Pengertian Nafkah Iddah Nafkah Iddah Menurut Fiqih

3. Pandangan Ulama Tentang Hukum Membayarkan Nafkah Iddah a. Wanita Dithalak Raj’i Wanita yang dithalak raj’I berhak mendapat nafkah dan tempat tinggal berdasarkan ijma’ ulama. Ia masih sebagai istri dengan dalil firman Allah SWT, …     … Artinya: “…dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, …”. QS. Al- Baqarah 228 Dari potongan ayat Al- Qur’an di atas diketahui bahwa suami yang mentalak istrinya talak raj’i masih memiliki hak ruju’ kepada istrinya selama dalam masa menanti iddah, dan istrinya yang dithalak tersebut masih dianggap sebagai istrinya selama dalam iddah. Sehingga ketentuan dalam Al- Qur’an surat Al-Baqarah ayat 233 masih berlaku bagi suami tersebut.  …               …  Artinya: “… dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara maruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya …”. Qs. Al-Baqarah [2]: 233 Potongan ayat ini menyatakan bahwa suami berkewajiban untuk memberi nafkah kepada istri baik dari segi makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Ketentuan ayat ini berlaku kepada suami yang menthalak istrinya raj’i karena istri tersebut masih dianggap sebagai istrinya meskipun sudah tidak penuh lagi.

b. Wanita Dithalak Ketika Sedang Hamil

Jika dia tengah berada dalam kondisi hamil, maka diwajibkan untuknya nafkah dengan berbagai jenisnya yang berbeda menurut kesepakatan para fuqaha. 10 Hal ini berdasarkan Firman Allah SWT, dalam QS. At-Thalaq [65] ayat 6.                      …  Artinya . “Tempatkanlah mereka para isteri di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. dan jika mereka isteri-isteri yang sudah ditalaq itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,…”. Qs. At-Thalaq[65]: 6 Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah mengisyaratkan kepada suami- suami yang menceraikan istri mereka untuk memberikan tempat tinggal, nafkah untuk memudahkan kehidupan istrinya, terlebih ketika istri tersebut sedang hamil. Asyhab mengutip dari Imam Malik: “suami harus keluar dari istri yang telah diceraikannya, jika dia memang sudah menceraikannya, dan dia pun harus meninggalkan istri yang diceraikannya itu dalam rumah. Hal ini berdasarkan 10 Wahbah Zuhayli, al-Fiqhu al-Islami Wa Adillatuhu juz 9, Damasyqi: Darul Fikri al- Ma’ashir, 2004, h. 7203.