Pengaruh Empaty terhadap Kepuasan Pasien

164 X1.5 = Empaty a = Konstanta= 7,083 b l - b 5 = Koefisien e = Error Persamaan ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kualitas pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa variabel empaty memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap kepuasan pasien rawat inap RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara terbukti dari besarnya koefisien variabel empaty yaitu 1,034 yang mana lebih besar dari koefisien variabel kualitas pelayanan yang lain.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Empaty terhadap Kepuasan Pasien

Hasil analisis multivariat dengan uji regresi linear berganda didapat nilai koefisien regresi = 1,034, p = 0,000 p 0,05, hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel empaty X1.5 yang diterapkan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien Y rawat inap RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Variabel empaty perhatian merupakan salah satu tolak ukur yang senantiasa mendapatkan penilaian khususnya dalam upaya meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap layanan kesehatan di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Penanganan secara personal merupakan satu nilai tambah yang akan meningkatkan kualitas Universitas Sumatera Utara 165 pelayanan jasa yang dapat memuaskan pasien. Kebutuhan setiap pasien untuk berkomunikasi baik dengan dokter dan petugas, berkonsultasi mengenai penyakit yang mereka derita dan motivasi yang lebih bagi kesembuhan pasien adalah cara yang baik bagi cepatnya proses penyembuhan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Lukasyanti 2006 di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan juga menemukan hasil yang sama, perhatian empaty berpengaruh signifikan terhadap keputusan pasien untuk menggunakan jasa pelayanan di rumah sakit tersebut yang juga berarti berpengaruh terhadap kepuasannya. Hasil penelitian juga dilakukan oleh Zuhar E. Sirait 2008 di RSU Kota Sabang yang menemukan adanya pengaruh signifikan dimensi empathy perhatian terhadap kepuasan pasien rawat inap. Deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa komponen yang paling menunjang baiknya faktor empaty perhatian di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara adalah kemampuan dokter dalam berkomunikasi dengan pasien, sedangkan komponen yang perlu mendapat perhatian adalah perhatian secara individu dari dokter dan perawat serta kemampuan berkomunikasi dari para perawat dalam melayani pasiennya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Parasuraman dkk. dalam Tjiptono 2005 yang menyatakan bahwa perhatian merupakan bagian dari dimensi mutu pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan palanggan jasa. Dalam konteks hasil penelitian ini, peningkatan aspek empaty tersebut menjadi salah satu dimensi strategis untuk dijaga sustainibilitasnya sehingga akan membawa manfaat bagi semakin membaiknya pelayanan bidang kesehatan di Kabupaten Aceh Utara. Rasa empaty yang diterima oleh pasien dari petugas rumah Universitas Sumatera Utara 166 sakit, baik dokter maupun perawat, setidaknya dapat mengurangi rasa cemas dan sedih pasien karena penyakit yang dideritanya yang dapat diwujudkan dalam bentuk perlakuan yang lebih ramah, motivasi dan dukungan moral lainnya. Dari jawaban responden mengenai perhatian dokter RSUD Cut Meutia menunjukkan bahwa ada responden merasa tidak puas atas perhatian yang diberikan oleh dokter di RS ini dikarenakan dokter hanya berbicara sedikit dan seperlunya saja, kurang senyum dan memeriksa hanya sebagai kewajiban saja, serta perawat yang lebih suka duduk ngobrol dibanding memperhatikan pasiennya yang sedang dirawat. Namun pasien juga merasa puas dikarenakan perhatian yang diberikan oleh dokter dan perawat kepada mereka. Dapat disimpulkan bahwa empaty yang dimiliki oleh petugas di RSUD Cut Meutia dinilai belum memuaskan. Dalam meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan, rumah sakit harus memperhatikan semua aspek kualitas termasuk dari aspek perhatian empaty. Aspek ini diukur dengan memperhatikan persepsi pasien terhadap pelayanan yang diterimanya. Ini berarti rasa empaty yang tinggi yang ditunjukkan oleh dokter maupun perawat yang bertugas memegang peranan yang sangat penting sebagai indikator berkualitas atau tidaknya pelayanan yang diberikan.

4.3.2 Pengaruh Reliability Terhadap Kepuasan Pasien