Jenis Tempat Penampungan Air

8. Responden di Kelurahan Sawah Lama sebagian besar 77,5 memiliki jenis tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari. 9. Ada hubungan antara pengetahuan dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama dengan p value sebesar 0,001. 10. Ada hubungan antara sikap dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama dengan p value sebesar 0,004. 11. Ada hubungan antara praktek menguras tempat penampungan air dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama dengan p value sebesar 0,013. 12. Ada hubungan antara praktek menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama dengan p value sebesar 0,032. 13. Tidak terdapat hubungan antara praktek menutup tempat penampungan air dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama dengan p value sebesar 0,099. 14. Tidak terdapat hubungan antara ketersediaan tutup pada tempat penampungan air dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama dengan p value sebesar 0,621. 15. Ada hubungan antara jenis tempat penampungan air dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama dengan p value sebesar 0,007. 16. Variabel yang paling dominan terhadap keberadaan larva Adedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama tahun 2013 adalah variabel pengetahuan, karena memiliki nilai B dan OR lebih tinggi dibandingkan dengan variabel lain.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Memberikan KIE Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit deman berdarah dengue DBD, cara pencegahannya dan cara mengobatinya. Hal ini dapat dilakukan melalui program TOT Training of Trainer antara Puskesmas kepada Kader. Keterlibatan Kader diharapkan dapat lebih efektif dalam meningkatkan perilaku pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan kepada masyarakat adalah seperti penyuluhan, leaflet dan media lainnya.

2. Bagi Kelurahan

Tokoh masyarakat sebaiknya dapat turut serta dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya, dengan cara menggerakkan masyarakat melalui kegiatan kemasyarakatan, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar minimal seminggu sekali.

3. Bagi Program Kesehatan Lingkungan

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan penelitian gabungan antara kuantitatif dengan pendekatan kualitatif sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keberadaan larva Aedes aegypti.