani 2. PNS 3. Guru 4. Wiraswastausaha mandiri 5. Pegawai Swasta 6. Ibu Rumah Tangga 7. Lain-lain ……….. PENGETAHUAN A1 Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan penyakit DBD demam berdarah? 1. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang sudah menggigit penderita DBD demam berdarah 2. Penyakit yang ditularkan melalui cacing 3. Penyakit yang ditularkan melalui batuk dahak dari penderita DBD demam berdarah 4. Tidak tahu [ ] A2 Menurut Ibu, DBD demam berdarah disebabkan oleh apa? 1. Air kencing tikus 2. Gigitan nyamuk 3. Makanan dihinggapi kecoa 4. Makanan dihinggapi lalat 5. Tidak tahu [ ] A3 Menurut Ibu, apa bahaya penyakit DBD demam berdarah bagi penderita? 1. Menyebabkan kecacatan 2. Menyebabkan kebutaan 3. Menyebabkan kematian 4. Menularkan pada anggota keluarga lain 5. Tidak tahu [ ] A4 Menurut Ibu, demam penyakit DBD demam berdarah mempunyai ciri- ciri yang berbeda dengan demam pada penyakit lain, karena demam tersebut disertai? jawaban harus lebih dari 1 1. Buang air besar berdarah 2. Mimisan 3. Kulit kemerah-merahan [ ] 4. Gusi berdarah 5. Mual 6. Tidak tahu A5 Menurut Ibu, nyamuk DBD demam berdarah senang hinggap dimana? jawaban harus lebih dari 1 1. Pakaian yang tergantung 2. Tempat yang gelap 3. Dekat cahaya lampu 4. Di air 5. Tidak tahu [ ] A6 Menurut Ibu, dimanakah tempat berkembangbiaknya nyamuk DBD demam berdarah? jawaban harus lebih dari 1 1. Bak mandi 2. Dispenser 3. Ember 4. Tempat minum burung 5. Batang bambu 6. Selokan 7. Rawa-rawa [ ] A7 Menurut Ibu, bagaimana ciri-ciri nyamuk DBD demam berdarah? 1. Warna merah bintik-bintik putih 2. Warna hitam bintik-bintik putih 3. Warna coklat bintik-bintik putih 4. Tidak tahu [ ] A8 Menurut Ibu, kapan waktu nyamuk penyebab DBD demam berdarah biasa menggigit orang? 1. Pagi 09.00-10.00 dan sore 16.00-17.00 2. Pagi 09.00-10.00 dan siang 12.00-13.00 [ ] 3. Pagi 09.00-10.00 dan malam 19.00-20.00 4. Siang 12.00-13.00 dan malam 19.00-20.00 5. Tidak tahu A9 Menurut Ibu, apa kepanjangan 3M? 1. Mengubur, menguras, membersihkan 2. Membunuh, membakar, menimbun 3. Mengubur, menutup, menguras 4. Tidak tahu [ ] A10 Menurut Ibu, apa cara mencegah penyakit DBD demam berdarah? jawaban harus lebih dari 1 1. Pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M 2. Menggunakan kelambu 3. Membiarkan air menggenang 4. Menggunakan obat nyamuk 5. Menggantung baju di pintu 6. Penyemprotan lingkungan fogging 7. Tidak tahu [ ] A11 Menurut Ibu, apa saja program puskesmas tentang DBD demam berdarah? jawaban harus lebih dari 1 1. 3M 2. Juru pengawas jentik 3. Fogging pengasapan 4. Penyebaran bubuk abate 5. Tidak tahu [ ] A12 Menurut Ibu, kapan sebaiknya dilakukan foggingpengasapan? 1. Saat ada yang sakit demam berdarah 2. Saat hari-hari biasa 3. Saat setelah musim hujan [ ] 4. Tidak tahu A13 Menurut Ibu, pada musim apa terjadi DBD demam berdarah? 1. Musim kemarau 2. Musim dingin 3. Musim hujan [ ] A14 Menurut Ibu, tindakan apa yang dilakukan jika ada anggota keluarga yang terkena DBD demam berdarah? jawaban harus lebih dari 1 1. Membiarkan saja 2. Membawa ke dokter 3. Dirawat di rumah 4. Membawa ke Puskesmas 5. Membawa ke mantridukun 6. Membawa ke rumah sakit [ ] SIKAP No Pertanyaan Sikap Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju A15 Demam berdarah harus dicegah dengan pemberantasan sarang nyamuk. A16 Pemberantasan sarang nyamuk tidak perlu dilakukan jika tidak ada yang sakit demam