Kualitas Pelayanan Kesehatan Kualitas Pelayanan Kesehatan

128

2.3.4. Kualitas Pelayanan Kesehatan

Kualitas pelayanan kesehatan merupakan gabungan dari dua suku kata yaitu kualitas dan pelayanan kesehatan. Lebih lanjut Wijono 1999 menjelaskan: ”Kualitas pelayanan kesehatan diterima dan didefinisikan dalam banyak pengertian. Kualitas pelayanan kesehatan dapat semata-mata dimaksudkan adalah dari aspek teknis medis yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dengan pasien saja, atau kualitas pelayanan kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk manajemen administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya.” Tracendi 1988 mengemukakan bahwa salah satu isu yang paling kompleks dalam dunia pelayanan kesehatan adalah penilaian kualitas. Ruang lingkupnya sangat luas, mulai dari kemungkinan derajat kesempurnaan perfectability teknik intervensi klinik sampai peranannya dalam menurunkan angka mortalitas. Ada yang berpendapat bahwa kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat dinilai dari mortalitas operasi atau dari angka infeksi nosokomial. Ada pula yang berpegang dari derajat pemanfaatan tempat tidur atau jumlah kunjungan ke poliklinik. Parasuraman, et.all, Lupiyoadi, 2001, mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima. Definisi ini telah diterima dan digunakan secara luas dan umum. Kualitas Pelayanan juga dibangun atas adanya perbandingan dua factor utama yaitu: tanggapan pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan dan diinginkan. Universitas Sumatera Utara 129 Perlu diperhatikan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang diproduksi secara baik dan benar bermakna bahwa produk tersebut selain mampu memuaskan pelanggan, ia juga harus sesuai dengan standar yang ada dalam proses produksinya. Hal ini berarti ada perbedaan antara penilaian kualitas yang diberikan oleh customer dengan yang diberikan oleh produsen. Hal ini sejalan dengan pendapat Roberts dan Prevost dalam Azwar 1996 yang menyatakan bahwa ada perbedaan dimensi dalam penilaian kualitas yaitu : 1. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, yaitu mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas dengan pasien, keprihatinan dan keramah tamahan petugas dan kesembuhan penyakit yang sedang diderita. 2. Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan yaitu mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan teknologi atau otonomi profesi pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien. 3. Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan yaitu mutu pelayanan yang lebih terkait pada dimensi efisiensi pemakaian sumber dana, kewajaran pembiayaan kesehatan, dan kemampuan pelayanan kesehatan mengurangi kerugiaan penyandang dana pelayanan kesehatan. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan serta disisi Universitas Sumatera Utara 130 lain tata cara penyelenggaraannya haruslah sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 131

BAB III METODE PENELITIAN