Kualitas Pelayanan Kesehatan dari Aspek Tangibility Bukti Fisik Kualitas Pelayanan Kesehatan dari aspek Reliability Kehandalan

148

4.1.6 Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan

Variabel penelitian ini terdiri dari lima variabel bebas yang terdiri dari bukti fisik X1 1 , kehandalan X1 2 , ketanggapan X1 3 , jaminan X1 4 dan perhatian X1 5 serta satu variabel terikat yaitu kepuasan pasien Y. Data-data dari variabel ini diungkap menggunakan kuesioner. Gambaran dari masing-masing variabel bukti fisik X1 1 , kehandalan X1 2 , ketanggapan X1 3 , jaminan X1 4 dan perhatian X1 5 yang ada di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara dapat dilakukan dengan analisis deskripsi frekuensi. Berikut ini disajikan hasil analisis deskripsi frekuensi variabel kualitas pelayanan dan kepuasan pasien yang ada di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.

4.1.6.1 Kualitas Pelayanan Kesehatan dari Aspek Tangibility Bukti Fisik

Variabel tangibility atau yang dipahami sebagai suatu gambaran penampilan sarana fisik atau gedung, standar peralatan serta cara berpakaian staf pada sebuah instansi yang ada menjadi salah satu fokus analisis secara deskriptif dalam penelitian ini. Keterangan jawaban yang telah dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden penelitian menjelaskan gambaran aspek kualitas pelayanan yang mencakup tangibility dapat dilihat pada Tabel 4.4: Universitas Sumatera Utara 149 Tabel 4.4 Distribusi Kualitas Pelayanan Kesehatan dari Aspek Tangibility di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2010 No Bukti Fisik Jumlah orang Persentase 1 Sangat Tidak Baik 5 5,2 2 Tidak Baik 4 4.3 3 Kurang Baik 18 18.9 4 Baik 52 54.8 5 Sangat Baik 16 16.8 Jumlah 95 100.0 Sumber : Data penelitian yang diolah, 2010. Secara deskriptif dapat dijelaskan melalui tabulasi jawaban responden penelitian ini bahwa sebenarnya dalam fokus aspek tangibility tersebut pelayanan yang telah dilaksanakan di RSUD Cut Meutia masih perlu dilakukan upaya pengembangan kapasitas terutama dalam hal kemampuan unit pelayanan pelayanan misalnya terdeskripsikan dalam pemanfataan sarana fisik di ruang rawat inap. Dari hasil observasi dilapangan masih ditemukan keluhan pasien terhadap kurang bersihnya kamar mandi rumah sakit serta pemanfaatan tempat sampah yang kurang baik. Walaupun dari aspek tangibility sudah dikategorikan sudah baik namun perbaikan terhadap penyediaan fasilitas fisik rumah sakit perlu diperbaiki lagi, sehingga pasien akan merasa lebih nyaman.

4.1.6.2 Kualitas Pelayanan Kesehatan dari aspek Reliability Kehandalan

Pembahasan secara deskriptif selanjutnya dijelaskan mengenai perwujudan aspek reliability yang tentunya memiliki keterkaitan yang erat dengan keberadaan Universitas Sumatera Utara 150 kualitas pelayanan rawat inap yang dilaksanakan di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Gambaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5: Tabel 4.5. Distribusi Kualitas Pelayanan Kesehatan dari Aspek Reliability di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2010 No Bukti Fisik Jumlah orang Persentase 1 Sangat Tidak Baik 9 9.5 2 Tidak Baik 7 7.3 3 Kurang Baik 37 39.0 4 Baik 39 41.1 5 Sangat Baik 3 3.1 Jumlah 95 100.0 Sumber : Data penelitian yang diolah, 2010. Berbeda dengan kenyataan aspek penilaian sebelumnya, fokus reliability yang memiliki keterkaitan erat dengan kualitas pelayanan di unit rawat inap RSUD Cut Meutia justru menyatakan kondisi kurang baik. Keterangan responden tersebut dapat dilihat pada tabulasi jawaban di atas yang menjelaskan bahwa pilihan alternatif jawaban secara rata-rata menunjukkan persentase yang negatif yakni sebesar 44,2 responden menyatakan baik sehingga aspek reliability masih dikategorikan kurang baik sebesar 55,8. Pihak RSUD Cut Meutia masih perlu lebih meningkatkan kualitas pada aspek reliability untuk lebih meyakinkan masyarakat akan pelayanan yang ditawarkan. Universitas Sumatera Utara 151

4.1.6.3 Kualitas Pelayanan Kesehatan dari Aspek Responsiveness Ketanggapan