berdarah. A17 Pemberantasan sarang nyamuk adalah tugastanggung jawab masyarakat. A18 Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk perlu peran serta masyarakat secara terus menerus. A19 Masyarakat harus melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing. A20 Tokoh masyarakat perlu mengajakmenyuruh masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk. A21 Setiap warga tidak perlu mengingatkan tetangganya untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk. A22 Saya mau berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti dalam rangka pemberantasan sarang nyamuk. A23 Jika di rumah warga ada kasus deman berdarah, tetangga tidak perlu ikut melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya karena itu merupakan tugas tenaga kesehatan. A24 Saya lebih suka melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah sendiri daripada penyemprotan yang dilakukan oleh pemerintah. PERILAKU 3M Praktek Menguras Tempat Penampungan Air NO Pertanyaan Kode A25 Berapa kali Ibu menguras tempat penampungan air? 1. Paling sedikit seminggu sekali [ ] 2. Paling sedikit dua minggu sekali 3. Paling sedikit sebulan sekali 4. Lainnya … A26 Bagaimana cara Ibu menguras bak mandi? jawaban boleh lebih dari 1 1. Menggosok dinding bak mandi 2. Mengganti air saja 3. Memberi anti septik pada air bak 4. Membiarkan saja 5. Tidak tahu 6. Lainnya … [ ] A27 Jika Ibu punya vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lain sejenis yang bisa menimbulkan genangan air. Apakah ibu mengganti airnya, jika ya, berapa kali? 1. Paling sedikit seminggu sekali 2. Paling sedikit dua minggu sekali 3. Paling sedikit sebulan sekali 4. Lainnya … [ ] Praktek Mengubur Barang-Barang Bekas A28 Apakah Ibu melakukan kegiatan mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menimbulkan genangan air? 1. Ya 2. Tidak [ ] A29 Jika ya, bagaimana cara ibu memperlakukan barang bekas? 1. Dikubur 2. Diberikan ke tukang sampahloak [ ] 3. Dibuat kerajinan 4. Dibakar 5. Lainnya … A30 Berapa kali Ibu menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air? 1. Kurang dari 1 kali dalam seminggu 2. Lebih dari 1 kali dalam seminggu [ ] Praktek Menutup Tempat Penampungan Air A31 Apakah setelah selesai menggunakan tempat penampungan air biasanya ditutup kembali secara benar tertutup rapat? 1. Iya 2. Tidak [ ] KETERSEDIAAN TUTUP A32 Apakah terdapat tutup pada tempat penampungan air di rumah Ibu? 1. Ya 2. Tidak [ ] Pertanyaan Tambahan A33 Apakah di lingkungan ibu terdapat petugas Jumantik? 1. Ya 2. Tidak [ ] Lampiran 3 LEMBAR OBSERVASI KONDISI TEMPAT PENAMPUNGAN AIR RUMAH TANGGA OBSERVASI KEBERADAAN LARVA N o Jenis Tempat Penampungan Air Keberadaan Jentik Ketersediaan tutup Keterangan Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada 1 Bak mandi a. Air keruh b. Jernih 2 Ember a. Air keruh b. Jernih 3 Tempayan a. Air keruh b. Jernih 4 Dispenser a. Air keruh b. Jernih 5 Ban bekas berisi air a. Air keruh b. Jernih 6 Vas bunga a. Air keruh b. Jernih 7 Tempat minum burung a. Air keruh b. Jernih 8 Pot tanaman air a. Air keruh b. Jernih 9 Kalengbarang bekas berisi air a. Air keruh b. Jernih 10 Batang bamboo a. Air keruh b. Jernih 11 Penampungan air belakang kulkas a. Air keruh b. Jernih 12 Lainnya ……………….. a. Air keruh b. Jernih Beri tanda V pada jawaban yang sesuai Lingkari jawaban yang sesuai Jumlah TPA Responden = ……………………………. Jumlah TPA yang Dibersihkan = ……………………………. LAMPIRAN 4

