perempuan yang menjadi sebab putusnya perceraian. Ketiga, perempuan yang menikah dalam akad tidak sah syubhat.
28
4. Kadar Pemberian Nafkah Iddah
Mengenai kadar dalam pemberian nafkah iddah ini, penulis tidak menemukan jumlahnya secara pasti. Namun para ulama Mazhab sepakat bahwa
nafkah untuk istri itu wajib, yang meliputi tiga hal: pangan, sandang, dan papan. Mereka juga sepakat besar-kecilnya nafkah tergantung pada keadaan kedua belah
pihak. Kalau suami-istri orang berada, maka nafkah yang wajib diberikan adalah nafkah orang berada, kalau mereka tidak mampu, maka nafkahnya disesuaikan
pula dengan itu. Yang dimaksud d engan kadar “berada” dan “tidak berada”-nya
istri adalah kadar berada dan tidaknya keluarganya, yakni kadar kehidupan keluarganya.
29
Dalam hal keadaan mereka berbeda menurut Maliki dan Hanbali apabila yang satu kaya dan lainnya miskin maka besar nafkah yang ditentukan adalah
setengah-setengah antara dua hal itu.
30
Imam Syafi ’I dan para sahabatnya berkata, “Nafkah itu harus ditentukan
dan dibatasi. Hakim dan mufti tidak perlu melakukan ijtihad dalam hal ini. Yang
28
Muhahmmad Muhyial-Din Abdal-Hamid, Al Ahwal As Syakhsiyah Fi As Syari’ah Al
Islamiyah, Beirut: Dar al-Kitab al- ‘Arabi, 1404 H1989 M, h. 349.
29
Muhammad Jawad Mughniyah, al-Ahwal as- Syakhshiyyah ‘Ala al-Mazahib al-
Khamsah Ja’fari-Hanafi-Maliki-Syafi’I-Hanbali, h. 107.
30
Ibid, h. 107.
menjadi pertimbangan dalam hal ini adalah kondisi suami seorang, apakah dia itu kaya atau miskin. Kondisi istri dan kecukupannya tidak perlu dipertimbangkan”.
31
Di kalangan Hanafi terdapat dua pendapat. Pertama, diperhitungkan berdasar kondisi suami-istri, dan yang kedua dengan berdasar kondisi suami
saja.
32
B. Mut’ah Menurut Fiqih
1. Pengertian Mut’ah
Kata Mut’ah berasal dari kata
عتم -
عتْمي
yang berarti membawa pergi. Jika
kata Mut’ah digabung dengan kata Thalaq
اَطلا عْتم
maka artinya adalah
barang-barang pemberian kepada istrinya yang ditalaknya.
33
Dari pengertian kata mut’ah dari bahasa Arab ini dapat dipahami bahwa mut’ah dalam talak adalah
suatu pemberian yang diberikan oleh suami kepada mantan istrinya sebagai penghibur.
Pengertian kata mut’ah dalam bahasa Indonesia dikutip dari kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan sebagai sesuatu uang, barang, dsb yang diberikan
suami kepada istri yang diceraikannya sebagai bekal hidup penghibur hati bekas istrinya.
34
31
Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshari al-Qurthubi, al- Jami’ al-Ahkam al-
Qur’an, juz 18, jilid 9, Beirut: 1995, h. 158.
32
Muhammad Jawad Mughniyah, al-Ahwal as- Syakhshiyyah ‘Ala al-Mazahib al-
Khamsah Ja’fari-Hanafi-Maliki-Syafi’I-Hanbali, h. 107-108.
33
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakaraya Agung, h. 409.
34
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa edisi keempat, h. 945.