Pengaruh Responsiveness Terhadap Kepuasan Pasien

171 RSUD Cut Meutia yang dapat dinilai melalui adanya rasa terjamin akan terpenuhinya keinginan dilayani dengan baik. Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa secara umum masyarakat menaruh keyakinan dan kepercayaan akan kemampuan petugas di RSUD Cut Meutia untuk menyembuhkan penyakit mereka. Keyakinan dan kepercayaan biasanya muncul karena adanya pengalaman sebelumnya yang akhirnya menumbuhkan keinginan masyarakat untuk kembali datang ke rumah sakit tersebut. Namun kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah karena terbatasnya jumlah dokter spesialis di rumah sakit tersebut. Hal ini tentunya membutuhkan analisa yang lebih mendalam agar RSUD Cut Meutia dapat menjaga kepercayaan dan keyakinan dari masyarakat.

4.3.4 Pengaruh Responsiveness Terhadap Kepuasan Pasien

Hasil analisis multivariat dengan uji regresi linear berganda didapat nilai koefisien regresi = 0,403, p = 0,011p 0,05, hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel responsiveness X1.3 yang membahas tentang tindakan yang tanggap pada saat pasien membutuhkan, cepat dalam menyelesaikan keluhan pasien serta memberikan informasi yang jelas pada pasien mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien Y rawat inap RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Hizrani 2003 di salah satu rumah sakit di Jakarta, juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara 172 Fia Transtrianingzah 2006 pada Bank Muamalat Cabang Solo dimana variabel responsiveness merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah. Parasuraman et al. Dalam Tjiptono 2005 juga menguatkan bahwa daya tanggap yang merupakan bagian dari dimensi kualitas pelayanan berpengaruh terhadap harapan pelanggan atas jasa yang diberikan oleh suatu perusahaan. Dari hasil penelitian di lapangan tentang responsiveness menunjukkan pasien puas akan kecepatan pelayanan yang diberikan petugas di RSUD Cut Meutia, dokter jaga selalu tersedia dan informasi dari petugas disampaikan dengan jelas. Namun masih ada juga pasien yang merasa kurang puas dikarenakan untuk meminta bantuan perawat selalu membutuhkan waktu yang lama misalnya untuk mengganti cairan infus yang telah kosong, perawat selalu menghilang terutama pada malam hari dan dokter selalu menjawab seadanya saja bila ditanya tentang penyakit. Hal ini berarti bahwa semakin baik kesediaan pelayanan kesehatan untuk membantu pasien dan memberikan pelayanan yang segera tanggap, tentunya akan meningkatkan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Cut Meutia. Dalam konteks hasil penelitian ini, peningkatan aspek pelayanan responsineness ketanggapan tersebut dapat pula diartikan selayaknya perencanaan strategis yang dilaksanakan masih harus meningkatkan variabel ini melalui pengembangan staf tenaga kesehatan secara khusus bagi penumbuhkembangan daya tanggap yang semakin baik. Deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa daya tanggap dokter dan perawat serta tenaga para medis di RSUD Cut Meutia Universitas Sumatera Utara 173 dipandang pasien belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan pasien sebab terkadang dokter ataupun perawat kurang siap sewaktu pasien membutuhkan pertolongan, selain itu kemampuan memberikan penanganan kepada pasien terkadang agak lambat serta pemberian informasi tentang penyakit yang diderita oleh pasien kurang akurat. Oleh karena itu faktor daya tanggap dari dokter, perawat dan tenaga medis tersebut perlu ditinjau kembali. Dari hasil wawancara dengan kepala RSUD Cut Meutia diperoleh jawaban bahwa : “Kita sebagai pimpinan sudah memberikan arahan kepada para pegawai kita untuk bersikap ramah dan cepat tanggap terhadap kebutuhan pasien. Tapi mungkin ada konsumen yang ingin pelayanan yang lebih padahal situasinya kurang tepat, sehingga muncullah penilaian bahwa petugas kurang tanggap. Begitupun kami akan terus melakukan pembenahan kepada para petugas, terutama memberikan pemahaman tentang konsep pelayanan kepada publik”

4.3.5 Pengaruh Tangibility terhadap Kepuasan Pasien