A. Univariat

1. Dependen Keberadaan Larva

larva Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid ada larva 44 55.0 55.0 55.0 tidak ada larva 36 45.0 45.0 100.0 Total 80 100.0 100.0

2. Independen

a. Pengetahuan

pengetahuan1 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid kurang 30 37.5 37.5 37.5 baik 50 62.5 62.5 100.0 Total 80 100.0 100.0

b. Sikap

c. Menguras

menguras Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 kali seminggu 35 43.8 43.8 43.8 = 1 kali seminggu 45 56.2 56.2 100.0 Total 80 100.0 100.0

d. Menyingkirkan

- Gambaran perlakuan perlakuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Loak 48 60.0 60.0 60.0 Dibakar 32 40.0 40.0 100.0 Total 80 100.0 100.0 sikap2 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid negatif 39 48.8 48.8 48.8 positif 41 51.2 51.2 100.0 Total 80 100.0 100.0 - Menyingkirkan Menyingkirkan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1xseminggu 53 66.2 66.2 66.2 =xseminggu 27 33.8 33.8 100.0 Total 80 100.0 100.0

e. Menutup

menutup Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak menutup 63 78.8 78.8 78.8 menutup 17 21.2 21.2 100.0 Total 80 100.0 100.0

f. Ketersediaan tutup

ketersediaan tutup Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak punya tutup 57 71.2 71.2 71.2 punya tutup 23 28.8 28.8 100.0 Total 80 100.0 100.0

g. Jenis TPA

TPA Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tpa sehari2 62 77.5 77.5 77.5 tdk sehari2 18 22.5 22.5 100.0 Total 80 100.0 100.0

B. Bivariat 1.

Pengetahuan pengetahuan1 larva Crosstabulation larva Total ada larva tidak ada larva pengetahuan1 kurang Count 24 6 30 within pengetahuan1 80.0 20.0 100.0 baik Count 20 30 50 within pengetahuan1 40.0 60.0 100.0 Total Count 44 36 80 within pengetahuan1 55.0 45.0 100.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2- sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Pearson Chi-Square 12.121 a 1 .000 Continuity Correction b 10.559 1 .001 Likelihood Ratio 12.777 1 .000 Fishers Exact Test .001 .000 Linear-by-Linear Association 11.970 1 .001 N of Valid Cases b 80 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.50. b. Computed only for a 2x2 table Risk Estimate Value 95 Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for pengetahuan1 buruk baik 6.000 2.082 17.292 For cohort larva = ada larva 2.000 1.363 2.936 For cohort larva = tidak ada larva .333 .157 .706 N of Valid Cases 80

2. Sikap

sikap2 larva Crosstabulation larva Total ada larva tidak ada larva sikap2 negatif Count 28 11 39 within sikap2 71.8 28.2 100.0 positif Count 16 25 41 within sikap2 39.0 61.0 100.0 Total Count 44 36 80 within sikap2 55.0 45.0 100.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2- sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Pearson Chi-Square 8.673 a 1 .003 Continuity Correction b 7.399 1 .007 Likelihood Ratio 8.855 1 .003 Fishers Exact Test .004 .003 Linear-by-Linear Association 8.564 1 .003 N of Valid Cases b 80 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.55. b. Computed only for a 2x2 table